Chapter 3

433 54 0
                                    

Ketika aku dan Sehun hampir sampai diambang pintu, Kaireen sudah menghadang jalan kami dengan senyum angkuhnya. Sehun refleks menghentikan langkahnya dan memasang senyuman yang entah kenapa begitu membuatku takut. Tapi Kaireen tidak merasa terintimidasi, bahkan pemuda itu dengan lancang menarikku hingga jatuh ke dalam pelukannya.

"Bukankah ini masih terlalu awal untuk pulang? Bahkan acara utama belum dimulai"

Kaireen semakin mengeratkan rengkuhannya pada tubuhku dan tentu aku mencoba berontak dengan mendorong pundaknya menggunakan kedua tangan. Lemah! itulah kenyataan yang membuatku merutuk dalam hati.

Kenapa aku begitu tidak berdaya?

Dan kenapa aku tidak memiliki kekuatan yang cukup hanya untuk melindungi diri?

Dugaanku tepat sebelumnya bahwa Kaireen adalah salah satu orang yang harus kuwaspadai dan hindari. Ketika aku masih sibuk melepaskan diri dari rengkuhan Kaireen, tiba-tiba tubuhku melayang dan kini aku melihat sosok Sehun yang sudah memasang wajah begitu masam.

"Kamu memang berniat membuka peti matimu sendiri Kaireen Xenanzio Alexis!" suara Sehun terdengar lebih berat dan menakutkan dari yang pernah aku dengar. Ini sungguh gawat, tapi ada satu hal yang ingin sekali aku lakukan sejak tadi. Bolehkah aku sekali saja memukul wajah Kaireen yang entah kenapa seolah mencari keributan?

"Keep calm dude!" ujar Kaireen, kulihat pemuda berambut cokelat itu merapihkan jasnya yang anehnya masih rapih seperti saat pertama aku bertemu dengannya. Lalu untuk apa dia bertingkah seperti itu?

"Aku hanya memintamu untuk sedikit menakutinya bukan menyentuhnya sembarangan. Dia adalah miliku!" suara Sehun terdengar penuh penekanan, tapi bukan itu yang menjadi fokusku.

Aku mempermasalahkan ucapannya. Ternyata si bodoh ini memang berniat membuatku ketakutan. Dia lagi-lagi bertingkah menyebalkan di kondisi yang tidak tepat.

"Wah kalau begitu aku minta maaf. Ternyata aku salah mengartikan ucapanmu sobat" Kaireen berjalan menghampiri kami dan dengan santainya pemuda itu merangkul bahu Sehun seolah ketegangan tadi tidak pernah terjadi.

Memang Sehun lelaki brengsek, pemuda itu bahkan dengan mudahnya melupakan kejadian tadi dan menyeretku untuk kembali masuk ke hall utama.

"hah!"

"Kenapa menghela nafas seperti itu?"

"Nafasku hanya sedikit sesak" dustaku, berbohong adalah opsi pertama yang akan aku lakukan ketika berhadapan dengan Sehun. Rasanya kebohonganku semakin hari terus bertambah. Sehun adalah penyebabnya, begitu fikirku.

"Sangat lemah" jawabnya dengan nada mencemooh yang terdengar begitu menyebalkan. 
.
.
.
Auranya mendadak berubah dan aku merasa jika ini bukanlah suatu kondisi yang dapat dikatakan baik-baik saja. Sehun mencengkram tanganku begitu kuat hingga pergelanganku seperti mati rasa.

Ketika kami sampai di depan mobil yang terparkir seolah tengah menanti, pemuda itu mendadak berhenti, dan dengan gerakan yang begitu cepat aku sudah berada digendongannya. Otakku dipenuhi dengan berbagai macam pertanyaan seperti,

Apa yang terjadi padanya?

Kenapa dia begitu marah?

Disaat tengah berkutat dengan pemikiran yang memenuhi kepalaku, Sehun berbisik tepat ditelingaku. Aku bersumpah bahwa kata-katanya adalah hal yang tidak pernah aku ingin dengar selama ini.

Perubahan sikapnya bermula ketika para kepala keluarga vampire golongan bangsawan menyepakati sebuah perjanjian dan mengumumkannya ketika Kaireen resmi menjadi pemimpin keluarga Alexis.

Aku tidak tahu apa yang mereka ucapkan, bahasa mereka sama sekali tidak aku pahami. Setelah melihat wajah Sehun yang seperti itu aku dapat menyimpulkannya bahwa semuanya tidak baik-baik saja.

"Kamu tidak takut kan?" ujarnya mendadak dan itu cukup membuatku terkejut.

"Sejujurnya aku merasa takut. Tapi itu tidak akan mengubah apapun"

Sepertinya kekesalan membuatku dapat berbicara lancang seperti barusan. Masa bodoh dengan kemarahannya. Seharusnya dia paham siapa yang harusnya marah sekarang.

"Begitukah?" ada nada meremehkan yang terdengar dari ucapannya. Si bodoh ini memang selalu membuatku tidak habis fikir.

"Tidakkah kamu penasaran tentang apa yang mereka katakan setelah Kaireen resmi menjadi pimpinan keluarga Alexis?"

"Se.sedikit. Aku tidak merasa harus tahu tentang apa yang tidak berhubungan denganku" ucapku.

"Tidak ada hubungannya? Khe! Bahkan kamu adalah pemeran utama dari perjanjian yang akan kami sepakati"

Sehun tidak berbohong, itu yang berusaha kutepis. Dia bicara begitu serius dan terselip keputusasaan dalam setiap perkataannya, semua berdasarkan apa yang kurasakan dan kulihat.

"Lalu apa hubungannya denganku y..young master?" ucapku gugup. Aku melihat dia mengerutkan dahi dan seperti berfikir keras.

Dia membuatku semakin penasaran dengan keterdiamannya dalam waktu yang cukup lama. Tapi apa yang bisa kulakukan selain menunggu? Aku tidak bisa memaksanya jika masih sayang nyawa.

"Kaireen menginginkan adanya pertukar dan.." Sehun menjeda ucapanya seraya menghela nafas kasar. "Dia menginginkanmu"

Sekali lagi hidupku dipenuhi dengan segala hal yang datang dengan tiba-tiba dan sulit kutolak.


♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧
Servant Of Vampire
♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧

Servant of VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang