Jisung menangis melihat selembar kertas di tangannya. Terdapat kop surat yang menyatakan identitas rumah sakit beserta logonya pada bagian atasnya. Tertulis juga nama lengkap dan identitas lainnya tentang pemuda bermata hamster itu. Selain itu, hanyalah tulisan-tulisan medis yang tidak dia ketahui sampai akhirnya mata sipit itu menangkap sebuah kata, "POSITIF."
"Selamat ya, Ji. Umurnya sudah 4 minggu saat aku periksa tadi," ucap Heeseung sambil merapikan sneli miliknya. Diam-diam menghela napas saat mata bambinya melihat ekspresi Jisung.
Entah apa yang dirasakan Jisung saat ini. Yang pasti perasaan itu tidaklah sederhana selayaknya orang lain saat mengetahui kabar kehamilannya. Bahkan Jisung sendiri pun bingung akan perasaannya sendiri. Air matanya semakin deras ketika mengelus perutnya sendiri.
"Sepertinya kamu tidak ada keluhan lagi selagi mual. Jadi aku akan membuat resep vitamin dan pereda mual," kata Heeseung mulai menyiapkan resep.
"...sih."
"Eh?"
"Terimakasih, Mas Heeseung," ucap Jisung setelah mengkondisikan suaranya agar tidak terdengar sengau.
Heeseung tersenyum tipis dan melanjutkan kegiatan menulisnya.
·
·
·
·
·
·
·
·
·
·⊰᯽⊱┈⚘┈⊰᯽⊱
·
·
·
·
·
·
·
·
·
·Selepas dari rumah sakit, Jisung lebih banyak melamun. Surat hasil pemeriksaannya sudah diberikan pada Giselle dan juga Jeno. Tentu saja wanita itu menerimanya dengan riang gembira. Namun sedikit berbeda dengan Jeno yang hanya memasang wajah datarnya. Entah apa yang ada dalam benak pria itu? Jisung pun tidak tahu.
Dan mungkin Jisung memang tidak ingin tahu.
Tangannya tidak berhenti untuk mengelus perutnya. Baru saja pemuda kelahiran Februari itu memuntahkan makan malamnya. Benar-benar morning sickness yang merepotkan. Belum sepenuhnya lega, tiba-tiba rasa mual itu muncul kembali.
"Hoek! Hoek!"
Pemuda itu merengek di tengah rasa mualnya. Badannya benar-benar lemas seperti terkuras energinya. Tubuhnya ambruk bersamaan dengan suara ketukan dari luar. Indra pendengarnya samar-samar menangkap suara dari wanita yang sangat dia kenal. Namun apa daya, tubuhnya sudah tidak mampu bangkit saat ini.
Sementara itu, Giselle dengan khawatir mengetuk-ngetuk pintu toilet tempat adiknya berada. Wanita itu juga memanggil nama sang adik berkali-kali. Namun tidak ada satupun dari panggilnya mendapat sahutan. Bahkan suara muntahan yang sejak fajar bergema, kini terdiam sejak beberapa menit yang lalu.
"Mas Jeno! Mas Jeno!"
"Apasih Selle? Pagi-pagi gini sudah ribut?" tanya Jeno yang sepertinya baru bangun.
"Mas, tolong Mas! Jisung di dalam!" ucap Giselle panik sambil menunjuk ke arah pintu kamar mandi.
"Selle, sejak kapan kamu sekhawatir itu dengannya? Paling juga lagi mandi dia"
"Mas! Dia itu adik aku! Dan dia sedang hamil anak kamu! Wajar bukan aku khawatir sama dia!" omel Giselle dengan mata yang berkaca-kaca.
Belum sempat Jeno berucap, pintu kamar mandi terbuka dan muncullah lelaki yang menjadi bahan omongan mereka. Jisung yang kepalang lemas hanya bisa bersandar pada bingkai pintu.
"Jisung, kamu gak apa-apa?" tanya Giselle menghampiri sang adik. Mencoba untuk menopang tubuhnya.
"Kak Giselle sama Mas Jeno kenapa ribut? Jisung tidak apa-apa kok. Beneran," kata Jisung berusaha tetap sadar walau rasa pening menghantamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Titip Benih || NoSung (New Version)
Fanfic-ft HeeJi (Heeseung x Jisung) Jisung yang tak sengaja membuat kakaknya keguguran, dipaksa untuk mengandung benih kakak iparnya. Setelah melahirkan, Jisung harus rela dipisahkan dengan anak kandungnya dan kemudian diasingkan. BxB Top!Jeno Top!Heeseun...