Chapter 9

167 30 4
                                        

Aku tidak dapat menjelaskan situasi apa yang tengah terjadi. Tidak kusangka bahwa kali ini seluruh keluarga Van Xannders ikut hadir di perjamuan yang terbilang cukup privat.

Mungkin hanya kurang dari lima puluh orang tamu yang hadir, tidak seperti di acara sebelumnya. Ketika mataku tidak sengaja melirik ke arah sebelah kanan, sosok Taeson memandangiku dengan tatapan yang entah mengapa penuh dengan kekhawatiran.

Dia tidak pernah menunjukan ekspresi seperti itu sebelumnya, dan tentu hal ini membuatku merasa bahwa ada sesuatu yang akan terjadi.

"Baiklah, karena sudah hampir setengah jam berlalu. Tentu kami selaku tuan rumah tidak ingin menyita waktu anda sekalian yang sangatlah berharga"

"Dia ayah Kaireen" rasa ingin tahu yang sebelumnya berkeliaran di otakku terjawab ketika Sehun berbisik tepat di telinga sebelah kananku.

Kurasakan dekapan Sehun mengerat pada pinggangku. Dia sedikit mengeram ketika sosok Kaireen berdiri dan menghampiri ayahnya seraya memandang ke arah kami dengan senyuman yang entah kenapa seolah meremehkan.

"Mungkin untuk selanjutnya putra kami yang akan menjelaskan"

"Terima kasih Ayah"

Kulihat Kaireen membungkukan badannya sedikit. Pada kondisi ini dia terlihat memiliki manner yang baik, tapi tentu tidak akan menghapus image buruknya yang sudah tertanam di fikiranku.

"Perkenalkan semuanya nama saya Kaireen Xenanzio Alexis, oh yaa sebelum itu saya ingin mengucapkan selamat datang untuk nona Jung Krystal yang berkenan hadir di pertemuan hari ini"

Dia memandangiku dengan tatapan persis ketika kami bertemu di acara sebelumnya. Tapi ada hal yang membuatku begitu terganggu, kulihat raut wajah keluarga Xandders tidak terlihat begitu ramah, tidak terkecuali Aireen yang selama ini kutahu jarang menunjukan ekspresi.

"Saya tidak ingin berbasa-basi. Masalah ini juga sudah di bicarakan pada pertemuan sebelumnya."

Kaireen berjalan mendekat kearah kami. Wajahnya terlihat sumringah dan senyumnya semakin melebar ketika dia berada tepat dihadapanku.

"Saya tahu nona Krystal tidak mengetahui bahwa dia adalah tokoh utama dalam acara hari ini. Dia begitu sayang pada servant nya. Bukankah sangat langka?"

Kurasakan tarikan halus yang membawa tubuhku jatuh kedalam dekapan Kaireen. Dia mengetatkan rengkuhanya dan aku cukup kesulitan untuk melepaskan diri begitu saja.

"Hey! Jangan berani-berani memancing keributan di sini Leonidas"

Kaireen mencoba mencegah Sehun yang seolah menunjukan ketidaksukaanya atas perlakuan Kaireen. Aku dapat mendengar helaan napas yang begitu berat.

"Kalian lihat kan nona Krystal begitu menawan untuk menjadi seorang istri bukan hanya sekedar pelayan. Saya hanya berharap jika para dewan memiliki kebaikan hati untuk mengabulkan permintaan saya yang mungkin cukup mulia"

Aku menatap Kaireen dan dia membalas tatapanku dengan senyumannya yang entah kenapa tidak terlihat menyebalkan seperti biasanya. Semuanya masih terasa samar, dan aku sama sekali tidak berkeinginan untuk menerka-nerka.

"Bukankah sangat lancang, mengambil apa yang dimiliki orang lain Kaireen" Suaranya menggema beriringan dengan bunyi derit kursi yang memekak telinga.

Dia menarik ku hingga terlepas dari rengkuhan Kaireen dengan sekali sentakan.

"Sungguh tidak punya sopan santun" ucap Kaireen mencemooh.

"Bercerminlah" sahut Sehun.

Aku tidak ingin mengatakan apapun, karena itu hanya akan menambah masalah, fikirku.

Plok!Plok!Plok!

"Tidak kusangka dua pewaris klan vampire yang paling berpengaruh, memperebutkan satu orang gadis manusia. Bukanlah sangat menarik?"

Tiba-tiba sudah ada seorang pria paruh baya yang berdiri diantara kami. Dia memakai jubah berwarna merah maroon dengan beberapa aksesoris seperti rantai kepang kecil yang melintang sepanjang dadanya. Rambutnya panjang tergerai dan terlihat berkilau.

Dia memiliki postur yang hampir sama dengan ayah Sehun. Tapi ada satu hal yang membuatku bertanya-tanya. Kenapa semua orang yang hadir mendadak berdiri dari kursinya dan sedikit merendahkan tubuhnya, tidak terkecuali Kaireen.

"Kamu masih saja angkuh Leo"

Sehun adalah satu-satunya orang yang masih mempertahankan posisinya. Dia sama sekali tidak terlihat memberi hormat pada sosok yang bahkan tidak ku ketahui identitasnya.

"Saya hanya bertindak sesuai dengan apa yang saya rasa benar"

"Sehun jaga perkataanmu, maafkan anak saya Laurdi" itu suara tuan Donhandson. Raut wajahnya terlihat khawatir dan sedikit ketakutan.

Apa dia adalah sosok yang sangat ditakuti, hingga semua orang menaruh hormat padanya?

"Dia hanya pria tua yang suka bertindak semaunya"

Aku segera menatap Sehun, sejak kapan dia bisa melakukan telepati?

Karena yang kutahu tidak ada satupun orang yang bereaksi dengan apa yang diucapkan Sehun baru saja.

"Tenanglah Don, aku sungguh menyukai vampire muda yang tidak punya rasa takut seperti Leo"

"Tapi tentu dia perlu diberi sedikit pelajaran, supaya tahu diri" lanjut pria paruh baya itu.

"Aku takut" bisikku pada Sehun, dia tidak mengatakan apapun, tapi merasakan genggaman tangannya di jemariku membuatku merasa bahwa semuanya akan baik-baik saja.

"Bersiaplah Kaireen. Kamu akan menghadapi Leonidas di Antaresta besok malam"

Seketika tubuh Sehun sedikit menegang, aku dapat merasakannya di jarak yang sedekat ini. Aku tidak tahu apa yang dimaksud pria itu. Tapi setelah melihat raut wajah dari para tamu yang hadir, aku sadar bahwa itu bukanlah hal yang cukup baik.

"Tuhan kuharap Sehun akan baik-baik saja" batinku.

♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧
Servant of Vampire
♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧

Servant of VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang