~Mansion Keluarga Alexis~
Tujuh Jam sebelum Antaresta.
Kaireen terlihat gelisah, dia tidak menyangka bahwa Laurdi akan bertindak sejauh ini. Pada awalnya dia hanya berfikir bahwa semua akan dilakukan dengan rapat tinggi dewan saja.
Dia memiliki banyak alasan logis untuk dapat membawa Krystal Jung ke sisinya. Ada jurnal yang ditinggalkan oleh Shofie de Yemmanuel. Dia baru mendapatkan jurnal itu ketika tanpa sengaja mengunjungi sebuah desa tua sekitar lima puluh yang lalu, ada seorang kakek petapa yang memberikan sebuah Jurnal usang berlapiskan kulit berwarna hitam padanya.
"Tugasku sudah selesai"
Dia mendengar samar suara kakek itu sebelum sosoknya hilang dari pandangan matanya. Kaireen kebingungan, dan yang hanya bisa dia lakukan adalah secepat mungkin menyelesaikan misinya. Dia akan meminta bantuan pada gurunya untuk membantu menganalisa jurnal yang saat ini berada ditangannya. Ada sebuah ukiran yang tercetak disampul jurnal itu.
Setelah hampir dua hari dia menjalankan misi perdamaian, langkah kakinya segera tertuju pada ruangan yang terletak dilantai ketiga Mansion Alexis. Ketika membuka pintu mahoni yang dicat berwarna coklat keemasan, Kaireen mendapati seorang vampire paruh baya yang tengah sibuk dengan beberapa buku yang tersusun seperti menara.
"Apa kabar guru?"
Pria itu menoleh, kemudian memberikan isyarat pada Kaireen untuk segera mendekat kepadanya.
"Kufikir ada sesuatu yang kamu inginkan dariku anak muda" Pria itu tersenyum, kulit wajahnya memang telah menua dan dipenuhi dengan keriput, menunjukan bahwa eksistensinya sudah ada begitu lama di semesta ini.
"Hanya menganalisa sebuah jurnal, apakah itu terlalu sederhana untuk guru?"
Kaireen mendengar tawa yang menggema. Dia segera menyerahkan sebuah Jurnal dari balik mantel cokelat yang dikenakannya sejak satu hari yang lalu.
"I..ini bagaimana kamu bisa mendapatkannya?"
Ada raut terkejut yang Kaireen tangkap dari wajah gurunya. Kenapa dia bereaksi seperti itu? Dugaannya waktu itu memang tidak sepenuhnya salah, dia memang merasa bahwa itu bukanlah sebuah Jurnal biasa.
"Seorang petapa memberikanku Jurnal ini ketika kami tanpa sengaja bertemu di Skyfall hills, aku sama sekali tidak memahami aksara kuno, jadi kufikir guru adalah orang yang tepat untuk membantuku saat ini"
Pemuda itu mengisi kursi kosong yang letaknya tidak jauh dari meja baca gurunya. Dia menunggu dengan tenang ketika Louisse mengambil beberapa buku usang yang tersimpan rapi di rak besi yang terletak dibagian pojok ruangan. Ada sekitar lima buku yang mungkin terdiri dari dua ribu halaman.
Kaireen berinisiatif membantu, namun niatnya urung ketika melihat gestur penolakan secara halus dari gurunya.
"Kufikir Jurnal itu sudah benar-benar lenyap bersama pemiliknya, tidak kusangka Shofie meninggalkan jejaknya"
Kaireen mengerutkan dahinya, dia tidak merasa asing dengan nama yang disebutkan gurunya.
Apakah Shofie legenda vampire keturunan Dewa Apollo?
"Tidak mungkin dia kan?"
Louisse terkekeh kemudian dia menyerahkan salah satu buku yang sebelumnya ada ditangannya.
"Bacalah ini Kaireen. Kamu tidak perlu membaca keseluruhannya. Cukup dua lembar terakhir dan itu akan sedikit membantumu untuk mengerti"
Dia mengambil buku yang memiliki sampul berwarna cokelat keemasan. Betapa terkejutnya dia ketika membaca sebuah kalimat dengan format penulisan yang berbeda, hurufnya timbul dan ditulis dengan tinta berwarna merah pudar.
"Sudahkah kamu memikirkan strategi untuk menghadapi Leon?"
Dia kembali kepada realita, suara ayahnya seketika mengaburkan kilasan balik kejadian di masa lalu.
Dia tidak mengambil beberapa tindakan sebelumnya. Tidak ada yang dapat Kaireen lakukan, dia terus menunggu kelahiran calon istrinya hampir 100 tahun. Tidak disangka takdir mempertemukan mereka pada keadaan yang sulit.
Krystal sudah menjadi milik penerus keluarga Xandders. Setelah sekian lama pencarian yang dilakukan akhirnya menemukan hasil.
Wajar saja selama ini keberadaan keturunan keluarga Bougni sulit sekali dideteksi. Rupanya keluarga Xandders memasang selubung untuk dapat menyembunyikan hawa keberadaan mereka.
"Aku tidak percaya diri menghadapi Sehun"
Dia memberikan pernyataan yang membuat ayahnya memasang wajah masam.
"Ketidakpercayaan pada diri sendiri adalah awal kehancuran. Apa kamu tidak mengingat kata-kata yang diucapkan kakekmu dan gurumu dulu?"
Kaireen mengehela nafasnya pelan. Dia tahu betul bagaimana kekuatan Sehun. Sudah lama sejak pertarungan mereka dahulu dan Sehun menang telak, lantas tidak menutup kemungkinan pemuda itu akan memiliki kekuatan yang jauh lebih hebat dari sebelumnya?
"Kamu sebaiknya memikirkan strategi selagi masih ada waktu, Antaresta adalah hal yang paling dihindari dari semua cara untuk menyelesaikan konflik antar sesama bangsa vampire"
Ayahnya benar, Antaresta adalah hal yang paling ditakuti oleh kaumnya. Pertarungan yang hanya mengandalkan kekuatan fisik, selain dari itu Laurdi akan memasang sebuah segel khusus untuk menghilangkan sementara kekuatan spiritual.
Tidak ada sihir atau kemampuan lainnya yang boleh dipergunakan selain fisik. Tapi Kaireen juga tahu betul, jika Sehun adalah seorang ahli bela diri. Pertarungan ini juga akan sulit seperti sebelumnya. Dia hanya sadar diri bahwa perbedaan kekuatan diantara mereka sangatlah jauh.
"Apa aku harus mengurungkan niat mengambil Krystal dari sisi Sehun?"
"Menyerah sebelum berperang adalah tindakan yang dilakukan oleh seorang pengecut. Apakah kamu mau membuat nama besar Alexis tercoreng?"
Kaireen menggeleng, sebenarnya dia tidak ingin menyerah. Tapi dia memiliki kekhawatiran yang begitu besar. Bagaimana jika dia mati di Antaresta? Bukankah Alexis akan kehilangan sosok penerus? Dia memiliki adik namun usianya belum bisa dikatakan cukup untuk menjadi seorang pemimpin keluarga, bahkan adiknya belum memilik kredibilitas diantara pengikut keluarganya.
"Ayah berharap banyak padamu, jangan sampai kalah, karena kamu adalah harapan ayah"
"Tenang saja Ayah, aku tidak akan mati ditangan Sehun"
Pria muda itu tersenyum lembut pada ayahnya yang kini memasang raut penuh kelegaan. Dia berharap bahwa Kaireen tidak akan kalah dari Leonidas. Sehebat apapun kemampuan Leon dari apa yang selalu menjadi perbincangan hangat ketika perkumpulan, Cedric Harrison Alexis percaya pada putra pertamanya.
"Ayah berharap kali ini kamu berhasil anakku"
Pembicaraan yang terbilang singkat itu berakhir ketika Cedric memilih untuk meninggalkan Kaireen. Dia tidak ingin mengganggu waktunya lebih lama.
Sebagai seorang ayah, tentu dia menyadari bahwa sorot mata anaknya yang terlihat memiliki beberapa kekhawatiran, tapi apa yang bisa dilakukannya?
Keputusan Laurdi tidak semudah itu dapat dinegosiasi. Dia adalah pimpinan tertinggi dari seluruh bangsa vampire yang tergabung dalam keanggotan kerajaan Rumania. Selain itu dia adalah sosok temperamental sehingga dapat dikatakan kurang bijaksana sebagai seorang pemimpin.
Kekuasaannya saat ini adalah hasil dari kekerasan yang bukan merupakan rahasia umum diantara bangsa vampire. Dia adalah salah satu dari sepuluh legenda yang dianugerahi kekuatan dewa Ares.
♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧
Servant of Vampire
♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧
KAMU SEDANG MEMBACA
Servant of Vampire
FanficSegalanya berubah setelah ulang tahunnya yang ke-17, tepatnya ketika purnama di bulan Oktober disebuah kamar diruang bawah tanah rumahnya.