Meet the second time

126 25 0
                                    

Sejeong menaiki bus yang lumayan lega hari ini, tidak terlalu penuh seperti hari hari biasanya. Banyak kursi2 yang masih kosong.
Dia duduk sebelah dikanan sambil melihat jendela bus. Tanpa disadari tangannya sedari tadi memegang kartu nama yang diberikan oleh pria vip.
"Park Chan yeol? Direktur, SS GROUP?" Sejeong mengeja kartu itu dan terlihat tidak percaya.

"SS GROUP??? Waaahh aku hampir tidak percaya kalau dia ternyata orang sekaya ini. Tapi... kenapa pria itu terlihat sangat kesepian?" Sejeong berfikir sambil mendumal sendirian didalam bus.

Maklum saja, biasanya orang kaya pada umumnya mempunyai supir pribadi atau asisten disampingnya. Bahkan dirumah pria itu pun terlihat sangat kosong dan sepi, padahal rumah yang sangat megah itu bisa saja dihuni oleh 2 kepala keluarga karena saking besarnya.

Sejeong berjalan menuju rumahnya...

"Hahhh... aku lelah sekalii..." gumam sejeong sambil menarik nafas panjang.

(Bunyi handphone berdering)

"Halo mina? Ada apa?" Sejeong menjawab telfon.

"Sejeongah, sepertinya hari ini aku tidak bisa bekerja karena nenekku tiba tiba sakit. Bisakah kamu memberitahu pemilik cafe?" Balas mina.

"Apa?? Apakah nenek baik baik saja sekarang? Tenang saja mina, aku akan memberitahu sajangnim tentang ini. Kamu tidak usah khawatir, sepulang kerja nanti aku akan mampir kerumahmu." Jawab sejeong.

"Aku tidak ingin merepotkanmu Sejeongah, nenekku sekarang sudah baik baik saja. Tapi aku tetap khawatir dan sepertinya aku harus menjaganya hari ini." Balas mina.

"Baiklah mina, kabari aku lagi ya" jawab sejeong sambil menutup telfon.

...
Malam ini sejeong terlihat melayani tamu dengan sibuk seperti biasa. Banyak orang penting yang datang ke cafe.
Ketika sejeong hendak mengantarkan bir kepada tamu, tiba tiba...
"Sejeongah, pria disana ingin kamu yang melayaninya. Tolong kamu segera kesana" sahut sajangnim.

"Baik sajangnim" sejeong membungkuk kepada tamu dan segera meninggalkannya.
Sejeong menghampiri pria tinggi yang terlihat tidak familier lagi.

"Selamat malam tuan, apa ada yang bisa saya bantu?" Tanya sejeong pada pria itu.

Pria itu menurunkan buku menu dan menampakkan wajahnya sambil tersenyum. (Bayangin cy senyum sama lo deh bestieee 😭😭😭)

"Aku hanya ingin kamu menemaniku makan, karena aku sangat kesepian" jawab pria itu.

Sejeong masih mematung dan tidak percaya dengan apa yang dikatakan pria itu.

"Hah pria ini lagi??" Gumam sejeong didalam hati

"Silahkan duduk nona" pria itu berdiri menarik kursi dan mempersilahkan sejeong duduk bersamanya.

"Apa kau gila? Aku bisa dipecat jika aku duduk disini" jawab sejeong dengan mengangkat dagunya.

Pria itu melihat pemilik cafe seakan memberi kode.
Pemilik toko itu pun menghampiri sejeong...

"Sejeongah, kamu harus menuruti semua yang diinginkan tamu" pemilik toko itupun membungkuk kepada pria itu seraya meminta maaf.

Sejeong dengan berat hati duduk didepan pria itu.

"Apa yang sebenarnya kamu inginkan? Aku sudah tidak mau berurusan lagi denganmu" tanya sejeong ketus.

"Aku menyuruhmu untuk menemuiku dikantor, tapi kau tidak datang. Apa kau tau jika seharian ini aku hanya menunggumu nona sejeong?" Jawab pria itu sambil memandang sejeong.

"Kenapa dia tahu namaku?? Kenapa dia begitu tampan??? Hahh sulit sekali sepertinya melawan pria kaku ini" Sejeong berbicara dalam hati.

"Aku hanya ingin bertemu denganmu dan berterima kasih karena kau sudah membersihkan rumahku kemarin, kau bilang kau ingin aku membayar kerugian cafe ini kan?" Pria itu berbicara lagi.

Sejeong tidak membalas pertanyaan pria itu, seakan2 pria itu sedang berbicara sendiri.

"Berikan nomor ponselmu" suruh pria itu sambil memberikan ponselnya kepada sejeong agar dia memberikan nomornya.

"Untuk apa?" Tanya sejeong heran.

"Entahlah...Aku fikir kita akan sering bertemu" jawab pria itu singkat.

Sejeong terdiam heran, memandangi pria menyebalkan yang ada didepan ya itu. sebenarnya apa yang dia inginkan?

"Jangan memandangiku, aku tau aku terlalu tampan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jangan memandangiku, aku tau aku terlalu tampan. Berikan saja aku nomormu" sahut pria itu terkekeh seperti mengejek.

"Kau kira aku segampang itu memberikan nomor telfonku ke sembarang pria?" Jawab sejeong ketus.

"Aku fikir kamu sudah tau jika aku bukanlah pria sembarangan, jadi ada alasan untukku berhak mendapat nomormu" pria itu membalas dengan tangan yang disilangkan.

Sejeong berdiri dari tempat duduknya, dia mencoba meninggalkan pria itu namun tiba tiba pria itu berdiri dan tangannya itu menarik tangan sejeong sehingga kini mereka saling berhadap2an.

Wajah mereka begitu dekat, sejeong tidak menampik jika pria ini sangatlah tampan. Hidungnya mancung dan matanya yang besar. Badannya tinggi semampai dan dada yang lebar membuat wanita manapun ingin bersandar disana.

Sejeong terbelalak, dia terkaget dengan yang dilakukan pria itu. Para tamu di cafe pun sepertinya ikut terkejut.

Suasana hening ketika sejeong ingin melepaskan tangannya dari genggaman pria tinggi itu namun pria itu malah semakin kuat menggengamnya.

Mereka berdua terpaku berhadap hadapan...

Haiii ^^
Jangan bosen ya sama ceritanya, sebisa mungkin aku akan membuat cerita ini berbeda dari yang lain...
Tunggu eps selanjutnya yahh ☺️☺️☺️🙏🏻
Jangan lupa vote ⭐️

Cause we youngTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang