Chap1

12.1K 395 60
                                    

-Sepekan sebelum datangnya member baru-

"Akashi!"

"Ada perlu apa?"

"Perkenalkan dia Momoi Satsuki, yang akan membantu tugasku sebagai manajer sekaligus komposer."

"Yoroshiku!"

Akashi hanya mengangguk menanggapi perkenalan gadis buble gum di depannya. Kenapa Riko memperkenalkannya secara pribadi padanya?

"Dan ini soal para member baru yang akan memasuki grup kita."

"Hm? Ada masalah dengan itu?"

"Nee, Akashi. Tentu saja kau tidak ingin membuang masa mudamu begitu saja bukan? Bagaimana dengan hal-hal yang berbau romansa?"

"Kau ingin menjodohkan kami dengan mereka?"

"Tepat sekali."

"Aku tidak tertarik dengan--"

"Kau harus melihat profil mereka dulu, Akashi-san."

Momoi menyodorkan lembaran kertas berisi profil para member baru. Akashi pun menerimanya dan membacanya satu persatu. Pandangannya pun jatuh pada foto seorang pemuda bersurai baby blue. Wajah stoic yang terlampau manis itu benar-benar menarik perhatiannya. Sepertinya ia berubah pikiran.

"Baik, aku berubah pikiran. Aku sedikit tertarik dengan hal ini."

Mengambil salah satu profil anggota yang diinginkannya, Akashi mengembalikkan selebihnya pada Momoi. Membuat mereka tersenyum puas.

"Sudah ku duga Akashi-san akan memilih dia."

"Yosh! Sekarang kita tinggal menentukan untuk anggota yang lainnya. Bagaimana menurutmu, Akashi?"

"Hm, bagaimana dengan kepribadian para anggota baru itu?"

Dengan rinci, Momoi menjelaskan sifat para anggota baru satu persatu. Akashi menilai dengan seksama dan membuat keputusan.

"Yang berambut gradasi merah itu berikan pada Aomine."

"Bukankah mereka sama-sama keras kepala dan hanya akan bertengkar saja?"

"Itu baik untuk memacu semangat mereka berdua. Bukankah persaingan juga baik untuk sebuah kemajuan? Lalu, Midorima perlu pemaksa yang bisa membuatnya bertindak lebih."

"Bagaimana dengan Takao-kun? Dia penyemangat yang baik."

"Ya, kurasa cocok. Untuk Kise, sebaliknya. Berikan dia Kasamatsu Yukio untuk menekan segala sifat buruknya."

"Ha'i!! Kau benar-benar tau apa yang sebaiknya dilakukan ya."

"Tentu saja, dan apa ada dari mereka yang bersifat keibuan?"

"Bagaimana dengan Himuro-kun? Dia orang yang tekun dan penyabar."

"Dia untuk Murasakibara kan?"

"Seperti yang kau kira."

"Baiklah, sekarang tinggal jalankan rencananya."

--kembali ke waktu sekarang--
--sehari setelah konser akbar--

Akashi kembali teringat kala ia, Riko, dan Momoi membuat rencana perjodohan untuk para member. Tentu saja semua itu berjalan lancar berkat campur tangannya.

Buktinya, penutup konser kemarin benar-benar manis menurutnya. Sungguh hari yang tak akan pernah ia lupakan. Saat dimana sosok yang ia damba menyerukan kata cinta sembari memeluknya.

Hari ini mereka libur. Dipersilahkan untuk rehat sejenak selepas kesuksesan acara besar Kiseki no Sedai. Akashi pun mengisi paginya hari ini dengan secangkir teh hangat dan sebuah novel ditangannya. Ia sedang duduk di kursi menikmati semilir angin yang masuk melewati jendela kamar yang sengaja ia buka.

"Ohayou, Sei-kun."

Kuroko mengubah panggilannya pada Akashi dikarenakan perkataan sang emperor semalam.

'Berhenti memanggilku Akashi. Suatu saat kau pun akan menjadi Akashi.' Begitulah kira-kira.

"Ohayou, Tetsuya. Kenapa kau melupakan adab mengetuk pintu dahulu sebelum masuk ke ruangan orang lain?"

"Kau bukan orang lain. Kau kekasihku."

Senyum tipis terbit di bibir Akashi. Kurokonya sskarang sudah berani terang-terangan menggodanya ternyata. Ia pun menutup novel yang tadi ia baca dan meletakkannya di atas nakas. Menepuk pelan pahanya sendiri memberi isyarat pada Kuroko.

"Kemarilah."

"Tidak mau."

Kuroko lebih memilih mendaratkan pantatnya di atas ranjang Akashi. Berbahaya jika ia menuruti perkataan kekasihnya itu. Ia tau kadar kemesuman Akashi akan jadi sebelas dua belas dengan Aomine jika sudah bersamanya.

"Takao-kun pulang ke rumahnya hari ini."

"Apa Shintarou ikut bersamanya?"

"Un, sepertinya Midorima-san tidak bisa membiarkan Takao-kun pergi sendiri dengan kondisinya yang seperti itu."

Walau hanya sedikit, Akashi dapat melihat sirat kesedihan dari ekspresi datar Kuroko. Tentu saja kau akan bersedih saat temanmu sedang dirundung duka bukan?

"Dia akan baik-baik saja. Kehilangan kedua orangtua dalam waktu bersamaan memanglah berat, tapi dia masih punya orang yang tidak akan membiarkannya bersedih terlalu lama."

Takao meminta izin untuk pulang ke rumahnya. Ia tidak dapat hadir dalam acara pemakan kedua orangtuanya sendiri. Ia sungguh merasa bersalah dan ingin secepatnya pulang. Midorima tentu saja dengan senang hati menawarkan diri untuk menemani. Ia tidak ingin kekasihnya terus bersedih setelah selama ini ia sudah membuatnya banyak mengeluarkan air mata hanya karena keegoisan Midorima sendiri.

--

Segitu dulu aja ya..
Belum masuk konflik ini :v

Gomenn kalo ada perubahan di panggilan mereka. Saia lupa dan males baca ulang yang itsumademo😇

NandodemoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang