deux.

8K 800 36
                                    

ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
Bodoh sekali aku memutuskan untuk ikut dengan Mark dan Caraka ke tempat jahanam ini. Wow disini banyak melon dan semangka rupanya, racau Rajendra dalam hati ketika melihat suasana didalam bar malam itu. Untuk melon dan semangka itu ya.. hmm.. ia tidak sengaja melihat dan memperhatikan dada para wanita disana. Tolong jangan salahkan Rajendra, salahkan saja baju kekurangan bahan para wanita itu.

Rajendra yang sedari tadi mengintili Mark dan Caraka dari belakang seperti anak ayam itu hanya memperhatikan sekitarnya, bar ini terlihat sangat elit dimana para pengunjungnya memakai baju serta barang keluaran merk ternama. Sedangkan ia sendiri hanya memakai kemeja hitam satin yang dipadukan dengan celana bahan warna hitam juga, ia berterima kasih pada Caraka yang menyarankannya untuk memakai baju seperti ini, namun ia juga ingin mengumpati Caraka habis-habisan karena ia jadi objek pemandangan beberapa pria gara-gara baju ini.

"Welcome sir, Mr. Emiliano and others have been waiting." sapa salah satu pekerja sembari membukakan pintu ruangan VVIP tersebut.

"Oh wow.." gumam Rajendra saat melihat dekorasi serta suasana ruangan VVIP tersebut.

Ruangan itu terlihat elegan dan mewah, dimana dindingnya dicat berwarna hitam, pernak-pernik dari kaca yang terpajang dimana-mana, lantai granit yang terlihat sangat licin, minuman mahal yang memenuhi rak-rak didinding, fasilitas yang sangat beda, dan lainnya. Sayangnya ruangan itu terlalu remang-remang untuk Rajendra yang gemar sekali memasang lampu tumblr banyak-banyak dikamarnya.

"Wow, look who's coming." sambut seorang lelaki bertubuh tegap dan ramping juga berkulit putih bersih.

"Ssup, kid." balas Mark ketika keduanya berjabat tangan, namun lelaki itu langsung mengulas tatapan sinisnya.

"I'm not a kid anymore! Namaku itu Chenle tahu!" elak lelaki bermata sipit dan berambut blonde itu.

Lalu tatapannya itu beralih pada Caraka yang ada disamping Mark, "Who's this?" tanya Chenle dengan tatapan penasarannya.

"Oh, perkenalkan, dia kekasihku. His name is Caraka, from Indonesia." ucap Mark sembari merangkul pinggang Caraka dengan posesif, membuat Rajendra yang ada dibelakang mereka memasang ekspresi ingin muntah.

"Damn, hi Caraka! Aku Chenle, sahabat dari kekasih beralis camarmu ini." sapa Chenle dan langsung dibalas dengan ramah oleh Caraka.

Namun mata sipit itu tertarik pada satu objek yang sedang berdiri dengan kikuknya dibelakang Mark dan Caraka, ia sampai melongokkan kepalanya kesamping untuk melihat objek itu dengan jelas.

"Lalu, itu siapa?"

"Oh! He's Caraka's bff, aku mengajaknya kemari karena suatu alasan." ucap Mark setelah ia menyingkir sedikit agar tidak menutupi Rajendra.

Yang diperkenalkan pun tersenyum kikuk, "Hi, I'm Rajendra. You're Chenle, right?"

"Yap, aku Chenle! Tadi apa..? Ra, Ra..."

"Rajendra."

"Ugh, whatever. I'll just call you with Jen." ucap Chenle putus asa, lidahnya itu terlalu susah untuk menyebut nama lokal Rajendra. Setelahnya Chenle segera menghampiri Rajendra dan merangkul pundak yang lebih tinggi sedikit darinya itu.

"Come, aku akan mengenalkan mu pada yang lain." ajak Chenle sembari memboyong Rajendra pada sekelompok lelaki yang tengah duduk santai di sofa.

Sebenarnya disebut sekelompokan juga tidak sih, pasalnya disana hanya terdapat tiga orang dan ketiganya sibuk dengan kegiatan serta minumannya masing-masing.

"Yoyoyo, everybody! Lihat siapa yang ku bawa." ucap Chenle dengan heboh.

Dua diantara ketiga lelaki disana pun mengalihkan perhatiannya pada Chenle dan juga lelaki yang ia rangkul itu, Axel serta Andy pun mengangkat sebelah alisnya penasaran.

Le favori d'Edgar.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang