Tiba akhirnya jam istirahat, aku, Nana dan juga Jeha mendapati Dimas, Naresh, Satya dan Jiandra sedang sibuk bermain basket, kami yang merasa jenuh di kelas memutuskan untuk duduk di kursi tepi lapangan sembari memakan jajanan yang kami telah beli tadiKami sibuk mengobrol dan melihat mereka bermain, dan secara tiba-tiba tak sengaja bola basket yang ingin Jiandra lempar ke Naresh melenceng dan terlempar mengarah ke Jeha yang tak sadar karena sibuk berbicara
Jeha yang mulai menyadari bola itu mengarah kepada nya segera menghindar, nyaris bola itu mengenai bagian tubuh jeha syukurlah dia dengan cepat segera sadar lalu berkata kepada Jiandra.
"LU YANG BENER DIKIT NAPA!"
"Eh je, sorry kaga sengaja gue, bisa tolong bawa kesini kaga?" teriak Jiandra.
Tampak terlihat jelas Jeha sangat kesal kepada Jiandra, sembari mengambil bola yang berada di dekat nya lalu berjalan kearah nya.
"Ribet lo," ucap jeha dengan nada sinis.
"Kasih ke Naresh aja je," sahut Jiandra.
Jeha yang membalas dengan dehaman lalu berjalan ke arah Naresh, tiba-tiba amanda yang tak tau datang dari mana mendorong Jeha dengan sengaja dan merebut bola itu dengan paksa yang membuat Jeha terjatuh dengan posisi duduk.
"JEHA" teriak Naresh.
"Aww.."
"Ups sorry, gue aja yang ngasih."
Ucapan yang keluar dari mulut perempuan centil itu seolah tidak merasa bersalah dan malah mencari perhatian di depan Naresh
Sontak aku dan Nana yang melihat hal tersebut segera menghampiri Jeha yang masih terduduk dibawah merintih kesakitan dibagian kaki nya.
"Amanda lu ga punya mata? Buta mata lo?!" kata Nana yang sudah telanjur kesal pun mendorong tubuh Amanda hingga jatuh.
"Aww, s-sakitt."
Dorongan Nana membuat Amanda terjatuh dengan kedua tangan yang menyentuh lantai dan tubuh tersungkur, membuat Amanda sedikit mendapatkan luka dibagian telapak tangan karena dorongan yang begitu keras
Dimas, Satya, Naresh dan Jiandra melihat Nana yang mendorong Amanda segera berlari kearah mereka untuk menyela pertikaian Amanda dan Nana, Jiandra yang menarik Nana untuk berhenti sementara Satya membantu Amanda berdiri kambali dan menjauh dari Nana
Naresh yang kelihatan khawatir dengan
Jeha menghampiri nya, Lalu terhenti saat Amanda tiba-tiba memeluk lengan Naresh sembari memasang wajah kesakitan."Nareshh, tangan aku sakit banget." Kata Amanda.
Berlalih dari Amanda, aku yang masih sibuk membantu Jeha untuk berdiri memastikan ia baik baik saja.
"Je, lu gapapa??" tanya ku sembari membantu Jeha berdiri kembali.
"Ini jeha gimana?" sambung Dimas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dimas Erlangga [Baca Sesuai Urutan Nomor]
Roman pour AdolescentsBukan apa apa hanya saja aku takut untuk melihat kebelakang, peristiwa itu bagai kaset film yang terus berputar putar di pikiran ku, dia pergi. Seseorang Laki-laki yang telah mengubah cara pandang ku soal apa pun yang aku tidak ketahui. Dimas erlang...