18

1K 189 30
                                    

Tak ada lagi selain terima kasih.

🍫🍫🍫

Seungwoo mengerjapkan matanya. Sinar surya merangkak perlahan memasuki pupilnya.

Badannya masih terasa tidak enak. Sakit dan pegal terasa di beberapa bagian tubuhnya. Sudut bibirnya juga masih terasa perih dan kaku.

Mata Seungwoo menyapu seluruh ruangan bernuansa putih itu. Dilihatnya sepasang kekasih--yang merupakan tetangganya-- sedang tertidur dengan posisi duduk di atas sofa. Baekjin memeluk pinggang Yuri dan Yuri merangkul pundak Baekjin. Seungwoo tersenyum kecil. Dalam hati, ia bersyukur memiliki tetangga sebaik mereka. Walaupun terkadang memang sedikit menyebalkan.

Hingga netra Seungwoo menatap seseorang yang masih tertidur di atas ranjang yang sama persis dengannya. Bagian bawah kepala belakangnya diperban. Seungwoo menghembuskan napas berat. Sungguh Seungwoo tak bisa melihat Seungyoun dalam keadaan seperti ini.

Cukup terlambat dia menyadari bahwa lengan atasnya diberi gips. Seungwoo menggeleng malas.

'Buat apa, sih, pakai gips kayak gini? Orang aku nggak papa.' batin Seungwoo.

Seungwoo menatap ke arah ranjang dimana Seungyoun berada. Seungwoo berusaha turun dari ranjangnya. Dia sungguh takut terjadi apa-apa dengan Seungyoun.

Kedua kaki Seungwoo sudah menggantung di pinggir ranjang. Tinggal sedikit melompat turun, lalu berjalan ke ranjang Seungyoun.

Namun semua tidak semudah yang kauperkirakan, Seungwoo.

Bruk!

"Seungwoo!"

"Seungwoo Hyung!"

Darah berwarna merah segar mengucur dari punggung tangan Seungwoo. Perkiraannya yang hanya tinggal sedikit melompat turun rupanya tak semudah itu. Kakinya masih terlalu lemah untuk sekadar berdiri dan menopang tubuhnya sendiri. Alhasil Seungwoo terjatuh dari ranjang dan infusnya lepas.

"By, pencetin tombol daruratnya!"

Baekjin mengangguk lalu segera memencet tombol darurat di atas ranjang Seungyoun.

"Hyung! Kok bisa jatuh gini, sih? Mau apa? Harusnya panggil aku atau Baekjin aja kalau mau ngapa-ngapain," Yuri perlahan mengangkat tubuh Seungwoo. "Tuh, kan, tangannya jadi berdarah!"

Yuri membaringkan tubuh Seungwoo di atas ranjangnya.

Baekjin menutup luka bekas infus Seungwoo dengan saputangan yang selalu dibawanya kemana pun.

"Hyung, jangan dimarahin terus, ih, Seungwoo Hyung-nya. Kasihan, lagi sakit juga," ucap Baekjin.

"Mau ngeliat Seungyoun...," cicit Seungwoo pelan.

🍫🍫🍫

Lampu putih seukuran 18 watt sudah mulai melakukan tugasnya. Yuri dan Baekjin masih setia menunggui Seungwoo dan Seungyoun di bangsal mereka.

Seungwoo masih belum sadar setelah tadi dibius saat memasang ulang infusnya. Sementara Seungyoun pun nampaknya belum ingin keluar dari alam bawah sadarnya.

"By, aku mau cari makan. Kamu mau makan apa?" tanya Yuri.

Baekjin yang sedang menonton televisi hanya menggeleng malas. "Apa aja, Hyung."

Always In My SideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang