5

1.7K 343 39
                                    

Semesta mempertemukan dua insan sejatinya untuk saling menyembuhkan.

🍫🍫🍫

Seungyoun perlahan duduk di meja makan kayu berwarna coklat itu. Netranya menangkap kepulan asap dari sup rumput laut yang terhidang di atas meja itu.

"Ayo makan," Seungwoo mengambilkan sendok dan sumpit, lalu menaruhnya di samping kanan dan kiri mangkuk Seungyoun. Posisi mereka berhadapan jika kalian ingin tahu.

Makan nggak, ya.
Makan nggak, ya.

Seungyoun akhirnya bergerak mengambil sendok dan sumpitnya, lalu segera mengisi perutnya yang sudah beberapa kali berbunyi. Ingatkan dia tadi belum makan siang karena sepulang kuliah ia langsung marah dan pergi ke sungai Han. Sementara di kampus tadi, ia belum sempat makan apapun karena sibuk mengejar deadline tugasnya yang harus dikumpul hari itu juga.

Seungwoo menatap pria manis di hadapannya yang terlihat antusias dengan acara makannya, sampai-sampai dia tidak menyadari jika sedari tadi Seungwoo menatapnya.

Seungwoo melanjutkan makannya sambil sesekali tersenyum kecil.
Sepertinya aku tidak salah menampung dia di apartemenku.

Selesai makan, Seungyoun yang merasa tidak enak pada Seungwoo, berinisiatif untuk mencuci peralatan bekas makan mereka.

"Nggak usah, Seungyoun. Biar hyung aja yang cuci," Seungwoo membereskan peralatan makan mereka lalu hendak berjalan membawanya ke tempat cuci piring.

"Nggak, Hyung. Aku nggak enak tinggal makan, ngerepotin terus. Sini aku aja yang cuci."

Seungyoun hendak merebut mangkok bekas yang ada di tangan Seungwoo, tapi Seungwoo dengan sigap mengangkat tinggi-tinggi mangkok itu, sementara salah satu tangannya yang bebas melingkar di pinggang Seungyoun guna menahan pergerakan pria itu.

"Hyung, berikan mangkok itu. Biar aku cuci!"

"No no no," Seungwoo mengeratkan pelukannya pada pinggang pria Cho agar dia tidak bisa bergerak mengambil mangkok bekas di tangannya.

"Hyung~" rengek Seungyoun. Matanya sudah menatap Seungwoo dengan puppy eyes. Huh, menggemaskan.

Dengan tangan yang masih melingkar manis pada pinggang yang lebih muda, Seungwoo harus menatap puppy eyes milik Seungyoun.

Sungguh Seungwoo merasa lemah melihatnya.

"B-baiklah. Kita cuci berdua saja biar adil."

Seungyoun berjalan mendahului si pemilik apartemen menuju tempat cuci piring. Seungwoo menyusul dan mereka berdua mulai mencuci bersama.

Tatapan Seungwoo terkunci pada segala tingkah dan gerak-gerik pria di sampingnya. Pria Cho terlihat riang, dengan hati bahagia mencuci alat makan di tangannya, sambil sesekali bersenandung kecil.

Dia terlihat sangat bahagia berada di sini.

'Dulu, Byungchan yang bersamaku di sini. Dia yang berdiri di sebelahku, membantuku mencuci. Byungchan yang bersenandung untuk menghiburku. Byungchan yang merona ketika kupeluk pinggangnya.' Seungwoo terdiam, menatap pria di sebelahnya dalam hening. Rentetan flashback yang tiba-tiba terlintas itu sungguh membuatnya tak berkutik.

"Hyung?"

H-hah?

Seungwoo gelagapan. Matanya segera bergerak membuang pandang entah kemana pun--sungguh dia tidak mau terlihat melamun sambil menatap Seungyoun.

"Kenapa ngelihatin aku begitu?"

Seungwoo berdehem pelan lalu terkekeh kecil.

"Nggak, nggak papa."

Seungyoun sebenarnya tidak percaya. Dia merasa ada yang sedang disembunyikan pria di sebelahnya itu. Namun, ia memilih bungkam. Dia tidak mau terlalu mengganggu privasi pria yang sudah terlampau baik menolongnya itu.

Seungyoun kembali melanjutkan kegiatan mencucinya, masih dengan senandung-senandung kecil yang tanpa sadar keluar dari mulutnya. Si pria Han--lagi-lagi-- tersenyum sambil menatap pria di sampingnya.

Seungyoun yang kembali merasa diperhatikan, menoleh pada Seungwoo. Keningnya mengernyit samar, seolah bertanya--kembali-- mengapa pria itu menatapnya.

"Hyung baik-baik aja?"

Pria Han kembali gelagapan. Merasa sudah tertangkap basah menatap lawan bicaranya, Seungwoo memilih mengalah.

"Boleh hyung cerita?"

Seungyoun mengangguk, "Tentu, Hyung."

"Hyung baru aja putus," Seungwoo tersenyum miris memulai ceritanya, "Nggak tahu kenapa, tiba-tiba kekasih hyung minta putus. Padahal kemarin, kita baru aja jalan. Nggak ada masalah apa-apa, tiba-tiba hari ini dia mau putus."

Seungyoun terperanjat.

Jadi, pria ini datang ke sungai Han bukan tanpa sebab?

To Be Continue

Mau ulangan matematika minat bukannya belajar, malah nulis nulis gini:')

Pusing akutu gais:')
Wkwkwkwkkwkwkw
Kok lempeng banget ya? Kasi konflik ah hehe

Baiklah semoga suka ya
See you💜

Always In My SideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang