Chapter 21

320 40 15
                                    

Irene sudah menyelesaikan jadwal terakhirnya di hari itu. Ia bernyanyi untuk rekaman yang akan ditampilkan di salah satu acara musik favorit di Korea Selatan dalam beberapa hari kedepan. Ia menyanyikan lagu terbarunya,

'Safe'

Lagu itu bercerita tentang dua manusia yang berbahagia ketika bersama. Namun ketika diberikan jarak diantara mereka, mereka berubah menjadi manusia paling menyedihkan di dunia. Yang saling menyembunyikan masalahnya, saling menyalahkan diri, dan hanya ingin hidup seadanya saja.

Maka dari itu, dapat kesimpulan bahwa mereka berdua bisa saling menyelamatkan diri ketika mereka bersama. Bisa jauh lebih baik daripada ketika diberi jarak, mereka bisa menjadi dua manusia paling bahagia di dunia.

"Irene!"

Teriak seseorang memanggil dirinya. Ia berbalik badan untuk mencari sumber dari suara tersebut, Oh ternyata itu produser.

"Ah, kak prod."

Kak Prod, entah kenapa orang-orang disini lebih sering memanggil dengan sebutan itu daripada menyebut nama aslinya. Lagipula, dia jauh tidak keberatan.

Produser itu terlihat belum terlalu tua namun tidak muda. Ia hanya memiliki tubuh yang bugar dan semangat yang tinggi, sehingga orang-orangpun nyaman ketika berbincang atau bertemu dengannya.

"Lagumu itu sangat keren sekali. Enak didengarnya, aku yakin 'Bells' akan menyukainya. Terlebih lagi, kau jarang tampil di acara musik beberapa hari ini. Iya, kan?"

"Ah, kamsahamnida." balas Irene singkat,

"Baiklah, kerja bagus. Hati-hati di jalan. Sampai jumpa di proyek berikutnya!" Ia melontarkan senyuman dan lambaian tangannya sebelum pergi meninggalkan Irene.

Ia berlari kecil untuk menuju ruang tunggu untuk segera berganti pakaian. Melihat jam dinding di ruangannya sudah menunjukkan pukul 21.15 Ia sudah cukup terlambat lima belas menit.

Terlihat Irene seperti rusuh, Rara pun menghampirinya untuk bertanya.

"Kak, kau mau kemana? kenapa masih rapih?"

"Ra, aku mau ke bar. Menemui Seokjin, dia memintaku bertemu. Ah-kita mau minum. Aku akan diantar sopirku, kau pulang sendiri ya!"

Irene bergegas berlari keluar ruangan untuk menuju depan gedung. Terlihat sudah beberapa mobil mewah agensi yang berjejeran menunggu artis mereka. Irene segera memasuki mobilnya,

"Antar aku ke Fine's bar."

Sopir itu tanpa basi basi segera menutup pintu mobil otomatisnya dengan satu tombol. Ia segera mengendarai mobil tersebut dengan kecepatan sedang.

Irene mengambil ponselnya dari dalam tasnya. Menyalakannya kembali untuk membuka aplikasi kamera, untuk bercermin karena ia lupa membawa cermin mininya.

"Huft-apa make up ini tidak berlebihan?"

Riasan yang cukup tebal karena selepas rekaman membuatnya tak cukup percaya diri karena sekarang ia pergi ke bar. "Aku tidak terlihat seperti wanita bayaran kan?"

Ia berbicara pada dirinya sendiri. Sementara sang sopir hanya mencuri-curi senyuman dan pandang dari kaca mobilnya.

Karena jalanan tidak terlalu ramai, mereka dapat tiba di tujuan dalam waktu sepuluh menit. Kini waktu sudah menunjukkan pukul 21.33.

"Kau pulang saja. Jangan menungguku, aku pulang dengan temanku." ujar Irene memberi arahan pada sopirnya,

Setelah itu, ia segera memasuki bar tersebut. Sebelum masuk, ia diperiksa identitas diri. Tenang saja, bar ini memang mengutamakan privacy. Setiap anggota yang masuk, harus berjanji untuk tidak saling membocorkan informasi apapun yang terjadi di dalam bar kecuali memang pihak pihak yang terkait mengizinkan. Jadi, cukup aman untuk beberapa artis yang memang tujuan kemari untuk kencan, atau menghindari paparazzi.

Hiding | Kim SeokjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang