Chapter 15

374 41 7
                                    

Beberapa hari setelah dilakukannya acara 'mendadak' di rumah sakit saat itu, semuanya kembali berjalan normal. Irene dan Seokjin mulai beraktivitas kembali setelah rehat sejenak mengurusi masalah ini.

Tak diam disitu, Irene sengaja ingin menemui sang 'pelaku' dalam keributan masalah ini. Siapa lagi? Suho orangnya.

Irene berada di kantor tempat para tahanan; Suho khususnya. Ia meminta waktu pada sang penjaga untuk memberikan waktu bicara bagi mereka, setidaknya lima menit.

*Irene pov

“Kau yakin akan melakukannya sendirian?”

Aku mengangguk dengan ekspresi wajah yang mengkerut, mencoba menahan sinar matahari dengan tanganku. “Ya, tenang saja. Aku bisa melakukannya.”

            Tak berpikir apapun lagi, Seokjin melangkahkan kakinya kesamping dan mencoba menutupi sinar mataharinya dengan tubuhnya yang besar dan tinggi itu, apalagi bahu lebarnya. “Pergilah, aku akan menunggu disini.”

Aku mengangguk sekaligus tersenyum. Seokjin benar-benar perhatian sekali!

“Baiklah, aku masuk dulu ya?” sambungku

“T-tunggu-!”

Aku berbalik arah dan mengangkat kedua alisku. “Hm?”

“Kabari aku bila terjadi sesuatu, uh?!”

Cih, dasar Seokjin.

Aku melanjutkan lagi langkah kakiku menuju suatu ruangan kecil dimana ada beberapa petugas yang sudah berdiri dan bersiap untuk mengatur segala rangkaiannya.

“Nona Irene?”

“Iya?”

“Mari ikut saya”

Tanpa berpikir panjang aku mengikuti sang petugas menuju sebuah bilik yang terhadang oleh kaca tebal. Oh, ini memudahkan untuk menatap wajah para tahanan.

“Mohon ditunggu sebentar”

Aku menunggunua sekitar beberapa detik. Selagi bersenandung ria, aku hingga tak menyadari bahwa seseorang itu sudah berada di hadapanku saat ini.

Oh my god, wajahnya semakin menyeramkan.

Membetulkan postur duduk tubuhku. Mengibaskan rambut, dan duduk dengan sigap serta tegap. “Hai?”

Menyapanya dengan awalan,

“Hai”

Suho. Pria itu kini berada di hadapanku, jujur saja sebenarnya aku tidak ingin melakukan hal ini. Namun, aku ingin menunjukkan betapa bahagianya aku saat ini. Dan-dia juga harus mengetahui seberapa BRENGSHAKE dirinya.

*brengsek

           “Wajahmu semakin kurus, kau tidak diberi makan ya?” pertanyaan awal sudah cukup membuat Suho mengepalkan tangannya dalam sepersekian detik.

Suho membuang wajahnya. "“Mau apa datang kemari?!”

“Apa lagi? selain mengetahui kabar seseorang yang mencintaiku.” ujarku

Suho menggerakkan kepalanya. “Senang? bahagia? belum saatnya.”

Sebenarnya aku tidak ingin mengatakan ini, namun bibirku teramat sangat nakal.

Hiding | Kim SeokjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang