"Ccciiiittttt..!!!!! Bbraaakkk...!!!"
"Aaaduuhhh" "toloong aku" "huaaaa eomma bangunnn" "tolong aku terluka" terdengar samar2 suara bising dari kecelakaan pagi itu.
Setitik cahaya lampu UGD berhasil menembus kedua kelopak mata Kim sejeong. Ya benar, dia sudah berada di rumah sakit. Tapi dia belum sepenuhnya sadar, dia hanya bisa membuka sedikit kelopak matanya yang sangat berat itu.
Sebenarnya dia ingin sekali membuka mata, tetapi dia tidak berhasil.
"Kamuuu siapa?" Suara lirih sejeong.
"Apa kamu tidak apa apa? Tenanglah, sebentar lagi dokter akan memeriksamu" jawab seorang laki laki tinggi putih berjaket hitam dan bertopi hitam.Sejeong hanya bisa melihat bayang bayang laki laki disampingnya itu, dia tidak meperdulikannya. Karena saat ini dia sangat kesakitan dibagian kepalanya.
POV KECELAKAAN
Selang beberapa detik dari kecelakaan itu, terlihat kim sejeong yang sudah terpental sekitar 4meter dari bus.
Kepalanya dipenuhi darah, dan lengan bajunya robek karena gesekan keras. Dia tidak sadarkan diri.Seorang laki laki tinggi segera membopong dia masuk ke dalam ambulance, setelah polisi dan ambulance tiba.
AUTHOR POV
2 hari kemudian.
Mata bulat gadis itu akhirnya terbuka setelah dua hari tidak sadarkan diri.
"Aaahh...sakittt..." lirih sejeong berusaha menguatkan diri untuk duduk.
"Kenapa aku bisa ada disini? Dannn bagaimana penumpang lainnya??" Tanya dia lirih sambil memegang kepalanya.
"Ceklekkk" suara dokter membuka pintu.
"Akhirnya aku bisa menanyakan kabarmu nona" ucap dokter pria.
Sejeong hanya tersenyum diam.
"Sudah dua hari matamu tidak terbuka, apa kamu mimpi indah? Sampai2 nona tidak ingin membuka mata? Haha" dokter itu bermaksud menghibur sejeong, dan sepertinya sejeong mengerti."Aku hanya merasa pusing, lalu yang aku tau aku hanya tertidur. Tapi... kenapa kepalaku sakit sekali dokter?" Jawab sejeong seakan menjelaskan keadaan dirinya.
"Ada pendarahan kecil di kepalamu akibat benturan hebat dari kecelakaan itu, tenang saja... aku sudah memperbaiki kepalamu sebaik mungkin" jawab dokter itu sambil tersenyum.
"Lalu.. bagaimana aku bisa membayar pengobatan ini? Apakah ini semua ditanggung pihak bus?" Tanya sejeong ragu, karena ia takut jika tagihan rumah sakit itu akan membebaninya.
"Aku kira kamu akan baik baik saja, kamu sangat beruntung mempunyai teman laki laki yang sangat baik hati. Dia menemanimu dari setelah kecelakaan itu sampai tadi pagi dia baru saja meninggalkan ruangan ini" jelasnya dokter itu pada sejeong.
"Teman laki laki? Siapa?" Tanya sejeong terheran.
"Sepertinya jam berkunjungku hari ini sudah habis, besok aku akan kembali pada jam yang sama. Semoga lekas sembuh nona, jika ada keluhan kamu bisa memencet tombol itu." Dokter itu berkata sambil menunjukkan tombol dan berjalan keluar ruangan.
Sejeong hanya mengangguk.Dia masih kebingungan, siapa teman laki lakinya itu? Kenapa dia menyewakan kamar vip dan membayar semua biaya rumah sakit?.
Tidak heran jika sejeong berfikir siapa laki2 itu. Sejak dia lulus SMA, dia meninggalkan rumahnya dan orang tuanya karena kondisi keluarga sejeong yang semrawut.
Ayahnya pengangguran, dan ibunya hanya pelayan rumah makan. Setiap hari keluarga itu selalu beradu mulut. Ayahnya memaksa sejeong untuk menikah dengan orang kaya setelah ia lulus SMA agar keluarganya bisa hidup enak.
Ibunya yang ternyata memiliki hutang dengan pemilik rumah makan karena beban ayahnya itu membuat sejeong berfikir untuk kabur dan bekerja membantu ibunya untuk melunasi hutang2nya.
Setiap bulan sejeong selalu mengirim uang untuk ibunya. Yang ia fikirkan adalah bekerja dan bekerja, dia tidak sempat berteman ataupun berkencan dengan pria seperti wanita seumurannya. Bahkan dia tidak mempunyai waktu bermain.
Tetapi dia mempunyai sahabat yang ia kenal dari SMA, namanya kang mina. Mina juga bekerja ditempat yang sama dengan sejeong.
Lanjut...
"Ahh bodo amat dengan laki laki itu, yang penting aku harus cepat keluar dari rumah sakit ini agar aku bisa bekerja lagi" gumam sejeong.
"Handphone! Dimana handphoneku??!!" Ucap sejeong sambil mencari handphonenya di sekitar tempat tidur.
Tidak lama kemudian nada dering dari handphonya terdengar."Hah.. kau disini rupanya, aku kira aku akan membayar cicilan untuk membelikanmu lagi" gumam sejeong dengan senyum smirk.
"Hallo.. mina"Sejeong menjawab panggilan telefonnya.
"Hyaa!! Sejeongah! Akhirnya kamu menjawab telfonku!!! Berani2nya kamu mengabaikan telfonku berhari2 !!! Kamu ada dimana? Aku mencarimu kemana2! Apa kamu kabur dari kejaran rentenir?! Apa kamu pulang kerumah ibumu??!! Hei!! Jawab aku!!!" Omelan kang mina sampai sejeong agak menjauhkan handphonenya sedikit dari telinganya.
"Aku harus menjawab bagaimana kalau kamu berbicara tanpa putus? Sekarang aku ada di rumah sakit" jawab sejeong lirih karena dia masih merasa pusing.
"Apaaaa??!! Kamu sakit? Kenapa tidak bilang? Katakan sekarang kamu ada di RS mana?" Kang mina menjawab dengan nada marah lagi.
Tidak lama kemudian kang mina datang di ruangan sejeong, membuka pintu sambil terisak menangis.
"Sejeongah, kenapa kamu selalu menyembunyikan sesuatu yang menyakitkan dalam hidupmu? Apa aku tidak temanmu? Kenapa kamu tidak memberi tahuku?" Ucap kang mina sambil menangis tersedu melihat sejeong terbaring di ranjang RS.
"Hei.. sudahlah... kenapa menangis seperti itu? Lagian siapa yang tahu jika pagi itu aku akan kecelakaan?" Jawab sejeong.
Sejeong bercerita kepada mina, sampai mina merasa bersalah karena berfikir sejeong sudah menghiraukannya.
"Tok..tok...tok..." suara ketulan pintu.
"Aku akan membukanya" sahut mina.
Sejeong hanya mengangguk."Nona Kim sejeong, kamu mendapat kiriman bunga dari teman laki lakimu" ucap suster.
"Tunggu suster, kalau boleh tahu.. siapa nama laki laki ini? Kenapa disini tidak ada nama pengirim?" Tanya sejeong ragu ragu.
"Aku hanya mengantarkan ini saja nona, untuk nama dan lainnya aku tidak tahu menahu... permisi" suster itu hanya berbicara singkat lalu pergi meninggalkan sejeong dan mina.
"Waahhh Sejeongah, kau diam2 ternyata sudah punya pacar?" Sahut mina terlihat takjub.
"Jangan sembarangan bicara ya, aku juga tidak tau kenapa dia melakukan ini semua kepadaku" jawab sejeong sedikit kesal.
Setelah seminggu di RS
"Ahhh akhirnya aku bisa keluar dari sini, aku merindukan kasurku" ucap sejeong sambil menggandeng tangan mina dan menghirup udara diluar halaman rumah sakit.
"Sejeongah, hari ini aku akan menginap dirumahmu.. bagaimana kalau kita berpesta kecil sambil meneguk soju?" Ucap mina dengan memasang wajah tak berdosa.
"Aishh! Dasar! Hari ini aku akan ke bar dulu untuk meminta maaf dengan pemilik cafe karena aku sudah bolos seminggu, aku tidak ingin dipecat tahu!" Jawab sejeong kesal sambil memukul pundak mina.
Haiii ^^
Maaf bgt kalo ada kata2 yang typo yaa 🥲✌🏻
Di eps kedua nanti akan ada "pertemuan" loh, lanjutin baca yah ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Cause we young
Teen FictionHai, semoga kalian suka cerita fiksi aku ya... Maaf bgt kalo masih banyak kata yang kurang baku dan typo bertebaran 😌🙇🏻♀️ Selamat membaca 😊 Jangan lupa vote.nya ⭐️⭐️⭐️