Secret (Drakey)

624 35 12
                                        

"Kenchin"

Kematian Draken masih membekas di ingatanya. Lelaki dengan tinggi rata-rata itu menutup wajahnya dengan satu tangan.

"Kenchin"

Ia hanya bergumam tapi rasanya sakit karena ia bahkan tidak mampu untuk menangis, seolah air matanya tertahan di tenggorokannya.

"Kenchin"

Kini ia berteriak sekerasnya. Mengisi kamarnya yang sepi itu dengan jeritan frustasi.

Kakek tua dalam rumahnya bahkan bisa mendengar satu-satunya keluarganya yang tersisa. Kakeknya duduk di depan foto ketiga cucunya dan seorang lelaki yang dekat dengan Keluarga Sano. Foto yang baru, menandakan bahwa kematiannya belum lama ini. Lelaki yang ditangisi oleh cucunya yang tersisa.

Kakek tua itu takut menangis, walau matanya perih ia tidak sanggup melakukannya. Mikey disana juga kehilangan, bahkan ia lebih muda untuk merasakan kehilangan. Jadi kakek tua keluarga Sano itu hanya bisa menunduk. Ia juga tidak mampu untuk bertemu Mikey, karena ia sendiri bahkan tidak mampu untuk menguatkan dirinya yang renta.

"KENCHIIIN TOLONG JAWAB AKU! KAU HARUSNYA TIDAK PERLU MELAKUKAN HAL BODOH! KAU TIDAK PERLU MENYELAMATKANKU...

"Kau tidak perlu, kau tidak perlu..."

Suaranya semakin lirih, Mikey jatuh berlutut di hadapan fotonya bersama dengan Draken dan teman-temannya.

Karena dia kuat dan tidak terkalahkan, ia bahkan tidak gemetaran. Tubuhnya begitu kuat sayangnya jiwanya begitu hancur. Setiap bagian penting dari dirinya selalu direnggut, membuat luka lagi dan lagi. Terus menerus hingga akhirnya tubuh itu tidak bisa lagi meresponnya dengan derai air mata. Air matanya telah kandas setelah Emma mati.

Tapi bagaimana dengan hatinya yang hancur? Itu menyakitkan. Rasanya sesak seolah itu mengujamnya tanpa ampun.

Impiannya hanya untuk melihat masa depan teman-temannya yang cerah. Baji dan Chifuyu bersama untuk mendirikan petshop mereka, Mitsuya yang mengembangkan kemampuannya sebagai seorang desainer terhebat, Pahchin yang kemungkinan besar akan meneruskan bisnis orangtuanya, dan Draken dan Emma menikah, kemudian memiliki seorang anak. Dan ia akan berdiri di antara mereka dengan sukacita.

Tidak peduli betapa besarnya ia mencintai lelaki bertato naga dengan rambut blonde itu. Tidak peduli walaupun cintanya dengan Draken tidak terbalas. Tidak masalah jika Draken mencintai Emma dan memiliki seorang anak. Mikey mencintai Draken, tidak perlu bersatu untuk itu. Melihat adik tersayangnya bersama dengan orang yang dicintainya bisa bersama, itu cukup.

Itu impiannya.

Tapi kenapa dunia tidak adil? Harusnya bukankah lebih baik dia yang mati?

Mikey memandang foto paling besar yang berada di atas kepala ranjang. Fotonya bersama Draken. Foto yang selalu ia katakan sebagai bukti bahwa hanya ia dan Draken sang pemimpin Toman. Alasan konyol yang sering diejek kekanakan oleh Draken. Siapa yang tahu bahwa Mikey memajang foto itu untuk mengekspresikan betapa ia mencintai lelaki itu.

"Kenchin, aku akan memberimu rahasia, rahasia besar yang sangat aku simpan rapat. Kau akan mendengarnya kan? Jadi kembali ya, kau bisa memukulku sesuka hati, aku juga tidak akan menyusahkanmu, aku tidak akan memaksamu memberikanku Taiyaki dan Dorayaki"

Tanpa sadar ia mulai hilang akal. Kalimatnya mulai terdengar tidak sabar.

"Aku suka–maksudku aku mencintaimu. Aku menyukaimu, sangat menyukaimu"

Mikey menyentuh wajah di dalam foto. Kepalanya menunduk. Ia berada diambang kegilaan. "Hei, harusnya kau marah, Kenchin. Harusnya kau memukulku dan mengatakan betapa bodohnya aku, kenapa kau harus pergi? Harusnya kau datang dan membunuhku. Aku bahkan sudah siap untuk mati jika itu ditanganmu. Kalau kau mati, siapa yang akan menghentikanku?"

Tubuh itu merosot, meringkuk sambil memeluk kedua kakinya. Bahkan ia tidak sadar bahwa genangan air mengalir dipipinya.

Dibalik pintu yang sedikit terbuka, sang kakek menatap sendu betapa kacaunya pria kuat di dalam sana.



(DraKey)

Catatan singkat :
Gomeen!

Beberapa hari ini keliatan banget gak se-exited itu buat update. Aku gak sakit kok. Aku sehat. Aku gak lagi di fase badmood. Aku oke.

Cuma aku~ entahlah, mungkin aku lagi sedikit bosen, atau aku lagi capek, atau lagi sedikit pusing.

Gak papa... Aku oke, cuma aku maaf untuk ini. Sorry

Oh iya! Ada dua request dari sinlimin yang belum selesai dituntasin, hehe nanti aku buat oke. 

Story  ~ (Drabble)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang