✧11༘ ┊͙ What's Happen with Jeno?

1K 83 14
                                    

"Aku mohon, tolong bantu aku Mas Heeseung," ucap Jisung dengan suara sengau dan mata yang berkaca-kaca. "Biarkan aku merawat anakku."

Heeseung menghela napas dan kemudian mengangguk pelan. Tidak ada percakapan setelah itu. Masing-masing larut dalam pikiran sendiri. Diam-diam Heeseung melirik Jisung yang tampak murung. Bukan tanpa alasan pria manis itu merasa sedih. Selama ini tidak ada yang menemaninya melewati masa hamil. Bahkan suaminya sendiri. Selain itu, Jisung juga menyembunyikan kehamilannya.

Padahal yang dibutuhkan orang hamil adalah dukungan mental dari orang-orang sekitarnya. Tapi Jisung tidak mendapatkan itu. Dia hanya bisa legawa dengan nasibnya sekarang. Dan itu membuat Heeseung ikut merasakan sesak.

Jika boleh jujur, Heeseung masih mencintai Jisung. Meskipun mustahil, perasaan itu tidak akan pernah hilang. Bahkan jika Jisung lebih mencintai suaminya saat ini, tidak akan membuat Heeseung menyerah. Baginya, Jeno dengan sikap dinginnya tidaklah pantas untuk dicintai Jisung. Laki-laki itu beserta keluarganya sudah menorehkan luka di hati Jisung. Maka Heeseung lah yang akan mengobati lukanya.

"Setelah ini pulang naik apa, Ji?"

"Entahlah. Mungkin jalan kaki sekalian cari jajan," jawab Jisung tersenyum namun tatapannya kosong. Tangannya tidak pernah berhenti mengelus perut buncitnya. "Tiba-tiba ingin samgyeopsal. Sepertinya mereka juga menginginkannya."

"Sedang mengidam ya?" lirih Heeseung tersenyum tipis. "Kalau kamu tidak keberatan, aku masih ada sekitar dua pasien lagi. Kamu bisa tunggu di sofa belakang, kita pulang bareng."

Jisung hanya mengangguk dan beranjak menuju sofa yang ditunjuk Heeseung. Tidak lama kemudian, Heeseung memanggil pasien berikutnya. Seperti kata Heeseung, memang ada dua pasien terakhir setelah Jisung. Jadi Jisung menunggunya sambil sesekali mengelus perutnya.

·
·
·
·
·
·
·
·
·
·

⊰᯽⊱┈⚘┈⊰᯽⊱

·
·
·
·
·
·
·
·
·
·

Sementara itu di lain tempat, ada Jeno yang terlihat gelisah entah karena apa. Membuat Kazuha juga ikut bingung melihat tingkah atasannya. Bagaimana tidak? Pria tampan kelahiran bulan April itu uring-uringan tidak jelas. Kadang marah-marah tanpa alasan. Kadang tiba-tiba menangis. Bahkan beberapa karyawan yang tidak tahu apa-apa, termasuk Kazuha sendiri, terkena imbasnya.

"Kazuha," panggil Jeno seketika membuat wanita Jepang itu kelabakan.

"I-iya Mr. Lee?"

"Kok tiba-tiba saya ingin kue sus buatan Mr. Kobayashi?"

Demi apapun itu Kazuha ingin mengacak-acak dunia! Bagaimana bisa bosnya ini secara random ingin makan kue sus? Tidak hanya itu, dia ingin yang membuat kue sus itu adalah Mr. Kobayashi yang notabennya salah satu klien dari Jepang? Mau ditaruh dimana muka perusahaan? Kazuha ingin resign saja.

"M-maaf Mr. Lee. Bukannya saya lancang atau bagaimana. T-tapi bukannya Mr. Kobayashi itu klien kita? D-dan lagi pula beliau sedang sibuk dan tidak bisa diganggu."

"JADI KAMU MAU MEMBANGKANG SAYA!?" marah Jeno ancang-ancang mau menangis.

"Bu-bukan begitu, Sir," jawab Kazuha panik.

"KAMU SUDAH TIDAK PEDULI SAMA SAYA!?"

Sudahlah, Kazuha mau menangis saja.

·
·
·
·
·
·
·
·
·
·

⊰᯽⊱┈⚘┈⊰᯽⊱

·
·
·
·
·
·
·
·
·
·

Titip Benih || NoSung (New Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang