Pernah dengar kata-kata "Apa pun yang dimulai dengan baik, pasti berakhir dengan baik"? Ya, aku pikir, itu benar adanya.
🍫🍫🍫
Jinhyuk berjalan pelan keluar dari kamarnya. Masih terlihat gontai, namun ia tidak pernah berhenti berlanjut menapaki lantai. Setelah terdorong oleh banyak persuasi dan nasihat Wooseok, setidaknya, Wooseok tahu Jinhyuk masih punya keinginan untuk menguraikan benang merah masalah ini.
Disusul Wooseok yang berjalan mengendap pelan di belakang Jinhyuk. Tak berniat apa-apa, hanya ingin memastikan bahwa Jinhyuk baik-baik saja. Meyakinkan bahwa semua ucapan Wooseok pada Jinhyuk tiadalah hiperbola, Wooseok benar-benar akan selalu ada di belakangnya.
Appa dan Eomma sedang berada di ruang tamu. Mengobrol lepas perihal masalah-masalah yang sedang menimpa keluarga kecilnya. Namun, tampak dari raut wajah mereka, obrolan itu tak menghasilkan mufakat apa pun yang akan berperan menuntaskan segala permasalahan serta tetek bengeknya.
"Appa, Eomma," panggil Jinhyuk lirih. Sudah kubilang, Jinhyuk masih sedikit banyak enggan untuk berbicara. Akan tetapi, ia harus, atau masalah jauh akar ini tak akan pernah menemui rampungnya.
"Adeul? Nak, sini duduk," panggilan kecil Jinhyuk disambut baik oleh Eomma. Tepat seperti yang Wooseok --yang kini berdiri diam-diam di depan pintu kamar Jinhyuk-- perkirakan.
"Appa dan Eomma sayang Jinhyuk?" tanya Jinhyuk kemudian, ketika ia perlahan mendudukkan diri pada sofa sebelah eomma.
Sedikit tak mengerti, tetapi anggukanlah yang Jinhyuk dapatkan sebagai jawaban. Tentu? Bukannya memang seharusnya begitu?
"Sayang Seungyoun juga?"
Sebuah tikaman tak langsung sontak didapatkan orang tua Jinhyuk. Ibaratkan pecah telur, Jinhyuk menanyakan sebuah hal yang Demi Tuhan tak pernah orang tua Jinhyuk ingin dengarkan selama masih bertambah usia mereka.
Tahu tak mendapatkan reaksi, Jinhyuk melanjutkan ucapannya, "Appa dan Eomma nggak pernah bener-bener sayang sama Seungyoun? Appa dan Eomma mau rawat Seungyoun cuma supaya besok kalau Seungyoun sukses, Appa dan Eomma bisa ikut nikmatin hasilnya juga, walaupun nyatanya kalian nggak pernah bener-bener tulus sayang sama dia?"
"Kamu bilang apa, sih, Jinhyuk. Appa nggak ngerti. Mana mungkin Appa susah-susah cari uang buat hidup kita berempat kalau emang Appa nggak pernah sayang Seungyoun?" Tuan Cho angkat bicara, "Kalau memang Appa dan Eomma nggak sayang Seungyoun, udah tinggal aja dulu Seungyoun di depan rumah. Atau kami bawa dia ke panti asuhan supaya dirawat di sana. Toh, waktu itu, kamu juga masih kecil dan butuh perhatian. Tapi, Appa dan Eomma nggak setega itu, Nak. Kami putuskan untuk rawat Seungyoun, besarin dia. Kalau boleh jujur, mungkin perlakuan Appa dan Eomma ke Jinhyuk dan ke Seungyoun memang beda, kami masih terlalu egois untuk nggak pilih kasih ke kalian, tapi kami udah berusaha semaksimal yang kami bisa untuk besarin Seungyoun di rumah ini."
"Appa dan Eomma tahu pasti masih banyak kekurangan yang kami lakukan, terutama sama Seungyoun. Kami belum bisa memahami dia, belum bisa jadi orang tua yang adil buat dia, belum bisa sepenuhnya anggap dia seperti anak kami sendiri, kami terlalu banyak paksa dan atur hidup dia, kami terlalu keras. Selama belakangan Seungyoun hidup di luar sana, kami mulai sadar itu, Nak. Kami sadar semuanya terjadi karena kami terlalu menekan dia, karena kami terlalu keras sama dia. Jinhyuk boleh salahin Appa dan Eomma untuk ini, tapi jangan pernah bilang kalau Appa dan Eomma nggak pernah sayang sama Seungyoun. Kami sayang dia dan kami pengen dia jadi orang sukses di masa depan," ujar Eomma panjang lebar. Terlihat di mata Jinhyuk, linangan air mata tergenang pada pelupuk mata Eomma.

KAMU SEDANG MEMBACA
Always In My Side
FanfictionSeungwoo yang bertemu Seungyoun tanpa sengaja, ketika keduanya tengah sama-sama dirundung rasa pedih. "Jangan takut pada apapun. Hyung di sini." "Aku percaya padamu, Hyung."