Pada akhirnya aku dan dimas selesai menghabiskan makanan kami, Dimas bergegas merapihkan barang barang nya yang berada di atas meja saat itu
Lalu segera berdiri dari tempat duduk lalu kembali menggandeng tangan ku dan kemudian berjalan ke kasir untuk membayar makanan kami, sembari terus menggandeng tanganku dan mengajak ku pulang namun aku masih ingin melihat lihat ke taman kota terlebih dahulu.
"Dim gue mau liat liat ke taman kota dulu ya boleh yaa plisss," mohon ku kepada Dimas.
"Nanti bunda nyariin lu gimana?"
"Ya gapapa, kita udah lama ga pergi bareng kesana."
"Iya, sebentar aja."
Aku pun hanya mengangguk setuju, syukurlah dia masih ingat permintaan ku untuk pergi berjalan- jalan sebentar disekitar taman kota, menuruti permintaan ku tadi dan aku pun bersyukur ternyata dia sudah tidak marah kepadaku
Selesai membayar kami segera berjalan keluar dan kembali ketempat motor dimas terparkir.
"Hadehh, kalo kemauan nya kaga di turutin nanti pundungan bocah nya haha," katanya.
"Ga tuh, kata siapa?"
"Ga tau hahaha," jawabnya sembari tertawa kecil.
"Ko tawa si, ga ada yg lucu tauu."
"Iya iya, udah buru pake helm nya," katanya sembari menyodorkan helm kepada ku.
"Bentar, susah tau," kekeh ku.
"Sini dah," ucap nya yang tiba tiba saja membantu ku.
Pandangan ku mulai naik saat dia tiba tiba membantu ku untuk memasangkan helm dikepala ku, walaupun aku dengan dia sudah cukup kenal lama aku masih kesusahan untuk memahami nya, emosi nya susah di tebak.
"Kita udah kenal lama, tapi gue masih belom bisa memahami elu seluruhnya," suara ku pelan.
"Itu artinya lu masih belom kenal gue," jawabnya.
"Kita udah sepuluh tahun kenal loh dim," ucapku kembali.
Senyuman ya terpanjang di wajahnya menandakan ada hal sesuatu ya aku tidak tau. Tanpa ku sadari dia sudah memasangi helm dikepala ku dan segera menyuruh ku untuk naik ke motor nya.
"Udah ni, buruan naik."
"Iya," balas ku.
"Pegangan," ujarnya dengan pelan menyuruh ku.
Ku gelengkan kepala ku saat mendengar dimas berkata, setelah itu dengan sengaja dia tiba-tiba menarik gas yang membuat ku kaget, tak sengaja aku langsung memeluknya dengan tidak sadar
Segera ku lepaskan pelukan ku, sembari berteriak kepada nya dan terus memukul mukul bahunya.
"DIMAS LO YAA!" Geram ku padanya.
"Eh eh.. Sakit, lagian gue udah suruh pegangan kaga mau."
"Untung gue ga jantungan dim," cibirku.
Lelaki itu hanya bisa tertawa mendengar ku berbicara, aku menghela nafas karna kesal dan menuruti permintaan nya, saat itu ku letakkan tangan ku dan ku pegang baju di area pinggal nya.
"Peluk ae jangan nanggung," kata nya.
"Iya iya, modus banget ih," ujarku.
Dia menarik tangan ku secara tiba-tiba, dan menyuruh ku untuk memeluknya, ku letakkan tangan ku didepan perut nya perpegangan kepada pergelangan tangan ku satunya dan mulai bersandar, ia pun mulai menjalankan motor nya perlahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dimas Erlangga [Baca Sesuai Urutan Nomor]
Teen FictionBukan apa apa hanya saja aku takut untuk melihat kebelakang, peristiwa itu bagai kaset film yang terus berputar putar di pikiran ku, dia pergi. Seseorang Laki-laki yang telah mengubah cara pandang ku soal apa pun yang aku tidak ketahui. Dimas erlang...