7. Problem

36 7 2
                                    

Renjun menepuk punggung Chandra. "Gimana? Waktu lo tinggal seminggu lagi." Renjun duduk di sebelah Chandra.

"Tenang aja, lo siapin aja barang taruhannya."Seraya menghisap rokoknya yang sudah setengah.

"Kalo lo jen? Gimana?."Tanya Renjun, Jeno yang tengah bermain kartu langsung menyudahi mainnya karena sudah tak mood mendengar pembahasan Renjun.

"Gua ga minat menang, tapi gue gamau Chandra menang gitu aja."ucap Jeno. Chandra yang mendengar tuturan Jeno langsung tersenyum remeh.

"Huek. Huek..."Semua yang mendengar suara orang yang ingin muntah pun langsung menatap sumber suara.

"Lo gapapa res?."Tanya Laudia membantu Resya mengeluarkan sesuatu yang ingin di keluarkan dari mulutnya. Resya menjawab dengan menganggukkan kepalanya menandakan bahwa ia tidak kenapa-napa.

Ryujin menangkup wajah Resya. "Serius gapapa? Gue tipe orang yang gabisa di boongin, muka lo pucet."

"Gue gapapa jin serius. Huek." -Resya.

"Lo selalu pake pengaman kan Res kalo lagi begituan?."Tanya Syafa. Semuanya langsung menatap Resya, menunggu jawaban yang di keluarkan dari mulut Resya.

"Jawab jujur Res." Chandra menghampiri Resya, Resya langsung terdiam kaku ketika Chandra membawa Resya ke dalam dekapannya. "Nangis kalo emang ada apa-apa."Sambung Chandra, Setelah itu Resya menangis sejadi-jadinya di dalam dekapan Chandra.

"Gue..."Ucapannya terpotong karena Chandra langsung membawa Resya masuk ke dalam warung mamah.

Di dalam Warung sudah ada Chandra, Renjun, Jaemin, Jeno, Ryujin, Laudia, dan Syafa mereka siap mendengarkan cerita Resya.

"Lo tau dia siapa?!."Tanya Chandra dengan muka yang sudah merah padam setelah mendengar cerita Resya, teman-temannya masih terdiam kaku karena kaget mendengar cerita Resya.

"Gapapa kok gue bisa ngurus anak gue nanti."jawaban Resya jauh dari pertanyaan Chandra, Chandra menendang meja di sampingnya sampai bolong membuat teman-temannya terlonjak kaget sedangkan Resya menangis.

"Chan pelan-pelan jangan kebawa emosi."Ucap Ryujin menenangkan Chandra.

"Gue tanya sekali lagi, siapa dia?!."

"Alex."jawab Resya yang masih tersedu-sedu. "Dia anak SMA Pancasila, temennya yang jebak dia, Alex ga salah."Sambung Resya hanya mendapatkan caci maki. "Goblok!."umpat Chandra.

"Kalau pun bener dia di jebak, kalo udah kejadian kaya gini dia harus tanggung jawab, lo ga bisa nyepelein hal besar kaya gini Res."Jaemin angkat bicara.

Chandra langsung memakai jaketnya dan pergi keluar meninggalkan teman-temannya yang masih di dalam warung mamah.

"Min, gue minta tolong cegah Chandra ya, hiks. Gue ga mau dia khilaf nantinya, apa lagi sekarang jam-jam pulang sekolah."

"Lo tenang aja Res."Laudia menenangkan Resya. Lalu teman-teman Resya langsung memeluk Resya bersama-sama.

"Lo ada kita Res."-Ryujin.

***

"Lo kenal Alex?"Tanya Chandra pada murid Pancasila yang baru saja keluar dari sekolah, Karena sekarang sudah waktunya semua Murid SMA pulang.

"Kenal."Jawab Murid Pancasila yang tadi di tanya Candra.

"Dimana dia sekarang?."Tanya Chandra.

"Biasanya dia ada di gedung tua belakang sekolah ini."Chandra pergi begitu saja tanpa bilang makasih.

"Alex! Keluar lo!."Panggil Chandra dengan sedikit berteriak setelah masuk gedung tua yang berada di belakang SMA Pancasila.

"Jagoan lo teriak-teriak."Chandra menatap kaget saat melihat orang yang turun dari tangga.

Bye, dear! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang