💐

5 4 0
                                    

Menikah dengan orang yang kita cintai pasti akan membuat kita merasa bahagia. Namun hakikatnya hanya Allah swt lah yang menentukan kita bersanding dengan siapa.

Begitu pula dengan seorang laki-laki yang di minta untuk menikahi perempuan yang berada di rumahnya terlebih lagi perempuan itu ialah adik yang selama ini sangat ia sayangi.

Bagaimana perasaannya saat ini? Ada yang bisa menjelaskan padanya?

Akad telah di lakukan tanpa mempelai pengantin wanita. Sengaja, karena pernikahan ini di rahasiakan atau tanpa sepengetahuan gadis itu.

Nasihat dari kedua orang tua serta seorang ustadz, aidan serap baik-baik. Ini Ia lakukan demi adik kesayangannya yang sudah beberapa hari ini mengurung diri di kamar.

"Terimakasih sayang, mama minta maaf kalo mama maksa kamu menikahi adikmu", ucap Fatimah memeluk anak laki-lakinya.

"Nggak papa mah, aidan ikhlas lakuin ini semua", balas aidan.

Bagaimana mungkin dirinya menolak permintaan ibu yang telah melahirkan nya?

Fatimah melepas pelukannya, ia menatap mata sang anak dengan tatapan memohon "mama harap kamu bisa bahagiain adikmu lagi, mama nggak sanggup melihatnya terus menyiksa dirinya sendiri."

Aidan mengangguk "Mama nggak usah khawatir, aidan pasti akan bahagiain aisyah lagi". Bahkan laki-laki itu kembali menyeka air mata fatimah yang kembali jatuh.

Fatimah tersenyum, lalu menatap suaminya yang tak jauh dari mereka.

"Yaudah kamu langsung masuk aja ke kamar aisyah, sekalian di ajak makan malam ya. Nanti mama siapkan makanannya dulu".

Fatimah bangkit dari duduknya, pergi ke dapur. Tinggalkan para kedua laki-laki itu saja.

"Maaf papa nggak bisa cegah mama kamu", ujar Rouf.

"Nggak papa pah, mungkin memang ini sudah jadi takdir aidan." jawab aidan begitu tenang.

"Tapi-"

"Papah nggak usah bicarain apapun lagi tentang niat aidan seminggu lalu sama mama. Aidan ikhlas pah."potong aidan menatap Rouf.

Rouf mengangguk mengerti, jika memang ini sudah menjadi pilihan anaknya maka ia diam menutup semua dari siapapun.



Aidan menatap pintu berwarna putih di depannya sejenak sebelum ia membuka lalu masuk dengan pelan.  Pandangannya ia alihkan pada perempuan yang tengah tertidur di atas kasur.

Melangkah mendekat aidan duduk di sampingnya, ia menatap wajah yang sangat pucat itu dengan sedih. Bagaimana pun gadis itu sudah ada sejak sedari kecil, tumbuh bersama sama.

"Mas rindu kamu aisyah", ucap aidan pelan tangannya mengelus wajah itu.

Flashback on

Sekitar seminggu lalu aidan pulang ke rumah orang tuanya dengan perasaan berbunga-bunga. Rasanya ia tak sabar ingin memberitahu niatnya yang akan melamar seorang gadis untuk menjadi istrinya.

Awalnya ia akan membicarakan dengan mereka semua, namun fatimah dan aisyah sedang tidak berada di rumah. Alhasil aidan hanya menceritakan pada papahnya (rouf).

Rouf tersenyum bahagia mengingat usia putranya yang memang sudah cukup menikah. Ia tentu saja setuju dan akan memberitahu istrinya nanti.

Kepulangannya tak lama hanya sehari saja, karena aidan masih harus mengurus urusannya di pesantren. Tempat yang sudah selama 10 tahun ia tinggali jauh dari ke dua orang tuanya.

DOUBLE ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang