Chapter 4

493 48 7
                                    

Siang hari yang cukup terang, sinar matahari menembus tirai kamar yang masih tertutup. Untungnya Irene bangun saat itu, mungkin karena sinar yang membuat wajahnya terbakar membuat ia ingin menyingkirkan hal tersebut.

"Ung-"

Ia mengucek matanya pelan lalu berdiri.

"Wahhh-pusing sekali."

Bagaimana tidak? semalam ia mabuk.

Kemudian ia membuka tirai kamarnya membiarkan sinar matahari masuk sepenuhnya ke dalam. Ia mencari ponselnya di sekitar sudut ruangan kamarnya.

"Oh ini."

Tertutup bantal ternyata.

Ia membuka isi ponselnya karena mendapat notifikasi yang cukup banyak. Namun tak ada yang memberinya pesan, hanya notifikasi dari para penggemar yang menyukai postingan akun Irene.

Tak berapa lama kemudian. Bel berbunyi, Irene segera berlari ke luar untuk membuka pintunya. Terlihat seorang kurir makanan memberikan Irene banyak makanan yang ia bawa.

"Oh? Pak, kenap-"

"Ini Nona Irene, betul?" tanyanya

Irene mengangguk. Pria itu tersenyum ramah. "Tadi pagi seseorang meminta pesanan makanan untuk dikirim ke alamat ini."

"Aku? Kesini?"

"Iya. Baiklah, saya kembali. Selamat menikmati."

Irene pun segera membawanya ke dalam dapurnya. Ia taruh di meja.

"Gila. Ini terlalu banyak."

Melihat dari porsinya yang tidak biasa Irene makan, ini membuatnya menggelengkan kepalanya. Kemudian ia teringat dengan seseorang.

"Ah-ini pasti dia."

Irene lekas membawa ponselnya dan mengirimkan pesan kepada seseorang.

             Sesuai dugaan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sesuai dugaan. Pelakunya adalah Seokjin. Irene tersenyum. Setidaknya ia bangga memiliki teman seperti Seokjin, yang menyayanginya, yang perhatian, peduli padanya.

Irene kembali ke meja makan dan mulai membuka sup pereda pengar yang Seokjin pesankan. Untuk meringankan rasa pusing kepalanya tersebut. Setelah sekitar tiga puluh menit selesai makan sup dan sarapan. Terdengar suara pintu terbuka,

"Kak!"

Ya. Itu Rara

"Aish! kau mengejutkanku!"

Rara menghampiriku yang dipenuhi dengan makanan di atas meja. Rara membulatkan matanya hebat. "Kau memesan makanan sebanyak ini, kak?!"

"Tid-"

"Dan sup pereda?! apa kakak mabuk semalam? dengan siapa?"

"Tidak. Maksudk-"

"Kakak kau harus menjaga tubuhmu, sore ini kita ada aca-"

Hiding | Kim SeokjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang