quatre.

5.9K 746 43
                                    

ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
"Tidak ada yang ketinggalan?" tanya Caraka sebagai pembuka percakapan antara dirinya dan Rajendra yang sedari tadi sibuk mengabsen bawaannya.

"Hm! Aku hanya membawa tiga pasang baju, pakaian dalam, perangkat gadget, dan satu sepatu." jawab Rajendra sembari meresleting tas khusus gymnya. Ia tidak mau repot-repot membawa koper rupanya.

"Hei, kau kan disana akan lama. Kenapa bawa barang sedikit sekali?"

"Sshh Raka, I'll just buy anything with this!" elak Rajendra sembari menunjukkan dompetnya serta kartu ATM miliknya yang terdapat disaku case ponselnya.

"Yayaya, dasar Tuan tidak mau repot."

"Hehehe, ah apa aku tidak usah membawa tas sekalian ya?"

"Dasar sinting, terserah mu lah!"

Akhirnya Caraka pun memilih untuk melengos pergi dan menghampiri kekasihnya yang sedang menonton televisi, ia pun langsung duduk disebelah kekasihnya lalu menyandarkan kepalanya dipundak tegap sang kekasih.

"Dia sudah siap?" tanya Mark sembari mengusap lembut rambut Caraka.

"Sudah, dia hanya membawa sedikit barang di tas gymnya bahkan dia sempat berpikiran untuk tidak membawa tas. Rajendra itu memang aneh."

"Caraka lebih aneh." sahut Mark dengan jahil.

"Kata siapa? Mark yang lebih aneh." balas Caraka sembari memberikan sebuah cubitan kecil dipinggang Mark.

"Hahah, we're the weirdos."

Baru saja Caraka ingin membuka mulutnya kembali, tetapi Rajendra yang sudah kelewat semangat untuk kepulangannya ke Indonesia itu menginterupsinya.

"Listen, you two, selama aku pergi tolong jaga kebersihan dan kesucian rumah ini. Kalau kalian merasa sudah saatnya untuk memasuki musim kawin silahkan langsung memasuki kamar Caraka, pergi ke tempat Mark, atau lakukanlah dimanapun asalkan jangan diruang tamu, dapur, ruang membaca, rooftop, apalagi kamar ku! Intinya kalau bisa sih jangan dirumah ini kecuali kamar Caraka, aku tidak mau saat pulang nanti malah mencium bau seks dari kalian berdua yang menguar dimana-mana. Dengar tidak?!" ucap Rajendra panjang lebar.

"Ya aku paham." balas Mark.

"Nope, aku dan Mark akan bercinta diseluruh sudut rumah ini. Kami juga akan bercinta diatas ranjangmu!" balas Caraka dengan ekspresi tengilnya.

"Sialan Caraka!" dengus Rajendra, Mark sendiri hanya bisa tersenyum geli melihat pertengkaran kecil antar sahabat itu.

"Tenang saja Rajendra, kekasihku ini hanya bergurau."

Ting tong!

Bel rumah mereka berbunyi membuat Rajendra mengernyit heran, bukankah taxi yang ia pesan barusan masih cukup jauh? Cepat sekali sampainya, pikirnya.

Tak ingin membuat si pemencet bel menunggu lama akhirnya ia memilih untuk membuka pintu, Rajendra menaikkan sebelah alisnya ketika melihat sosok berjas hitam lah yang memencet bel rumahnya.

"Cari siapa?" tanya Rajendra was-was.

"Apakah anda Tuan Rajendra?"

Kernyitan kembali muncul di dahi Rajendra, ia pun menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

"Ya itu aku, ada perlu apa? Apakah kau supir taxi yang ku pesan barusan?"

Caraka yang sedari tadi memperhatikan interaksi Rajendra dan orang berjas hitam itu secara diam-diam hanya menepuk dahinya sendiri, sahabatnya itu bodoh sekali sih, mana ada supir taxi memakai setelan jas licin seperti itu. Sedangkan Mark yang ada disebelahnya hanya terkekeh pelan sembari mengelus pinggang Caraka yang ada direngkuhannya.

Le favori d'Edgar.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang