12. So many wounds

72 13 60
                                    

"tin, lu ngapain," ucap jeha.

"lah ngapa?" tanya ku.

"lu ngusir dimas? sakit hati si gue kalo jadi dimas."

"hm gue lagi mau menyendiri dulu."

"whut?!" decak jeha.

"dustina kamu lain kali jangan begitu ya sama dimas, gak enak jadi nya," kata bunda menasehatiku.

"aku lagi mau sendiri bunda."

"bunda nasehatin itu anak gadis nya," lanjut jeha

"apa si."

Setelah berkata seperti itu aku pun segera mehabiskan soup ku lalu bersiap untuk minum obat yang telah dibawakan oleh bunda ku, sebelum bunda meminumkan ku obat bunda memastikan kembali jika soup yang ku makan benar benar sudah habis.

"udah habis pinter, ayo buka mulut nya," ucap bunda menyuapi ku obat.

aku pun membuka mulutku dengan tidak teralu lebar menyusuaikan ukuran sendok itu, mulut ku seketika pahit disekujur lidah yang ku bisa rasakan.

deham ku, "eumm pahit bunda."

"udah ya bunda mau kebawah, temen temen kamu pasti cape, bunda mau siapkan makan buat mereka."

"iya bunda," balas ku

bunda pun beranjak dari duduk nya lalu berjalan menuju pintu dan merangkul jeha untuk ikut bersama nya kebawah dan meninggalkan ku sendiri untuk beristirahat.

tangan bunda dengan halus merangkul bahu jeha sembari berakata, "kamu pasti laper, ayu kebawah kita makan sama yang lain."

"iya bunda," jawab jeha.

ku rasakan pintu sudah tertutup saat bunda dan jeha keluar kamar ku, udara semakin dingin saat aku mulai menyalakan AC kamar ku membuat ku mengantuk tidak tahu apakah ini efek obat yang bunda berikan atau memang aku sedang kelelahan 

aku pun tertidur dengan keadaan masih memakai seragam sekolah dengan posisi menyamping dan sedikit kaki ku yang ku tutupi oleh selimut.

<>

"dim, udah ketemu tina?" tanya naresh.

menggelengkan kepala adalah jawaban dimas untuk pertanyaan naresh barusan, sontak naresh kebingungan dan memasang raut wajah keheranan terhadap dimas.

"lu napa?" tanya naresh kembali.

"hmm, gue udah ketemu tapi sebentar doang," jelas dimas.

"terus ngapa lu geleng?" 

"belom sampe 5 menit udah disuruh pergi." 

naresh yang mendengar pernyataan barusan dimas tertawa didepan nya lalu berkata,"mampusss."  

"sialan lo," balas nya.

tak lama jeha dan bunda turun menghampiri dimas, naresh, vino dan nana untuk menyuruh mereka makan sebelum pulang.

"kalian makan dulu ya, bunda tau pasti kalian semua laperkan," ajak bunda.

"bunda tau aja nana laper."

"iya iya ayo makan, bunda udah masak tadi, sepertinya cukup untuk kalian semua," ucap bunda sembari tersenyum.
 
mereka pun berjalan menuju ke meja makan dan segera duduk di kursi masing masing, jumlah kursi dimeja makan ku cukup untuk semua, bunda menyiapkan piring piring di bantu oleh nana sedangkan jeha membantu untuk menyiapkan lauk nya.

"Kalian makan yang banyak ya kalo bisa di bungkus," ujar bundaku dengan tertawa.

"Bunda bisa aja."

Mereka pun mulai menyantap makanan mereka  dengan lahap, tiba tiba di tengah acara makan itu Nana berbicara

Dimas Erlangga [Baca Sesuai Urutan Nomor]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang