Chapter 7: The Monster and The Clue

148 21 4
                                    

HELLO EVERYONE!!

Enjoy😁
.
.
.
.

Tempat itu mungkin tidak bisa dibilang sebagai sebuah tempat yang layak huni. Area sekitar mansion tua itu dikelilingi oleh hutan lebat yang bahkan matahari sulit menyinari rerumputan di tanahnya. Kelembapan udara disana memberi sensasi dingin yang menyeramkan, tempat itu seolah sebuah lokasi syuting film horor.

Namun kondisi didalam mansion tua itu sangat berbeda dengan kondisi luarnya. Didalam sana, jauh lebih terlihat layak huni. Meski bagian dalam mansion itu begitu bersih dan terawat seolah ada yang selalu membersihkannya. Ada satu ruangan kamar yang memberi sensasi seram saat melewatinya. Sebuah kamar utama.

Dekor ruangan itu adalah sebuah ranjang King sixe dengan kasur yang diselimuti seprei berwarna merah gelap. Penerangan di kamar itu hanyalah berupa 2 lampu yang menggantung di dinding di samping ranjang, membuat suasana kamar itu menjadi remang-remang. Lantainya bermarmer hitam, sedangkan dindingnya diwarnai putih. Kelopak bunga mawar tersebar di sekitar kamar itu, bahkan hingga keatas ranjang itu juga.

Diatas ranjang itu sendiri, duduk sesosok mahluk yang menyerupai manusia tanpa busana. Namun tubuhnya begitu besar dan tinggi, kulitnya seputih kertas yang terasa dingin saat disentuh. Jemarinya panjang kurus dan berkuku tajam, seolah jika tercekik ia tak perlu menggunakan dua tangan. Karena cukup dengan satu tangan saja sudah dapat melingkari leher seseorang.

Kepala mahluk itu botak tanpa rambut sedikitpun, namun bukan kebotakan itu yang membuatnya menyeramkan. Melainkan wajahnya yang tidak memiliki mata, hanya berupa sebuah mulut yang begitu lebar dari telinga ke telinga. Dengan satu tarikan kecil, bibirnya membentuk senyum yang menyeramkan.

Tangan kanannya mengangkat setangkai mawar yang telah mekar dengan begitu indah. Ia mendekatkan mawar itu ke wajahnya, seolah melihat dan tengah menghirup aroma mawar itu.

Mawar indah itu, adalah mawar yang telah gagal membawa seorang gadis bersamanya malam tadi. Namun meski begitu, ia tetap tersenyum senang. Seolah aroma mawar yang tengah ia cium saat ini ialah candu yang begitu memabukan. Karena aromanya membuat ia teringat dengan bagaimana aroma gadis malam itu, begitu menggiurkan hingga air liurnya menetes tanpa henti.

Betapa ia sangat menginginkan Gadis itu, karena Gadis itu ialah seperti sebuah buah paling langka yang sangat lezat. Buah itu harus ia cicipi, dan mungkin ia akan melakukan apapun untuk mendapatkannya. Sebagaimana dirinya yang memanglah seorang predator yang mengerikan.

" Authria Mea..." Gumamnya.

Gadis itu muncul begitu saja suatu sore, dan gadis itu menatapnya dengan waspada. Sungguh baginya itu adalah sebuah pertemuan yang indah.

Tangan kirinya mengusap pipinya yang pernah terkena pukulan gadis itu, sebuah sentuhan yang membuatnya selalu mengenang betapa berbedanya kulit gadis itu. Gadis itu seperti duri pada bunga mawar di tangannya, tajam dan bisa membuat luka.

"Authria.. Mea..." Gumamnya kembali. Suaranya semakin berat.

Sepasang tangan wanita mengusap pundaknya, kemudian melingkarkan lengannya ke leher mahluk itu. Geraman pelan bak kucing mulai terdengar dari mahluk itu, perlahan ia berbalik dan melihat seorang wanita yang sama tanpa busananya dengannya. Tengah mabuk dan mengharapkan sentuhan.

Sosok mahluk itu mulai mendekatkan wajahnya ke wanita itu, yang mana didalam pandangannya wajah wanita itu ialah wajah seorang gadis yang sedari tadi ia ucapkan namanya. Rasa laparnya akan Gadis itu begitu besar, hingga dengan brutal ia menyentuh gadis itu. Melilitnya dengan semacam tentakel putih yang keluar dari punggungnya. Mengikatnya, dan membuat wanita itu tak bisa bergerak melawan meski kesakitan.

Shotgun and Roses ( Offenderman X Oc)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang