Chap 24

490 58 11
                                    

Riko dan Momoi hanya tertawa canggung. Akashi menyeringai acuh. Kuroko telah diberi tau oleh Akashi sebelumnya karena memang tak ada lagi rahasia di antara mereka. Sedangkan sisanya masih terlarut dalam keterkejutan.

--

Matahari telah condong ke arah barat. Gelombang kejut yang tadi tercipta karena ungkapan kebenaran dari Aida Riko telah berangsur mereda. Para anggota Kisedai sudah berpencar melakukan aktivitas masing-masing sembari menunggu datangnya malam untuk perayaan natal bersama. Mereka akan melakukan live streaming sembari bertukar kado nanti.

Takao, pemuda berponi belah kekasih Midorima itu sedang mengotak-atik mainan rubik milik kekasihnya. Itu adalah benda keberuntungan Midorima hari ini. Pria manis itu dengan acak memutar benda kubus warna-warni di tangannya sembari duduk dengan nyaman di bangku yang berada di teras belakang asrama.

"Kau akan membeku kedinginan bila terus berada di sini-nanodayo." Midorima baru saja datang dari arah dapur dan meletakkan segelas coklat panas di atas meja di samping Takao duduk.

"Kau kan tau aku suka berada di luar, Shin-chan. Apa kau khawatir?"

"Aku tidak-nanodayo. Dan sejak kapan kau mengambil rubik ku?"

Rubik yang susunan warnanya sudah acak-acakan itu berpindah tangan pada Midorima. Takao pun mendengus dan memilih untuk menyesap coklat panas yang tadi dibawa oleh kekasih tsunderenya.

"Nee, Shin-chan. Apa kau sudah tau kalau semua ini berawal dari rencana manager?"

"Tidak-nanodayo."

"Lalu, apa kau marah? Maksudku, apa kau menyesal harus melewati semuanya denganku karena rencana manager?"

Hening. Suhu yang rendah di awal musim dingin ini serasa ikut andil dalam membekukan suasana di antara mereka. Dengan tanpa suara, Midorima bersedeku di hadapan Takao yang masih sibuk termenung sembari berusaha menghangatkan tangannya dengan gelas berisi coklat panas. Pria bersurai hijau itu menangkup pipi Takao yang sudah mulai terasa dingin.

"Dengar, Takao. Awal mula hubungan kita memang tidak bisa dikatakan baik-nanodayo. Namun, hari-hari ku bisa menjadi lebih berwarna karena mu. Hari-hari ku jadi lebih hangat. Sudah ku bilang, kau adalah matahariku. Jika aku bersamamu, aku bisa melewati apapun-nanodayo."

Mendengar kalimat panjang dari kekasihnya itu membuat senyum merekah menghiasi wajah Takao. Ia memajukan dirinya dan memberi kecupan singkat di bibir sang dominan.

"Arigatou! Aku akan selalu mencintaimu, apapun yang harus kita lewati nanti." Ungkap Takao sembari terkekeh.

"Un, aku juga." Masih dengan menangkup wajah kekasihnya, Midorima memalingkan muka.

"Apa kau tersipu, Shin-chan?"

"Tidak! Ayo cepat masuk-nanodayo. Menjadi matahariku tidak berarti kau tak bisa mati membeku bila terlalu lama duduk di luar."

"Hahahaaha ha'i ha'i~"

--

Di sisi lain, Kasamatsu sedang melihat pemandangan sekitar asrama dari balkon kamarnya. Dengan ditempeli makhluk kuning yang memeluknya erat dari belakang.

"Apa kau masih memikirkan tentang kebenaran rencana Aida-cchi dan yang lainnya-ssu?"

"Tidak juga. Aku tak peduli lagi. Mau bagaimana pun itu, sekarang sudah tidak masalah."

"Hontou?"

"Um. Aku malah bersyukur bisa dekat dengan mu."

"Tapi kedepannya pasti akan lebih berat lagi, Yukio-cchi."

NandodemoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang