Party (RinZu)

347 26 16
                                    

Universitas mengadakan pesta kelulusan untuk senior mereka. Haitani Rindou merupakan salah satu bagian penting dari berlangsungnya pesta.

Rin adalah ketua dari para siswa di sekolah dan juga sebagai ketua kedisiplinan para siswa. Ia yang bertanggungjawab penuh pada pesta yang diadakan mulai dari sore hingga tengah malam nanti.

Ya semuanya berjalan lancar hingga akhirnya anak-anak hits mulai memasuki panggung mereka. Dimulai dari lagu yang dibawakan oleh Baji dan Chifuyu, lalu Mikey dan teman-temannya. Banyak yang berpartisipasi, semua orang menikmati pesta.

"Ayo nikmati ini"

Ran meliukkan tubuhnya mengikuti alunan musik yang cukup keras. Ia memegang rokok ditangannya dengan santai.

Rin menatap Ran jengah. Tangan pemuda berkacamata itu memegang buku untuk melihat daftar kuno-nya. Ya begitulah menurut Ran.

"Aku sibuk"

Bukan hal asing bagi semua orang untuk mengetahui bahwa Haitani Rin adalah seorang yang sangat kuno. Sangat cupu namun cukup disegani. Tentu saja karena ia cukup galak juga. Sifatnya benar-benar bertolak belakang dengan kakaknya, Ran. Jika Ran adalah orang yang santai, maka Rin adalah kebalikannya.

Ran dengan paksa mengambil buku catatan Rin. Melemparnya ke dalam kolam, "Ups tanganku terpeleset"

Rin benar-benar akan memukul Ran. "KAU!"

Sayangnya, Ran justru menarik tangan Rin untuk bergabung dalam alunan musik. Mengajak saudaranya yang kuno untuk berdansa. Rin menggertakkan gigi kesal dengan kelakuan Ran. "Bajingan"

Ran meraih tangan Rin untuk meliuk sepertinya. Rin yang sangat kuno tentu merasa bodoh dengan kelakuan kakaknya yang super menyebalkan.

"Ran hentikan kekonyolan ini"

Ran menghisap kembali nikotinnya. "Kau akan cepat tua jika terus mengerutkan kening. Santai, cari seseorang di sini. Lalu lepaskan keperjakaanmu itu, adikku yang polos"

Ran kemudian bersiul ketika seorang wanita datang padanya. Wanita itu menarik Ran untuk menjadi teman dansa-nya. "Uh wow, lihatlah betapa beruntungnya kakakmu ini. Oke nikmati pestamu, aku tidak menerima jika kau masih perjaka setelah pesta ini berlalu"

Setelah itu Ran segera meraih pinggang wanita tadi untuk mendekat padanya. Mereka berdua meninggalkan Rin yang terlihat seperti orang tolol.

"Hahaha"

Rin menoleh pada seseorang yang tiba-tiba tertawa di dekatnya. Rambut merah muda yang mencolok membuat Rin menautkan alisnya heran.

Pria itu mendekatkan dirinya pada Rin, mengedipkan sebelah matanya dengan jahil. "Kau tidak boleh perjaka malam ini tuan Haitani"

Rin mengerjakan matanya, menatap tingkah aneh pemuda di depannya dengan penasaran. "Bukan urusanmu"

Pemuda bernama Sanzu itu mengeraskan tawanya. Tanpa peringatan ia meraih leher Rin, mengalungkan tangannya disana.

Rin terpaku, mengikuti Sanzu yang membawanya untuk melangkah menikmati musik. Sanzu bergerak pelan karena musik kali ini adalah jazz.

Sanzu menjilat bibir bagian bawahnya, berusaha menggoda si pria galak yang sangat populer dengan sifat kuno-nya.

"Aku membuat taruhan dengan temanku bahwa aku harus tidur denganmu, tuan Haitani yang sangat membosankan"

Sanzu menatap mata si bungsu Haitani dengan lekat. "Jika aku tidak mengikuti aturannya, mereka akan membuatku jatuh miskin"

Rin memandang Sanzu tertarik. "Oh ya?"

Sanzu mulai menarik kedua sudut bibirnya membentuk sebuah senyuman menggoda.

"Pinggangku gatal, bisa kau menggaruknya untukku?"

Sanzu berdehem kecil, namun sayangnya Rin yang telah jatuh dalam godaannya tanpa ragu menarik pinggang Sanzu merapat padanya.

"Aku tidak ingin menggaruknya, apakah dengan ini kau masih gatal?"

Sanzu menggigit bibir bagian bawahnya. Mata mereka tertaut jauh. Tangan Sanzu dengan refleks membuka kacamata yang bertengger di atas hidung Rin. Melemparnya sejauh mungkin.

"Kakiku lemas, tuan Haitani bungsu ternyata begitu panas dan menggoda. Sangat pintar dengan mencoba menutup pesonanya dibalik kacamata tebal. Jika aku yang seorang pria bisa selemas ini karena auramu yang menggoda, bagaimana dengan yang lainnya?"

Rin kemudian mengangkat Sanzu di bahunya. Membiarkan Sanzu menghirup ceruk leher si kuno itu.

"Aku beruntung karena kau kuno, jadi aku tidak perlu cemburu"

Rin menepuk bongkahan bulat Sanzu dengan tangan lainnya. "Kau bermain dengan orang yang salah, Sanzu"


(RinZu)

Request by sinlimin

Story  ~ (Drabble)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang