12. D.O

25 3 0
                                    

Dua minggu sudah setelah kejadian kakinya patah, sekarang Chandra sudah kembali normal dan melakukan aktivitasnya seperti semula, namun belum begitu sembuh total.

Semua anak-anak warung mamah datang pagi-pagi itu datangnya bukan langsung ke sekolah, melainkan ke warung mamah, tongkrongan mereka yang berada di luar sekolah.

"Mah, Chandra mau nasi uduk pake bakwannya jangan lupa."

"Minum apa Chan?."

"Teh anget mah."

"Oke di tunggu Chan."

"Siip lah."

"Mah Jeno ambil bakwan 2 tempe 1."

"Iya jen ambil."

"Lo pada ga sarapan?." Tanya Chandra pada teman-temannya yang masih fokus ke ponselnya masing-masing.

"renjun kek biasa mah samain kaya Chandra."

"Jaemin juga."

"Jisung kaya bang Jeno."

"Chenle?."

"Udah sarapan mah tadi di rumah."

"Si Chenle mah makan pagi bareng-bareng sama keluarganya dulu mah kalo mau berangkat." Ucap Jeno.

"Iya jelas dia mah keluarganya masih lengkap, lah lo." Ucapan Chandra membuat semua orang terkekeh. Bercandaan mereka seperti itu tidak ada yang di masukkan ke hati, malah menjadi bahan untuk candaan mereka.

"Makanya itu coba tanya bonyok gue gih, kenapa cerai."

"Wah padahal ini udah pagi kok masih gelap ya." Ucap Renjun seraya menutup matanya.

"Hahaha."

"Udah-udah kalian tuh kalo bercanda, nih makan dulu baru berangkat ke sekolah."

"Mah Chandra bolos ah."

"Kunaon?." Mamah itu panggilan dari anak-anak, namanya mah ida, mamah berasal dari tasikmalaya jawa barat.

Rata-rata anak-anak warung mamah sedikit tahu bahasa sunda karena mamah sering sekali memakai bahasa sunda kalau bicara ke anak-anak. "Embung ah masih pengen libur." Membuat anak-anak mengikuti bahasa mamah.

"Ga inget Chan punya bunda guru di sana?."

"Oh iya ya." Chandra menggaruk-garuk tengkuk kepalanya yang tidak gatal.

"Dongo anjir, ngakak." Tawa Jeno membuat teman-temannya ikut tertawa juga.

"Gue suruh bokap ah bilang ke bunda berenti jadi guru."

"Dih gitu otak lo koslet demi pengen bolos." Ucap Jaemin.

"Biarin lah."

"Oya mah nanti bayarnya pulang sekolah ya." Mamahpun mengangguk dan meng ia kan. "bayar pake uang kas kita aja ya."ucap Jeno.

"Iya boleh." Jawab teman-temannya.

"Gue pengen main bola dah." Keinginan Chandra yang tiba-tiba.

"Ayo ke sekolah."

"Yaudah dah ayo." Teman-temannyapun meng'ia'kan ajakkannya.

Semua anak-anak berpamitan pada mamah sebelum mereka pergi ke sekolah.

~~

"Emang bisa lo main bola?." Tanya Renjun

"Udah bisa lah, kaki gue patah bukan lumpuh."

"Ya kirain aja masih sakit."

"Chandra pecicilan gitu mau diem, mana bisa dia."celetuk Jeno.

"Nah tau aja lo tentang gue, pacar gue ya?."

Bye, dear! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang