✧3༘ ┊͙ Unforgivable

841 90 24
                                    

⚠️Warning⚠️

Kisah ini hanyalah karangan fiktif dan tidak ada sangkut pautnya dengan tokoh yang bersangkutan di dunia nyata. Author hanya meminjam karakter tanpa dipungut biaya apapun. Jadi bacalah dengan bijak dan jangan lupa vote dan juga komen.

🔥RESPECT THE AUTHOR🔥

Ranauva's present♡️

·
·
·
·
·
·
·
·
·
·
·
·
·
·
·
·
·
·
·
·

"Kecelakaan itu juga merusak organ rahimnya secara total. Kami harus meminta ijin kepada anda untuk mengangkat rahimnya. Jika tidak begitu, maka akan terjadi komplikasi," ucap Heeseung yang bagaikan lonceng kematian bagi Jeno.

Napas Jeno tercekat setelah mendengar pernyataan dari sang dokter. Jelas sekali bahwa sudah tidak ada harapan baginya yang ingin menimang putra dari sang istri. Namun tak ada pilihan lain, Jeno harus legawa dengan takdir rumah tangganya.

Baginya, sudah cukup dengan kehilangan sang buah hati. Jeno juga tidak mau kehilangan istrinya.

"Lakukan saja, Dok," ucap Jeno berusaha tegar. "Lakukan apapun yang terbaik untuk istri saya! Berapapun biayanya, akan aku bayar semua."

Tak lama kemudian, seorang petugas datang dan menyerahkan sebuah map kepada Heeseung. Heeseung menerimanya dan membaca isi dari map itu. Setelahnya, dokter itu menyodorkannya kepada Jeno beserta pena.

"Anda bisa menandatangani surat persetujuan ini, Tuan. Saya akan menyiapkan ruang operasinya."

Jeno tersenyum miring saat membaca surat itu. Walau tidak rela, pria itu tetap memberikan tanda tangannya demi keselamatan sang istri.

·
·
·
·
·
·
·
·
·
·

⊰᯽⊱┈❀❀❀┈⊰᯽⊱

·
·
·
·
·
·
·
·
·
·

Jeno kembali dari ruangan Heeseung dengan wajah datar. Ada rasa marah di sana, dan semakin besar saat mata bulan sabitnya bertemu dengan mata hamster yang tampak polos. Ucapan sang dokter kembali terngiang-ngiang.

"Jeno? Bagaimana keadaan Giselle?" tanya Tiffany yang baru saja datang bersama Donghae. Mereka adalah orang tua Jeno.

Namun alih-alih menjawab, Jeno malah menghampiri Jisung dan kemudian menarik kerahnya. Orang tua mereka tentu saja kaget melihat sikap Jeno yang tiba-tiba itu. Sedangkan Jisung memejamkan matanya pasrah.

"Jeno hentikan!" seru Hyoyeon tepat saat Jeno melayangkan sebuah bogem pada pipi kiri anaknya.

Tubuh Jisung ambruk ke kanan setelah dihajar kakak iparnya. Pemuda itu hanya diam tanpa perlindungan, apalagi perlawanan. Sementara Jeno menatap sinis Jisung yang kini tak berdaya.

"Apa-apaan kamu, Jeno!? Papa gak pernah ajarkan kamu untuk menjadi bar-bar seperti ini!" marah Donghae segera menarik Jeno agar tidak melakukan sesuatu yang lebih parah.

Sementara itu, Hyukjae dan Hyoyeon segera membantu Jisung untuk bangkit. Jisung meringis merasakan luka di rahang kirinya. Beruntung hanya memar yang dia dapat.

"Gara-gara dia!" hardik Jeno menunjuk Jisung. "Gara-gara dia, anak aku gaada! Dan gara-gara dia, Giselle mandul!"

"Apa!?"

"K-Kak Giselle..." ucap Jisung menutup mulutnya.

Ketegangan semakin terasa. Dan karena itu pula, mereka hanya terdiam sambil menunggu operasi yang akan dijalani Giselle.

Titip Benih || NoSung (New Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang