#14

95 19 0
                                    

Kedua anak muda ini telah sampai didepan rumah megah berpagar tinggi. Siapa lagi kalau bukan rumah Park chanyeol.

Chanyeol membuka pintu rumah. Tangannya sedari turun dari mobil selalu menggandeng tangan sejeong.

"Selamat datang Kim sejeong..." chanyeol berkata sambil menggerakkan tangannya ke belakang seperti layaknya seorang raja yang sedang menyambut tuan putri.

Sejeong tersipu malu.
"Aahh.. jangan berlebihan oppa.. aku juga tidak baru sekali berkunjung kerumah ini.."

"Tapi hari ini kamu akan menginap, jadi aku harus menyambutmu dengan spesial" . chanyeol tersenyum merekah, ia bahagia akhirnya dia bisa disisi sejeong seharian penuh.

"Selamat datang nona... biar saya bawakan tasnya.." seorang wanita paruh baya tiba tiba datang dengan menunduk. Dia menggunakan pakaian khas pelayan orang kaya, dengan celemek rendanya yang berwarna putih dan baju ber rok selutut warna hitam.

Sejeong menatap chanyeol heran.

"Aku.... hanya menyewa beberapa pelayan" chanyeol menjawab dengan menggaruk belakang kepalanya.

"Baiklah, ini lebih baik dari pada kita harus tinggal berdua saja dirumah ini..tadinya aku takut jika kita hanya berdua saja..." sejeong tersenyum masam dengan melirik chanyeol.

"Ya! Sejeongah..Jangan berfikir yang tidak2, aku laki laki yang sangat bertanggung jawab tau.! Aku tidak ingin kamu kesepian saat aku pergi bekerja, jadi aku menyuruh mereka menemanimu disini" chanyeol menjawab layaknya seorang anak kecil dengan menciutkan mulutnya dan melebarkan matanya.

"Hahaha... baiklah oppa, kita tidak harus berdebat tentang ini didepan pintu kan..?"

"Aahh.. Ahjuma bisa tolong ambil tasnya dibagasi?" Suruh sejeong dengan nada sopan.

"Tentu saja nona.." jawab pelayan.

"Terima kasih bantuannya.." sejeong menundukkan badannya, gerakannya lalu diikuti oleh pelayan itu dengan cepat.

Chanyeol menarik tangan sejeong kedalam dan mengantarkannya ke kamar di lantai dua yang akan dihuni oleh sejeong selama beberapa hari.

Mereka tiba didepan sebuah pintu besar berwarna cokelat dengan gagang pintu berwarna gold . Sejeong hanya terpaku didepan kamar itu setelah chanyeol membukanya.

"Sejeongah apa kau mendengarku..?" . Sahut chanyeol menepuk pundak sejeong.

Sejeong tersentak kaget, dia sadar setelah lamunannya tentang kamar yang begitu luas ini memenuhi pikirannya beberapa detik yang lalu.

"Ah! Iya oppa.. ada apa?"

"Ini kamarku, kamu bisa menggunakannya..masuklah..." chanyeol meraih punggung sejeong dan mendorongnya pelan masuk ke dalam kamar.

"Apa?? Memangnya tidak ada kamar tamu disini?" .

Chanyeol hanya menggelengkan kepalanya.
"Aku hanya tinggal sendiri, dan tidak ada kamar lain selain satu kamar pelayan di bawah. Itu pun kecil" .

"Kalau begitu biar aku tidur di kamar pelayan saja, aku tidak mungkin tidur disini denganmu kan? Kan kita— " belum sempat sejeong mengakhiri pembicaraannya chanyeol lalu menyahut.

"Tenang saja... aku bisa tidur di sofa itu... sudah kubilang kan, jangan berfikir yang tidak2" chanyeol menunjuk sofa putih di sebelah kanan tempat tidur.

"Tapi... tetap saja oppa.." sejeong mengernyitkan alisnya yang menyatu.

"Sudahlah, lebih baik kamu mandi lalu kita makan siang. Aku akan menunggumu dibawah" chanyeol melepas genggamannya dari tangan sejeong lalu pergi dan menutup pintu.

Cause we youngTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang