Chapter 18

409 48 18
                                    

Menari bersamanya ...

Seolah-olah aku melepaskan jati diriku sebagai seorang 'Irene' ...

Bagaimanapun juga, menari dalam keadaan hujan basah tidak direkomendasikan untuk kesehatan ...

Tapi hari ini, aku mau melakukannya .. Asalkan dengan Seokjin, aku pasti bersedia melakukannya ...

Kami menari tanpa iringan musik, hanya suara rintik hujan yang menurutku saja sudah terdengar romantis, iya bukan?

Ia menarik pinggangku ..

Berjalan ke kanan dan ke kiri dengan langkah kaki yang bersamaan ...

Lengan kami berdua yang saling menggenggam satu sama lain ...

Aku yang berputar putar bagaikan seorang tuan putri yang tengah berdansa dengan seorang pangeran di kerajaan dongeng ...

Ia menatapku intens namun penuh kasih sayang, aku bisa melihatnya dengan jelas ...

Dari bola matanya, ia terlihat seperti orang yang sedang jatuh cinta ...

Seokjin menarik pinggangku dengan kedua lengannya. Membuat jarak tubuh diantara kami hanya sekitar lima centimeter saja.

"Cantik."

Sial. Lagi-lagi aku terbuai dengan ucapan sahabatku ini, "A-ah-ayo berteduh!" ucapku sembari melepaskan rangkulan pinggang dirinya

Kami memutuskan untuk kembali berteduh di saung kecil itu karena hujan yang semakin besar dan bertambah lama, terpaksa kami diam di saung tanpa alasan yang pasti. Padahal, kami sudah basah kuyup lebih baik dan sepatutnya berlari kembali menuju Villa, tapi Seokjin melarang karena jarak dari tempat kami saat ini cukup jauh menuju villa, dikabarkan tidak ada saung kecil seperti ini lagi. Belum lagi petir yang menyambar kesana kemari.

Alasan Seokjin memang lumayan dimengerti, tapi-ini dingin...

Seokjin menarik daguku, "Bibirmu ungu."

Aku memukul pelan lengannya. "Jangan sentuh aku Seokjinnie."

Seokjin terkekeh. Ia tiba tiba melepaskan jaket basahnya dan memakaikannya untukku. "Walau ini basah, tapi bisa menambah ketebalan."

"J-jangan! kau bagaimana?!"

Seokjin acuh. "Tak apa."

"Kalau kau sakit, jangan salahkan aku ya?!" teriakku

Seokjin menjitak pelan kepalaku. "Bukannya berterima kasih, malah tak tahu diuntung."

Aku tertawa keras mendengarnya. "Cih, kau juga kedinginan kan?"

"Tidak."

"Ayyyy-lihat bibirmu, sama saja ungu."

Aku melepas jaket besar milik Seokjin lalu menambah jarak antara kami berdua supaya jaket itu bisa terpakai oleh kedua tubuh manusia ini.

"Yak-sudah kubilang tak ap-"

SET

"Ssst-berisik."

Aku menaruh jari telunjukku tepat di bibir tebal milik Kim Seokjin tersebut. Maksudnya supaya ia tak banyak bicara, hehe.

Kami menunggu hujan itu reda hampir dua jam lamanya. Setelah hujan itu reda, aku dan Seokjin segera kembali ke Villa dengan sedikit terburu-buru karena rasa dingin yang sudah menempel sampai ke tulang rasanya.

Lima belas menit berjalan, kami tiba di Villa. Rupanya memang benar, kami berjalan terlalu jauh dari Villa hingga sulit kembali.

"Mandi dulu ya!"

Hiding | Kim SeokjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang