Wajahnya tepat berada dihadapanku ketika kami memasuki kamar. Tatapannya sedikit lebih lembut dan itu membuatku merasa aneh.
"Kamu tidak takut dengan ucapan adikku tadi? Apa tidak ada yang aneh dengan reaksi keluargaku ketika mengatakan bahwa bibir adikku akan terbakar jika dia mencoba menghisap darahmu?"
Aku menggeleng karena memang tidak ada yang kuketahui dengan pasti, semua hanya dugaan dan belum tentu kebenarannya.
"Kamu ini bodoh atau hanya pura-pura tidak tahu?"
"Aku sungguh tidak tahu young master" ucapku penuh keyakinan. Kulihat ada senyum disudut bibir Sehun, sepertinya dia merasa puas dengan jawabanku.
"Baiklah setelah ini akan kujelaskan semuanya. Si Don tua itu telah menungguku dan aku tidak ingin membuat dia bertambah marah"
Aku merasa lucu mendapati perubahan ekspresi di wajah Sehun ketika membicarakan sosok ayahnya. Tapi tentu semua kutahan, tidak mungkin aku menertawakannya ketika dia berada di sekitarku, itu namanya mencari masalah.
"Tetap berada dikamarmu dan jangan lupa untuk menutup pintunya"
Aku mengangguk dan tepat setelahnya kurasakan bibirnya yang dingin menyentuh keningku. Bukankah terlihat romantis. Bahkan otakku yang kelewat random memikirkan bagaimana jika nanti kami memang benar-benar terikat dalam ikatan yang lain bukan hanya sebatas kontrak pelayan - majikan.
"Dasar gadis aneh"
Setelahnya Sehun menghilang dari pandangan mataku. Sepertinya ada yang tidak beres dengan otakku akhir-akhir ini. Dan aku perlu kembali menata ulang fikiranku serta menanamkan doktrin bahwa "Aku dan Sehun berbeda, Mustahil bagi kita untuk terus bersama". Sepetinya itu cukup ampuh. Kuharap tekad ini tidak akan goyah sekalipun pesona Sehun tidak dapat kuelak.
Tapi ada hal lain yang saat ini menjadi kekhawatiranku. Selepas kepergian Sehun sosok Taeson hadir sambil menatapiku dengan tatapan penuh arti. Aku bahkan tidak dapat menghalanginya masuk kedalam kamarku. Taringnya memanjang dan aku sedikit takut lantaran khawatir pemuda itu akan berbuat yang aneh-aneh.
"Tidak kusangka kamu begitu menikmati peran menjadi pelayan Vampire, atau mungkin jalang lebih tepatnya" Dia semakin berjalan mendekat ke arahku dan karenanya aku melangkah mundur untuk memperlebar jarak diantara kami.
"Kamu tahu jika semua ini tidaklah adil bagiku!" Nada suaranya semakin meninggi dan tanpa kusadari jarak diantara kami begitu dekat hingga kurasakan harum nafasnya dihidungku.
Aku sedikit sulit bernafas dan tenggorokanku mendadak kering. Disaat seperti ini aku berharap Sehun secepatnya datang. Setidaknya aku lebih merasa aman berada disekitar Sehun dibandingkan dengan Taeson.
"Kamu tahu Krys tidak pernah aku begitu menginginkan seorang perempuan seperti ini. Terlebih dia adalah manusia. Tapi kenapa ayah selalu saja memberikan semuanya kepada Sehun termasuk dirimu"
Suaranya terdengar lirih dan aku tidak tahu harus menanggapi seperti apa atas ucapan Taeson. Aku bingung tapi rasa takut lebih mendominasiku.
"Ini sungguh tidak adil" tatapan kami bertemu. Kulihat wajahnya berubah sendu. Tapi apa yang setelahnya dilakukan Taeson membuatku tidak dapat berkata apapun. Dia mencium bibirku. Tangannya mengunci kedua tanganku begitu kuat. Aku tidak bisa melawannya. Air mataku seketika mengalir ketika ciumannya berubah menjadi lumatan kasar yang membuat bibirku mati rasa.
"Berniat kehilangan taringmu adikku?"
Tautan kami terlepas dan kini aku mendapati diriku berada dalam dekapan Sehun. Dia merengkuhku dalam dekapannya yang entah mengapa begitu erat.
Dihadapanku sosok Taeson memandang ke arah kami dengan tatapan penuh benci.
"Sial!" ujarnya dan pergi begitu saja meninggalkanku dengan Sehun. Bahkan dia membanting pintu kamarku hingga suara debaman terdengar memekak telinga.
"Kamu memang penggoda ulung Jung"
Lagi-lagi sifat menyebalkan itu muncul. Sehun selalu saja melontarkan kata-kata merendahkan dari bibirnya.
"Aku tidak menggoda adikmu. Dia sendiri yang tiba-tiba masuk tanpa permisi kedalam kamarku"
Aku tidak dapat menyembunyikan kekesalanku. Masa bodoh Sehun akan marah nantinya. Aku cukup kesal dengan sikap adiknya dan kini ditambah lagi dengan betapa menyebalkannya dia yang tidak dapat membaca situasi.
Bukankah menenangkanku yang setengah shock dia malah mengataiku perempuan penggoda.
"Kali ini moodku sedang bagus. Jadi kumaafkan sikap kurang ajarmu barusan Jung" dia memajukan wajahnya tepat didepan wajahku. Sinar matanya begitu dingin dan meyeramkan.
Bodoh karena aku tidak bisa mengendalikan emosiku. Karena kulihat taring Sehun memanjang dan tepat setelahnya dia mendorongku hingga tubuhku mendarat dengan sempurna diatas ranjang. Giginya yang runcing menembus kulit leherku bahkan dia dengan berani menyentuh beberapa area sensitifku.
Tuhan, aku salah karena telah mengusik seorang monster.
♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧
Servant Of Vampire
♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧

KAMU SEDANG MEMBACA
Servant of Vampire
FanfictionSegalanya berubah setelah ulang tahunnya yang ke-17, tepatnya ketika purnama di bulan Oktober disebuah kamar diruang bawah tanah rumahnya.