Semesta menakdirkan sebuah pertemuan. Tanpa sengaja, tanpa terduga. Ia hanya ingin mereka yang disatukan bisa bahagia.
🍫🍫🍫
Seungwoo berjalan gontai menuju sungai Han. Menurutnya daerah sungai Han adalah daerah yang sangat nyaman untuk memikirkan semua hal yang sudah terjadi. Duduk di tepi sungai Han saat matahari hampir tenggelam di ufuk barat, dengan kondisi hati yang begitu rapuh, dia rasa bukanlah pilihan yang buruk.
Dia sampai. Duduk di tepi sungai itu. Menatap matahari yang sudah sangat condong ke barat. Menikmati sinarnya yang silau, tapi menghangatkan. Dia masih terlalu bodoh untuk mencerna apa yang Byungchan bilang padanya beberapa menit yang lalu.
Pria bermarga Cho, mendudukkan dirinya perlahan. Matanya mengerjap tatkala ia mengarahkan pandang ke sang matahari yang hampir tenggelam. Cahaya itu diakui cukup mengganggu penglihatannya, tetapi sangat membuatnya nyaman dan hangat. Pria Cho menyukainya.
"Kenapa appa dan eomma nggak ngeizinin aku dance? Apa mereka nggak lihat passion-ku? Bandingkan saja aku terus dengan Jinhyuk hyung. Gila," ketus Seungyoun entah pada siapa, "Aku akan tunjukkan ke kalian, aku bisa hidup sendiri tanpa merepotkan siapa pun."
Cho Seungyoun, nampaknya kata-katamu barusan tidak akan menjadi benar setelah ini.
"Kamu sendiri?"
Seungyoun tersentak. Netranya melirik seorang pria tinggi yang kini berdiri di sampingnya. Menutupi sebagian cahaya matahari dengan tubuhnya. Mengagetkan.
"Apa kamu lihat ada orang lain di sini?"
Begitulah Cho Seungyoun. Jika mood-nya sedang buruk, siapa pun menjadi sasaran kejudesannya. Bahkan orang yang tak ia kenal seperti pria itu.
"Hm.., nggak, sih."
"Ya udah."
Sejujurnya Seungyoun kesal pada dirinya. Kenapa dia tidak bisa bersikap biasa saja pada orang lain yang tidak tahu apa-apa? Kenapa pria tampan yang berdiri di sampingnya itu justru menjadi pelampiasan kekesalannya?
"Aku boleh duduk?" tanya pria itu sambil menunjuk tempat kosong di samping Seungyoun.
Seungyoun mengangguk.
"Hm, aku minta maaf, ya, kalau aku judes. Aku nggak bermaksud gitu. Cuma ...," Seungyoun menggantung ucapannya.
Pria di depannya menaikkan sebelah alisnya. "Cuma?"
"Cuma lagi nggak mood aja. Maaf, ya."
Huh, tolong pertanyakan kemana jiwa-jiwa seksi Seungyoun yang tiba-tiba lenyap ketika ia berada di samping pria misterius ini.
Pria di samping Seungyoun itu terkekeh pelan. Seungyoun menatapnya terkejut. Seungyoun akui pria ini manis. Sungguh manis.
"Nggak papa. Kelihatan, kok, kamu lagi nggak mood. Maaf, ya, aku justru ganggu."
Seungyoun menggeleng. "Enggak, nggak papa," balasnya.
"Namamu siapa?" pria itu menjulurkan tangannya ke hadapan Seungyoun. Mengajaknya bersalam kenal, "Aku Han Seungwoo."
Pria Cho tergagap. Bingung.
"A-aku Cho Seungyoun," jawabnya sambil mengangkat tangan, menyalami tangan hangat Han Seungwoo.
Dari situlah semuanya berawal.
Seungwoo tersenyum. "Lagi ada masalah?"
"Ng-nggak, kok," Seungyoun mengalihkan pandang dari pria itu. Ketara jelas ia menyembunyikan masalahnya. Si pria Han menyadari itu.
"Nggak papa, kok, kalo nggak mau cerita. Kita, kan, baru kenal juga. Mungkin kamu takut," Seungwoo menggaruk tengkuknya kikuk.
Pria Cho menatap wajah teduh di hadapannya. Seungyoun bingung, tetapi ia dapat melihat sorot mata Seungwoo. Dia bukan orang jahat, begitu pikirnya.
Seungwoo yang merasa ditatap lawan bicaranya, lalu menolehkan pandang. Dibalasnya tatapan mata elang yang tepat menaruh atensi padanya itu. Seungwoo mengangkat sebelah alisnya. Bertanya, mengapa pria itu menatapnya.
"Kamu lahir tahun berapa?"
Sungguh, Seungyoun bodoh. Random sekali pertanyaannya itu.
"1994. Kenapa?"
"Ah, hyung. Seungwoo Hyung. Bukankah aku harus memanggilmu begitu?"
Seungwoo tersenyum kecil. "Panggillah aku apapun yang kamu suka."
"Hyung...,"
Seungwoo yang sedang memfokuskan pandang pada surya yang tinggal setengah itu, menengok pada pria di sebelahnya.
"Ya?"
"Hyung mau denger ceritaku?"
Seungwoo merangkul pundak Seungyoun. Mengelusnya pelan. Memberikan kekuatan. Menenangkan pria yang nampaknya sedang tidak dalam kondisi baik itu.
"Kalau kamu udah siap cerita, Hyung dengerin."
Lantas, tangan Seungwoo beranjak mengelus pelan surai hitam pria Cho.
To Be Continue
Halo
Sudah aku gamau banyak babibu wkwkwk
Cuma lagi punya mood buat ngelanjutin book iniSemoga suka ya
See you💜
KAMU SEDANG MEMBACA
Always In My Side
FanfictieSeungwoo yang bertemu Seungyoun tanpa sengaja, ketika keduanya tengah sama-sama dirundung rasa pedih. "Jangan takut pada apapun. Hyung di sini." "Aku percaya padamu, Hyung."