cinq.

5.6K 688 15
                                    

ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
Cupp.

Kecupan manis di pagi hari itu mendarat dengan mulus di dahi Rajendra yang tengah terlelap, si pemberi kecupan pun tersenyum lembut sembari mengusap surai lebat milik Rajendra.

"Selamat pagi anak Mama!" bisik wanita cantik paruh baya itu.

Rajendra yang mendapatkan ucapan selamat pagi yang manis dari sang Ibu pun menggeliat pelan, ia mengulas senyuman manisnya walaupun kedua mata bulatnya masih terpejam karena masih merasa lelah setelah perjalanannya dari Prancis ke Indonesia.

"Umm.. pagi Mama cantiknya Rajen." balasnya dan mendapat cubitan gemas di kedua pipinya dari sang Ibu.

"Bangun yuk sayang, kita sarapan dulu.. Mama udah masakin nasi goreng spesial sama sambal goreng hati sapi loh."

"Huhu emang gak salah Rajen pulang ke Indo, kangen banget sama masakan Mamaaa~" rengek Rajendra yang dilebih-lebihkan membuat sang Ibu tertawa kecil.

"Makanya ayo sekarang bangun! Udah pada nunggu kamu loh dibawah." ucap sang Ibu sembari menarik kedua tangan putranya itu sampai bangkit dari posisinya.

Rajendra pun terduduk diatas ranjangnya sembari berusaha membuka lebar-lebar mata mengantuknya itu lalu menggaruk lehernya pelan, gerak-gerik sang Ibu yang tengah membuka tirai jendela dikamarnya itu pun tidak lepas dari pandangannya. Ia kembali mengulas sebuah senyuman kecil sebelum akhirnya bergegas menuju kamar mandi, ia harus mencuci wajah bantalnya dulu sebelum bertemu dengan Ayah, Kakak, serta Adiknya karena saat ia sampai dirumah semalam ia tidak sempat bertemu dengan mereka semua.

Setelah dirasa wajahnya sudah terlihat segar dan terlihat lebih baik, ia pun segera pergi menuju ruang makan dengan langkah yang ringan. Dari anak tangga dari atas ia bisa mendengar obrolan menyenangkan dan juga tawaan yang bersumber dari anggota keluarganya, alis tebal milik Rajendra pun mengangkat heran, tumben sekali pagi-pagi seperti ini keluarganya sudah berisik seperti ini.

Akhirnya Rajendra pun memutuskan untuk mempercepat langkahnya dan ia bisa melihat semua anggota keluarganya sudah berkumpul di ruang makan, dengan langkah tergesa ia melangkah menuju sang Papa dan memeluk leher lelaki paruh baya itu dengan erat dari samping.

"Papaaaaa, huhu, Rajen kangen!!" ucap Rajendra dengan manja, tak lupa ia juga mendusalkan hidungnya diceruk leher sang Papa.

Sang Papa yang mendapat pelukan hangat dari putra keduanya itu pun terkekeh pelan sembari mengusak surai lembut milik anaknya, "Bayinya Papa! I miss you, son."

"Hu'um, I miss you too Papa!"

Interaksi antara kedua orang itu membuat perasaan semuanya menghangat, Johnny selaku kakak sulung dikeluarga itu pun langsung berdehem pelan.

"Sama Abang ngga kangen?" tanya Johnny sembari melipat kedua tangannya didepan dada, Rajendra yang mendengar pertanyaan dari kakak sulungnya itu langsung beranjak dan mendekati Johnny dengan gesit.

Ia juga merentangkan tangannya lebar-lebar dengan eskpresi lucunya membuat Johnny terkekeh pelan lalu membuka kedua tangannya lebar-lebar agar adik keduanya itu bisa masuk ke pelukannya.

"Abangggg.. adek kangenn, kangen digendong sama abang, kangen minta duit sama abang—" celoteh Rajendra setelah ia memeluk badan sang Kakak.

"Oh, minta duitnya juga dikangenin?"

"Hehehe, ngga gituu, adek bercanda."

Selanjutnya Rajendra berpindah pada sang Adik yang paling bungsu, ia pun langsung memeluk Jidan (sang Adik) dengan erat sembari menggoyang-goyangkan pelukannya membuat Jidan mengerang kesal, namun sekesal apapun ia tidak sampai hati untuk melepas pelukan dari kakak keduanya yang jarang pulang itu.

Le favori d'Edgar.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang