17

0 2 0
                                    

"Kamu tau darimana?",tanya aidan yang ikut mendudukkan dirinya juga.

Aisyah turun dari tempat tidur, ia memang kepikiran sejak gadis itu lain memandang aidan. Dan aidan pun seperti terlihat aneh saat secara tak sengaja membelanya.

Ia berjalan ke arah jendela kaca, yang belum tertutup kain. Tatapan nya kosong, hatinya seakan di hantam batu besar.

"Aisyah mas-

"Aisyah nggak papa kalau mas masih mau melanjutkan lamaran itu",ujar aisyah tanpa menoleh.

Aidan duduk di pinggiran kasur, ia memandang bingung ke arah aisyah. Kenapa istrinya malah berkata seperti itu.

"Apa yang kamu maksud aisyah. Mas mana-

"Aisyah tau mas masih mencintainya, karena bagaimana pun dia pernah ada di hati mas."cela aisyah.

Matanya memerah menahan tangis,"mas nggak usah khawatir tentang bayi ini. Biar aisyah yang menjaganya. Aisyah sudah dewa-

Aidan berjalan mendekati aisyah, ia membalikan tubuh sang istri agar menghadap ke arah nya, "Sedewasa apapun kamu, mas tidak akan pernah meninggalkan kamu.".

"Tapi aisyah tau, mas masih mencintai ning salma!",teriak aisyah menatap wajah suaminya.

"Tatap mas sekarang", aidan menangkup wajah aisyah. Ia menatap mata aisyah dengan sendu.

"Apakah kamu melihat mas masih mencintai orang lain setelah mas mencintai kamu lebih dulu?",

Aisyah meneteskan air matanya, di mata aidan hanya tergambar kebenaran tidak ada kebohongan disana.

"Apakah cinta yang mas berikan kurang? Kenapa kamu meragukan mas?", aidan membawa aisyah kedalam pelukan nya.

Asiyah menangis tersendu, ia memang tak pernah kekurangan cinta nya dari aidan. Hanya saja dirinya merasa bersalah karena sudah merusak impian aidan.

"Jika saja waktu itu aisyah nolak, mungkin mas masih bisa perjuangin ning sal-"ucap aisyah begitu pelukan nya terlepas

Ucapan aisyah terhenti saat aidan mencium bibirnya. Tak hanya mengecup, aidan memberikan ciuman lebih di dalamnya. Bahkan pria itu membawa aisyah hingga terjatuh di atas tempat tidur.

Ciuman itu terlepas saat keduanya mulai kekurangan oksigen, dengan nafas yang terengah aidan menatap wajah istrinya.

Aisyah balik menatap aidan, ia menjadi takut dengan pandangan mata aidan berbeda. Tatapan nya tajam seolah marah padanya.

Keduanya hanya saling menatap sesekali matanya berkedip.

"Aisyah-"

"Aku mencintai mu wahai istri ku",ucap aidan menyela aisyah.

Iapun meneruskan kegiatan mereka berdua, malam ini aidan hanya ingin aisyah merasakan cintanya yang tumbuh entah sejak kapan. Yang pasti saat ini, dirinya tak ingin membahas apapun selain menyatakan perasaannya.

Aisyah menerimanya dengan ikhlas, walaupun ia gugup saat aidan akan kembali melakukannya. Dan dengan jantung yang saling bersautan, keduanya menyatukan diri mereka.

Tak ada kata yang keluar selain ringisan kecil dari aisyah. Bahkan tangan aisyah di satukan dengan milik aidan. Keduanya menikmati malam panjang mereka.

Aisyah terbangun lebih dulu, ia beranjak dari kasur, lalu membersihkan dirinya. Saat aisyah memakai mukenanya, karena sudah adzan mata aidan terbuka sempurna. Pria itu memandangi istrinya di depan cermin lemari.

"Kamu sudah mandi?",tanya aidan

Aisyah membalikan tubuhnya, "I-iya. Mas mandi saja dulu, biar aisyah yang siapin bajunya".

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 09, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DOUBLE ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang