Bab 5 : Pemilihan Sekbid
***
Papan persegi panjang yang putih, telah terisi oleh beberapa poin-poin nama murid yang akan menjadi Sekbid di kelas. Beragam pendapat dan ucapan kasar terdengar oleh telinga seorang Nayanika, yang membuat kesabarannya hampir terkuras. Untung saja ada Arcell yang selalu membuat Naya tenang, dan tidak terbawa emosi.
Bagaimana tidak emosi, jika murid di kelasnya tidak tertarik menjadi pengurus kelas. Mereka lebih memilih acuh terhadap ancaman-ancaman yang sudah Arcell maupun Naya lontarkan. Saat ini terdapat tiga macam Sekbid yang belum terisi nama murid kelasnya, antara lain adalah; seksi kesehatan, seksi pendidikan, dan seksi olahraga.
Mungkin menurut mereka berbagai macam Sekbid tersebut tidaklah menarik. Misalkan seksi kesehatan, yang notabene-nya bertugas sebagai penolong orang sakit di dalam kelas. Mungkin mereka tidak ingin repot, dan membuang-buang waktu yang teramat berharga.
Aneh!
Nyatanya seksi kesehatan itu yang paling seru dan asik. Selain menolong orang sakit, Sekbid itu pun dapat leluasa keluar masuk UKS yang selalu di nilai sebagai ruangan ternyaman dan tertentram. Di UKS pula sering sekali ditemui beberapa the most wantted sekolah. Hey, lah! Ini yang dinamakan rejeki nomplok!
Jika Naya dapat menjabat dua jabatan sekaligus, dia pasti memilih Sekbid tersebut. Sangat menguntungkan.
Khayalan Naya buyar ketika Arcell berkali-kali memijat keningnya yang berat. Naya tidak tega melihatnya, pasti menjadi Arcell juga tidak mudah. Dia harus bertanggung jawab atas kelasnya ini, dan belum lagi ia pun harus mengikuti 3 organisasi teraktif di sekolahnya.
Naya harus mengambil kendali, ia harus berkomunikasi dengan lembut terhadap para murid Compass two. Langkah, demi langkah kaki mulai menelusuri kelas. Senyuman Naya yang begitu manis, selalu dikembangkan agar mereka merasa tenang dan nyaman.
Hingga saatnya kaki Naya berhenti di sebuah meja berkerumun, meja tersebut dimiliki oleh empat orang perempuan. Yakni Vani, Arrifah, Syakila, dan Tania. Geng Four Jamet's.
Entahlah, feeling Naya mengatakan bahwa para bad girl itu mampu menjadi Sekbid. Selain keyakinan itu, menurut Naya hal ini sangat menguntungkan. Ada kemungkinan kecil ketika mereka menjadi Sekbid, mungkin saja perilaku dan sifat mereka akan berubah. Semoga saja, Naya sangat mengharapkan hal itu.
"Hai, guys." sapa Naya ragu-ragu.
Mereka yang tadinya tengah berbincang ria, tanpa memperdulikan Arcell ataupun Naya berbicara di depan, kini menoleh ke tempat Naya berada. Mereka melihat Naya dari ujung kaki, hingga ujung kepala. Hal tersebut dapat diartikan bahwa mereka tidak menyukai kehadiran Naya.
"Gimana, nih? Kalian mau gak jadi Sekbid?" tanya Naya to the point.
Salah satu dari mereka membelakakkan matanya, dan membuang muka. Ah ... sungguh menyebalkan perilaku dari Syakila pada kali ini.
Namun berbeda oleh Tania, dia sedikit tersenyum dan menanyakan beberapa hal terhadap Naya.
"Emang Sekbid apa aja yang ada, Nay?" tanyanya.
Akhirnya, walaupun hanya satu orang, yang terpenting masih ada orang yang menghargainya ketika berbicara.
"Seksi kesehatan, olahraga, sama pendidikan." jelas Naya.
"Wah kayaknya kalau seksi pendidikan kita gak bisa ya, Tan?" tanya Arrifah.
"Betul banget. Lu tau kita kan, Nay. Malas belajarnya gak ada obat," jawab Tania.
KAMU SEDANG MEMBACA
Compass Two [Selesai]
Humor[Gabungan cerita Fiksi dan Non-Fiksi] Comunity Pelajar Aktif Sosial 2 Itulah nama panggilan pada kelas jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial di salah satu sekolah kawasan Bogor, Jawa Barat. Kelas di mana terdapat berjuta cerita dan kisah yang melekat pada...