13:30
Tiba saat nya aku pulang sekolah, aku pun segera membereskan buku-buku ku yang ada di meja dan memasukkan nya ke dalam tas
Tiba tiba Dimas menghampiriku dengan wajah bahagia nya kepadaku.
"Tin balik sama siapa? Mau bareng gue kaga? Nanti izin dulu ke bunda, gue mau ngajakin lu makan, ada restoran baru buka kata nya makanan nya enak enak."
"Ogah gue pulang sama lu, gue mau pulang bareng sama Nana sama jeha," ucapku dengan menggendong tasku dan berjalan ke luar kelas, sedangkan Nana dan jeha sudah menunggu ku di luar kelas.
Ia pun tak tinggal diam dia terus mengikutiku dari belakang menarik narik ujung tas ku.
"Ayo lah tin pulang bareng gue ya? Eh jeha Nana, tina pulang bareng gue ya ntar lu berdua gue beliin cemilan," ucap Dimas dengan tangannya merangkul pundak ku.
"Mau makan di restauran daerah deket rumah gue bukan? Iya kata nya baru buka, yodah sono lu bawa si tina kesono berdua kalean," tambah jeha.
Dimas hanya membalas dengan senyuman sembari terus merangkul pundak ku.
"Ap-" ucapku terpotong.
"Siap!" Seruan dimas memotong ucapan ku.
"Woy minggir gue mau keluar," tiba tiba Satya mendorong tubuh ku dari belakang.
"Santai anjir gue lagi ngomong kepotong gara gara Lo!" teriak ku dengan kesal kepada Satya.
"Bodo amat yhahahaha Wahyu," ucap Satya dengan raut wajah nya yang meledek ke arahku.
"Wahyu sapa anjir?" Tiba tiba Dimas nyeletuk begitu saja.
"Bapak Lo!"
"Sorry brother nama bapak gue james," balas Dimas dengan raut wajah sombong nya itu
Sementara itu ku lepaskan rangkulan tangan nya dan diam diam aku berjalan pelan menghindari dua lelaki aneh itu sembari menarik tubuh nana dan jeha untuk menutupi ku.
"Udah lah Tina pulang sama gue ya tin," kata nya, "loh?! Tina mana?"
Setelah sadar bahwa aku sudah tak berada disamping nya ia pun mengejar ku dan kembali merangkulku
Dimas terus memaksa ku untuk pulang bersamanya, sembari mengehela nafas pelan karna sudah lelah akhirnya ku iyakan saja ajakan nya itu.
"Eh neng jeha kiw kiw," ucap Satya dengan menaikkan satu Alisnya.
"Bocah sinting," ujar jeha dengan menatap sinis ke arah Satya.
"Ekhem bahasanya," tiba tiba kami semua pun menoleh ke arah suara tersebut ternyata Jiandra dan Naresh yang berada dibelakang kami
"Wih ngebahas apa nih? ikut dong gue," ucap jiandra tiba tiba.
Setelah hanya bisa menyimak akhirnya nana pun berbicara dengan suara keras "Bahas gw nikah sama bapak Lo!"
"Dih males amat gue punya Mak tiri modelan kayak Lo," ucap jiandra kepada Nana.
"Bodo amat."
"Na, jok belakang gue kosong, pulang bareng yu," ucap jiandra dengan kekehan nya.
"Nah bagus tuh gue sama Tina lu sama Nana ye," tambah dimas.
"Terus gw sama siape?" ucap Satya kepada kami.
"Sama pacar Lo lah, bukan nya lu baru ae di tembak ye? Sama anak IPA sebelah," ucap diriku kepada Satya.
"Mana ada gue pacar."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dimas Erlangga [Baca Sesuai Urutan Nomor]
Teen FictionBukan apa apa hanya saja aku takut untuk melihat kebelakang, peristiwa itu bagai kaset film yang terus berputar putar di pikiran ku, dia pergi. Seseorang Laki-laki yang telah mengubah cara pandang ku soal apa pun yang aku tidak ketahui. Dimas erlang...