✧13༘ ┊͙ Old Friends and the Memories (Part 2)

535 59 21
                                    

⚠️Disarankan untuk membaca chapter ini sambil mendengar lagu ini, terutama untuk dua adegan terakhir⚠️

╭──────✩。°𝄞🎧𝄞°。✩──────╮
ɴᴏᴡ ᴘʟᴀʏɪɴɢ:
[ℍ𝕚𝕥𝕤𝕦𝕛𝕚𝕓𝕦𝕟𝕘𝕒𝕜𝕦 - 𝕄𝕠𝕣𝕖 𝕋𝕙𝕒𝕟 𝕎𝕠𝕣𝕕𝕤]
𝟙:𝟚𝟙 ───|────── 𝟜:𝟝𝟘
◁◁ ▐ ▌ ▷▷
ᴠᴏʟᴜᴍᴇ: ■■■■■□□□
╰──────✩。°𝄞🎧𝄞°。✩──────╯

·
·
·
·
·
·
·
·
·
·

Hari Natal telah tiba. Kota Seoul diselimuti butiran-butiran salju yang menumpuk selama bulan Desember. Namun tidak menjadikannya sebagai kota dingin. Di sepanjang jalanan ibukota telah dipenuhi oleh pernak-pernik Natal yang memukau dan membuatnya lebih hangat. Terlihat pula para pejalan kaki bermantel hangat, menikmati suasana malam kelahiran sang Juru Selamat dengan penuh suka cita.

Momen sakral ini juga dimanfaatkan oleh mereka untuk kumpul bersama keluarga. Biasanya mereka akan mengadakan doa bersamamenjelang natal. Atau ada juga yang hanya sekadar menikmati atmosfer natal.Seperti menghias pohon cemara, membuat aneka kue kering, saling bertukar kado,dan masih banyak hal-hal menyenangkan lainnya.

Begitu pula dengan keluarga dari tokoh utama di kisah ini.

Giselle menatap Jisung yang terlihat asyik menghias pohon natal bersama David, keponakan dari sepupu mereka, Taeyong. Sepupunya yang lain, Sungchan, ikut membantu dengan mengangkat David menghias bagian atas pohon. Sesekali Sungchan menggoda yang lebih muda.

"Serius amat Aeri ngelihatnya?" tegur Yeri yang baru datang dari dapur. Gadis itu baru saja selesai membuat kue-kue kering khas natal.

"Aku merasa lega melihat perkembangan Jisung akhir-akhir ini," ucap Giselle memandang Jisung dengan lembut. Membuat Yeri ikut memandang Jisung yang saat ini sedang mengomeli Sungchan.

"Ahh, aku lihat Jisung juga sudah mulai menemukan cahayanya kembali," komentar Yeri tersenyum.

Teringat empat tahun yang lalu, dimana saat itu merupakan hari-hari tersuram yang mereka lewati. Terutama bagi Jisung. Pembulian dan pelecehan seksual telah menorehkan trauma yang sangat dalam. Remaja cantik kelahiran Februari itu benar-benar terpuruk. Tidak ada senyum di wajah manisnya. Bahkan sudah tiga kali natal dia lewatkan di dalam kamar.

"Yak! Jung Sungchan! Balikin gak!" teriak Jisung lalu mengejar pemuda bertubuh tinggi yang lebih dulu kabur darinya. Sesekali Sungchan menoleh pada Jisung dengan wajah jenakanya, meledek yang lebih muda.

"Astaga Sungchan, anak lanangku, kamu apain Jisung lagi?" komentar Jaejoong, ibu Sungchan, yang sedang menyusun hidangan di atas meja bersama Hyoyeon dan Joohyun.

"Dia mencuri buku Jisung, Aunty Jae!" adu Jisung sembari menunjuk ke arah Sungchan.

"Chan, gak boleh gitu ih!"

"Abisnya Jisung lucu, Ma. Masa udah gede masih percaya Santa Clause?" kata Sungchan sambil membuka salah satu halaman dari buku Jisung. "Nih ya aku bacain. Dear diary-"

"JUNG SUNGCHAN!" jerit Jisung membuat gelak tawa semua orang. Termasuk Giselle dan Yeri yang sedari tadi menyimak.

"Anak itu benar-benar sudah sembuh sampai bisa berantem dengan Sungchan," ucap Yeri setelah tawanya mereda.

"Aku harap adikku selalu bahagia," gumam Giselle dengan tulus.

·
·
·
·
·
·
·
·
·
·

Titip Benih || NoSung (New Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang