KRIIINGGGGG
Bel istirahat pun berbunyi tepatnya pukul 09.30 itu menandakan bahwa jam istirahat ku telah tiba, aku pun mulai mengajak jeha dan nana untuk bergegas ke kantin bersama
Sedangkan dimas dan satya sudah pergi lebih dulu untuk menemui jiandra dan naresh.
"Gw laper nih, jajan yu," ujar ku kepada mereka berdua yang letak tempat duduk nya persis didepan tempat dudukku
"Gass lah tin gue juga udh laper nih pusing tadi gue belajar matematika," balas Nana
"Kayaknya gue di kelas aja deh perut gue masih sakit kalian aja deh," ujar jeha sembari memegangi perutnya
Ku iyakan perkataan jeha barusan dan membereskan alat tulis di meja ku bergegas keluar kelas beralih pergi bersama nana dan meninggalkan jeha sendirian dikelas
"Gw denger denger ada ade kelas tau yang suka sama naresh," bisik nana kepada ku sembari berjalan di lorong kelas kami.
"Serius lu? Terus naresh nya?"
"Ya naresh nya ga suka, lu tau kan naresh gimana, yang gw ga habis pikir ni cwe tu stiap malem kirimin makanan ke rumah nya naresh tapi naresh slalu tolak makanan nya."
"Eum—" gumam ku sambil mengulumkan bibir "sayang makanan nya," kata ku.
"Ga tau tu si naresh, kalo dia ga mau kan bisa kasih ke kita, ya ga?" celetuk nana sembari menutup mulut nya lalu tertawa
Ku lihat naresh yang berjalan kearah berlawanan dari kami, sempat berpapasan namun tidak menyapa segera ku hentikan langkahku dan mengalihkan pandanganku.
"Lah itu naresh kan? Tumben ga negur," tanyaku keheranan.
"Ga liat kali," balas nana.
Ia berjalan hingga akhirnya berhenti dan memasuki kelasku.
"Dia ke kelas kita? Kelas kan sepi." kata ku
"Udah ah, gue mau ke kantin laper ni," ucap nana.
"Yodah lu ke kantin duluan aja, gue mau liat kelas dulu," balas ku
Ku urungkan niat ku untuk pergi ke kantin dan mengikuti naresh dari kejauhan, sedangkan nana tetap pergi kantin, saat dikelas ku intip dari luar melalui celah pintu yang sedikit terbuka.
KREEKK..
Suara ia mendorong sedikit pintu kelasku agar tertutup, ku lihat ia yang ternyata membawa sebotol air minum ditangan nya.
"Lu sendirian?" kata naresh yang berbicara kepada jeha.
"Nggak! Gue sama raqib Atit pake nanya lagi ya jelas sendirian, lu lagi nyari dimas satya?" tanya jeha.
Lelaki itu menggelengkan kepada nya dan berjalan menghampiri jeha yang terduduk lemas, ia pun menghentikan langkahnya sembari menyodorkan sebotol air minum.
"Ni obat sama air minum," Segera ia diletakan sebotol air dimeja jeha lalu tersenyum simpul.
"Iyaa makasihh ya," balas jeha sembari mengeluarkan gummy smile nya.
Masih belum percaya apa yang ku lihat, ku rasa mereka sedang menjalin hubungan diam diam tanpa sepengetahuan yang lain.
"Iya sama sama, makanya jangan makan pedes terus tolol!" bentak Naresh dengan suara keras.
"ko ngegas asu!" balas jeha dengan nada keras di iringi tatapan sinisnya untuk Naresh.
"Dih dibilangin malah ngelawan," kata naresh sembari mengacak acak rambut jeha.
"Apaan si resh."
"Gue mau marah kaga jadi karna liat muka lu, hahahaha.."
senyuman manis yang terpapang jelas diwajah naresh menandakan dia bahagia dan senang jika bersama jeha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dimas Erlangga [Baca Sesuai Urutan Nomor]
Teen FictionBukan apa apa hanya saja aku takut untuk melihat kebelakang, peristiwa itu bagai kaset film yang terus berputar putar di pikiran ku, dia pergi. Seseorang Laki-laki yang telah mengubah cara pandang ku soal apa pun yang aku tidak ketahui. Dimas erlang...