"Pemakaman?"
"Ho'oh, gue mau curhat sama papa, sama mama mau cerita semua kejadian hari ini sama kamarin," cakap nana.
"Na, lu gak sendirian ada guee, kakak lu, lu kalo ada apa apa cerita ke gue."
"Engga, gimana pun juga gue mau berbagi cerita gak ke elu doang, gue mau papa sama mama tau apa yang kita alamin selama ini," tegas nana.
"Gak mau besok aja? Sekarang udah mulai sore," bujuk jeha.
"Sebentar aja kok, gue lagi kangen sama mereka," balas nana.
Jeha yang memaklumi bahwasanya nana sangat rindu dengan kehadiran kedua orang tua mereka memutuskan untuk mengikuti kemauan nya saat itu juga
Nana menarik tangan jeha sang kakak untuk mampir sebentar membelikan bunga untuk kedua orang tua mereka, setelah mendapat bunga untuk di taburkan di atas makam kedua orang tua mereka, segera mereka bergegas untuk ketempat dimana orang tua nya di makamkan.
"Papaa, aku, kak jeha kangen," ungkap nana berbicara dengan batu nisan sang ayah bernada rindu sembari mencabuti rerumputan liar yang tumbuh di sekitar makam nya.
"Iya pah, kangen kalian berdua," sambung jeha.
"Mama sama papa tau gak, aku sama kak jeha di jahatin di sekolah tapi aku sama kak jeha lawan loh, Kita kuat kan?.."
Ucapan nya pun terhenti, hening menerpa saat nana berhenti berbicara dan hanya diam menatap kedua makam tersebut
Jeha yang mengetahui nana sedang tidak baik baik saja mencoba untuk menenangkan nya dengan terus mengusap usap tubuh bagian belakang nya.
"Mama, jeha janji bakal jagain nana sebisa jeha, mama sama papa jangan khawatir ya disana," jelas jeha yang terus menaburkan bunga di atas makam sang ibu sedangkan nana menaburkan bunga di makam sang ayah.
Masih cukup waktu langit untuk menggelab saat itu, cukup untuk nana menuangkan semua keluh kesah nya kepada orang tua nya
Begitu juga dengan jeha yang masih setia menemani sangat adik nana.
•
Sudah 25 menit mereka berada disana dan memutuskan untuk kembali pulang.
"Je, gue mau pulang."
"Mau pulang? Yaudah ayo."
"He'em," deham nana.
"Udah lega? Gimana perasaan nya habis cerita?" tanya jeha.
"Leeggaaaa banget." kekeh nana.
"Yaudah yo pulang," ajak jeha.
"Iya, mama sama papa. Kita pamit ya, makasih udah mau dengerin cerita nana sama kak jeha," pamit nana sebelum berpisah dengan kedua orang tua nya.
Sambil berjalan perlahan jeha menyempatkan diri untuk membuka ponsel nya untuk memesan taxi, memang tak cukup jauh dari rumah tempat mereka tinggal namun dengan berjalan kaki cukup memakan tenaga dimana kaki jeha sedang cidera.
"Gue pesen taxi dulu ya."
"Iya."
Tak lama setelah di pesan, mobil yang mereka tunggu akhirnya sampai.
<>
Kreckk...
Suara pintu kamar ku yang telah di buka oleh seseorang, ohh ya ternyata itu ayah ku yang sudah pulang kerja, beliau mendapatkan kabar dari bunda ku bahwa aku dijahati seseorang di sekolah tadi siang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dimas Erlangga [Baca Sesuai Urutan Nomor]
Teen FictionBukan apa apa hanya saja aku takut untuk melihat kebelakang, peristiwa itu bagai kaset film yang terus berputar putar di pikiran ku, dia pergi. Seseorang Laki-laki yang telah mengubah cara pandang ku soal apa pun yang aku tidak ketahui. Dimas erlang...