Bab 16 : Gagal Nyontek
***
Keesokan harinya, ujian masih berlangsung hingga 6 hari ke depan. Sudah termakan 4 mata pelajaran di hari yang lalu, sedangkan sekarang pun sama, 4 pelajaran. Walaupun ujiannya baru terlaksana 1 hari, rasa muak dan juga bosan sudah memasuki pori-pori kulit. Tidak akan terbayangkan jika ujian telah berjalan hingga hari terakhir, apakah rasa itu sudah menyebar memasuki paru-paru hingga jantung? Ah, ujian memang selalu seperti ini.
Di pagi yang sejuk nan cerah ini, separuh murid Compass Two dengan nomor absen 20-38 sudah memasuki ruang kelas. Seperti biasa, mereka menghabiskan waktu luang di pagi hari untuk mempelajari materi yang akan diuji nanti. Kebanyakan siswa ambisi bernomor urut absen 20 hingga 38. Jadi sangat berbeda dengan murid yang ada di ruang sebelah.
Namun berbeda dengan beberapa gadis yang tidak terlalu risau dengan ujian hari ini. Toh mereka yakin, bahwa ujung-ujungnya mereka akan mengerjakan soal dengan meng-googling. Jadi untuk apa merisaukan hal seperti ini? Dari kemarin pula pengawas yang datang begitu baik hati, bahkan ada juga pengawas yang sengaja memberikan kelonggaran.
Orang itu antara lain; Arrifah, Tania, Hera, Zulaikha, Salsa, dan Anatasya. Hampir sebagian kaum hawa yang di ruang ini merasa cuek serta enggan peduli. Dan hanya menyisakan Naya, Siska, Nazwa, serta Syifa yang berusaha mempersiapkan ujian dengan cara belajar.
Mereka asik berfoto ria, bercengkerama, tertawa, dan bahkan hanya sibuk mengisi perutnya. Hal ini membuat siapapun menjadi heran, apakah mereka tidak takut jika pengawas yang masuk memiliki tanduk di kepala? Atau bahkan memiliki gigi taring, dan urat-urat di wajah.
Nyali mereka patut diapresiasikan.
Ketika Naya tengah membolak-balik halaman buku yang ada di hadapannya, tiba-tiba Hera dan Salsa mendatanginya untuk mengajak Naya keluar. Entah apa yang ingin gadis itu lakukan, sehingga sangat memaksanya.
"Mau ngapain si?" tanya Naya, ketika tangannya ditarik oleh kedua temannya.
"Nyari udara segar, gak sumpek apa di kelas mulu?" Pertanyaan itu dilontarkan oleh Zulaikha yang ada di ambang pintu.
"Tau ih, Naya rajin banget kalau belajar." sambung Salsa.
"Shuut ..., udah ih, kasian Naya kita kena mental pagi-pagi." bela Hera.
Mereka pun akhirnya memutuskan untuk duduk di bangku-bangku yang berjejer di koridor depan ruang ujian. Di bangku itu terdapat beberapa pasang kekasih yang tengah berbincang ria. Terutama geng Four Jamet's, dengan para kekasihnya.
Ah, mengapa mereka bertiga harus mengajak Naya untuk melihat pemandangan seperti ini?
"Duduk, Gais. Duduk," ucap Zulaikha dengan sangat lembut.
Naya sedikit heran, mengapa nada bicara Zulaikha menjadi imut dan juga lembut seperti ini? Dimana suara lantang serta manja milik Zulaikha?
Benar, ada yang aneh. Naya memicingkan matanya.
Tak lama kemudian, datanglah seseorang yang menghampiri kami. Sosok lelaki bertubuh besar, dengan jaket hitam yang melekat pada tubuhnya itu, menggambarkan bahwa dia adalah anggota geng motor.
Tiba-tiba pipi Zulaikha mengembang, dan memerah. Sama halnya dengan Zulaikha, lelaki itu pun tersenyum malu dengan gaya yang cool.
KAMU SEDANG MEMBACA
Compass Two [Selesai]
Humor[Gabungan cerita Fiksi dan Non-Fiksi] Comunity Pelajar Aktif Sosial 2 Itulah nama panggilan pada kelas jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial di salah satu sekolah kawasan Bogor, Jawa Barat. Kelas di mana terdapat berjuta cerita dan kisah yang melekat pada...