✧6༘ ┊͙ Still the Same... Or Not?

1.3K 108 31
                                    

⚠️Warning⚠️

Kisah ini hanyalah karangan fiktif dan tidak ada sangkut pautnya dengan tokoh yang bersangkutan di dunia nyata. Author hanya meminjam karakter.

🔥RESPECT THE AUTHOR🔥

Ranauva's present♡️

·
·
·
·
·
·
·
·
·
·
·
·
·
·
·
·
·
·
·
·

Sepotong kue ikan terulur di hadapan Jisung. Heeseung, sang pemberi, menunggu pemuda mungil di hadapannya. Pria jangkung itu tahu bahwa Jisung belum makan sama sekali sejak dari kampus.

Heeseung tidak benar-benar pergi setelah mengantar Jisung. Melainkan dirinya mengantri di depan kios langganan Jisung hanya untuk satu porsi kue ikan. Meski hatinya kecewa, namun Heeseung tetap memperhatikan kesehatan sahabat tercintanya.

"Makanlah. Kamu belum makan tadi," ucap Heeseung menyodorkan makanan itu tepat di bibir Jisung.

Alih-alih memakannya, Jisung justru meneteskan air mata. Mengingat sikap Jeno sebelum Heeseung datang. Tujuh hari ke depan, Jisung resmi menyandang status istri Jeno. Namun, tiada cinta di antara mereka. Hanya sebuah ikatan dengan manfaat. Dimana setelah manfaat itu didapat, maka ikatan itu akan memudar.

Jika boleh jujur, Jisung juga menyimpan rasa kepada Heeseung melebihi sahabat. Hanya karena pengalaman dikucilkan di masa kecil, membuatnya takut kehilangan Heeseung. Ketahuilah, Heeseung adalah satu-satunya teman yang Jisung punya di saat dirinya benar-benar terpuruk. Pria bermata bambi itulah yang menjadi alasan Jisung untuk bangkit dan berani membuka diri kembali.

Awalnya Jisung menyimpan perasaannya untuk diri sendiri. Ketakutan melanda jika seandainya Heeseung akan menjauhinya. Namun siapa sangka ternyata Heeseung memiliki rasa yang sama? Hanya saja waktunya yang sangat tidak tepat.

"Calon pengantin kok nangis? Jelek banget tahu!" ledek Heeseung mengusap pipi Jisung dengan ibu jarinya.

"Biarin, suamiku bukan Akang Jeyi!" sahutnya merajuk.

Heeseung geleng-geleng melihat tingkah Jisung. Bisa-bisanya tetap menghalu idolanya. Tapi itu lebih baik daripada melihatnya murung.

"Gantengan Ethan Lee padahal," celetuk Heeseung menarik atensi Jisung. Dan benar saja, kini mata hamster milik Jisung membulat lucu.

"Ih? Mas Heeseung ngikutin Enhypen juga?"

Seketika suasana mencair. Keceriaan Jisung kembali seolah kejadian sebelumnya terlupakan. Membuat senyuman Heeseung semakin lebar.

"Kak Ethan juga bias wrecker-ku. Suaranya indah banget, udah gitu jago nge-dance pula! Benar-benar suami idaman!" seru Jisung sembari memperagakan salah satu tarian Tamed-Dashed favoritnya.

"Tahu gak? Aku ini kembaran Ethan loh!" ucap Heeseung dengan bangganya.

"Ah masa? Coba nyanyi lagu Polaroid Love bagian Kak Ethan!" tantang Jisung meletakkan tangan di pinggang.

"Lihat ya! Lihat!" Heeseung sedikit berdehem kemudian mulai bernyanyi, "Nado moooo~reu-uhuk! Uhuk!"

"Ahahahaha!"

Jisung tertawa terpingkal-pingkal. Pasalnya, Heeseung terbatuk saat mencoba menyanyikan sepenggal lagu bernada tinggi. Sial sekali bagi Heeseung.

"Senang kau?" ucap Heeseung merajuk. Jisung yang gemas pun mencubit kedua pipi Heeseung.

"Kamu lucu, terima kasih sudah menghiburku," kata Jisung kemudian memeluk Heeseung. "Aku harap kita masih sahabatan selamanya."

Heeseung melunturkan senyumnya karena kata-kata Jisung. Jujur, bukan ini yang Heeseung harapkan. Namun kembali lagi kepada takdir. Mau tidak mau, Heeseung harus menerimanya.

Titip Benih || NoSung (New Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang