Tuan Bandit (BajiFuyu)

230 33 17
                                    

Tidak!

Bukan begini harusnya, Baji-san.... Kau bodoh ya.

Kulihat Baji berdiri di hadapanku dengan alasan meminta izin dari kedua orangtuaku. Baji-san menoleh dengan ekor matanya padaku, menatapku seolah ia berusaha meyakinkanku. Tapi ini hal yang bodoh.

Aku tidak mengerti apakah Baji-san melupakan status keluargaku yang buruk atau ini benar-benar sebuah tekad yang tidak bisa diganggu gugat?

Apapun itu, Baji-san sudah pasti tidak takut dengan namanya kematian. Ayahku adalah seorang bandit, dan Baji-san hanyalah seorang saudagar kaya yang harusnya menjadi sasaran empuk ayahku.

"Aku menginginkan Chifuyu, Tuan Matsuno terhormat, ijinkan saya membawanya untuk menjadi pendamping hidup saya. Anda bisa mengambil seluruh harta saya sebagai gantinya"

Baji-san benar-benar bodoh!

Dia menyebut ayahku yang bandit sebagai seorang terhormat? Apa dia ingin mati!

"Kau pikir dengan siapa kau bicara huh! Hei anak muda, lihatlah aku! Si bandit yang ganas ini kau sebut terhormat? Apa kau buta? Kau menginginkan putraku sebagai pendampingmu? Mimpi saja sana!"

"HAHAHAHA"

Tawa dari seluruh anggota ayahku melengking dengar keras. Bahkan mereka dengan tidak tau malu menyudutkan Baji-san. Yeaaah, mereka adalah bandit, bagaimana bisa Baji-san menganggapnya terhormat? Aku yakin otaknya sudah rusak.

Bruk

Bola mataku membulat dengan ganas menatap reaksi Baji-san saat ini. Dia bertekuk lutut di hadapan ayahku. Di hadapan seorang bandit!

"Baji-san...."

Baji-san mengangkat tangannya agar aku berhenti bicara. Baiklah, dia benar-benar menyebalkan saat ini. Apakah dia tidak punya harga diri?!

Gelak tawa yang ramai itu seketika berhenti dengan canggung. Mereka menatap Baji-san seolah melihat hantu. Tentu saja! Bagaimana bisa seorang saudagar kaya yang sekaligus seorang panglima kerajaan ini bertekuk lutut dihadapan seorang bandit? Baji-san sudah gila!

"Aku mengatakan anda terhormat bukan karena pekerjaan anda, ini karena sayaelihat anda saat ini sebagai ayah dari orang yang saya cintai. Bagaimana bisa saya merendahkan anda? Tuan Matsuno telah menjaga dan merawat Chifuyu selama 22 tahun, dan saya menghargai hal itu. Berdasarkan semua informasi yang saya dapat dari salah satu pasukan-ku, anda bukan ayah yang sama berandalan seperti para bandi biasanya. Tuan Matsuno adalah ayah yang baik, selalu menyayangi Chifuyu, selalu–

"TAU APA KAU!"

Sebenarnya aku terkejut ketika Baji-san mencoba memberi pengertian pada ayah. Ayah meraih kerah baju Baji-san dengan marah. Dan aku hanya bisa berdiri disini tanpa mencegah apapun.

"Kau pikir kenapa aku merawatnya selama ini? Itu karena aku menginginkannya menjadi penerusku, dimana otakmu yang pintar itu hah? Seorang bandit dan seorang pejuang bisa bersama? Terlebih lagi sama-sama memiliki alat kelamin yang sama, kau ingin mempermalukanku?"

Aku merutuki Baji-san yang masih tanpa keraguan. Kalau sudah seperti ini bagaimana bisa aku diam?

"Ayah, ini salahku karena telah membuatnya suka padaku. Jadi, tolong hajar dia lalu kita bisa pindah sejauh mungkin"

Hanya ini satu-satunya jalan, tidak mungkin aku meminta ayahku yang seorang bandit melepas cengkramannya tanpa membuat luka.

"Lalu kita rampas hartanya"

Ucapanku memang keterlaluan, tapi hei... Salah siapa? Bukankah Baji-san sendiri yang mengantarkan nyawanya kemari? Dia sangat tau jika aku adalah anak seorang bandit, jadi kenapa masih begitu kukuh. Jadi inilah balasannya, Baji-san tidak masalah kau membenciku setelah ini. Itu jauh lebih baik daripada mencoba meluluhkan ayahku.

"Kau pintar, Yoo semuanya kita punya samsak tinju baru, kalian bisa mencoba mematahkan tulang kuat panglima negeri ini"

Nafasku tercekat, diam-diam meremat pakaian di sisi tubuhku dengan keras. Saat ini aku benar-benar tidak tau bagaimana lagi menyelamatkan Baji-san. Ayahku seorang bandit, wataknya bukan seorang yang bisa bersikap lemah lembut. Maksudku, ayah telah membunuh banyak targetnya selama ini, jika seorang pria akan dipenggal, jika itu wanita atau anak-anak akan dimanfaatkan untuk dijual. Kalian pikir bagaimana pola pikir seorang bandit? Tidak mungkin berbelas kasih, mereka kejam dan bengis.

Walaupun begitu, kelemahan ayahku hanyalah satu. Ayah tidak akan berbuat hal konyol pada orang lain selain target yang telah ditetapkan. Baji-san bukan targetnya bahkan tanpa sedikitpun membawa pasukannya, jadi ayah tidak akan mengurusinya. Tapi kalau sudah seperti ini, tidak ada harapan namanya.

"Tuan bandit"

Semua orang yang tadi telah mengambil ancang-ancang untuk memukul Baji-san kembali berhenti. Mereka menatap tingkah Baji-san yang sulit ditebak. Tapi ketika mata milikku bertemu tatap dengannya, aku segera paham. Ya! Aku harap ini akan berhasil.

"Baik, Tuan Bandit yang kejam dan bengis, ayah dari Chifuyu sang pemikat hatiku, jika Tuan tidak akan merestuiku, setidaknya biarkan aku menculiknya darimu"

Kupikir Baji-san akan memuji ayahku untuk membujuknya kembali, tapi dengan kalimatnya yang bodoh ini, apa yang bisa kuharapkan!

Kalau begini lebih baik kau mati saja, Baji-san! Benar-benar merepotkan. Bahkan dia dengan tidak tau malu melirik padaku dan mengedipkan matanya seolah sedang menggoda wanita. Hei, aku ini pria. Dan trik murahan semacam itu bukan kelasku.

Semua orang kejam disana tertawa lagi bahkan lebih keras. Ayahku segera meraih bahuku, memegangnya kemudian menepuk-nepuknya. Aku hampir merasa jantungku akan meloncat dari tempatnya, ayahku memang selalu baik padaku, tapi rasa takut akan apa yang telah ia lakukan pada semua orang membuatku cukup was-was.

"Kau berani menculik putraku? Bagaimana caranya?"

Tepat setelah kalimat ini selesai, Baji-san dengan kemampuan bertarungnya yang di atas rata-rata segera menyerang semua para anggota bandit ayahku. Ayah menarikku untuk berada di belakangnya sedangkan keduanya bertarung sengit.

Gerakan mereka lincah dan terampil, hanya saja Baji-san hanya bisa menghindari itu agar senjata tajam yang digunakan ayah tidak melukainya. Oh Tuhan, jantungku berdetak cepat ketika Baji-san hampir terpenggal jika ia tidak segera mengelak.

"Ayo!"

"Ha?"

Aku memekik ketika Baji-san tiba-tiba berada di depanku setelah mendorong ayahku. Menarikku dalam gendongan ala karung berasnya sementara ia meloncat menaiki kuda yang dibawanya tadi.

Dentingan emas jatuh setelah Baji-san melubangi kantung yang berada di kedua sisi kuda. Membiarkan emas-emas itu berserakan di jalan sedangkan kudanya terus perpacu cepat.

"Ayah mertua maafkan kelancangan menantumu ini, seorang bandit dan prajurit tidak mungkin bersama, karena itu... Menantumu ini hanya bisa menculik calon bandit ini pergi untuk dinikahi dan emas serta pertarungan tadi sebagai maharnya"

Wajahku memanas. Kini Baji-san membuatku duduk di depannya. Kamu saling berhadapan, dia dengan tangannya yang memegang tali kekang kuda sedangkan aku dengan refleks mengalungkan tanganku di lehernya.

"Bodoh"

Baji-san tersenyum jahil kemudian mengecup sekilas bibirku.

"Kemana kita pergi?"

Pertanyaanku segera disambut senyuman lebar miliknya. "Kemanapun, ayo kita jelajahi dunia"



(Bajifuyu)

Story  ~ (Drabble)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang