Matanya terbelalak saat melihat ada belasan gadis di dalam gerbong kontainer yang baru saja ia masuki. Mereka semua menatap Mea dengan mata sayu dan tubuh yang lemas, jelas mereka sudah dibius dengan semacam obat.
Tak satupun dari beberapa gadis yang masih nampak sadar disana mengangkat suara, mereka sudah pasrah.
Mea sudah menghubungi Carl dan komandan polisi untuk segera ketempatnya. Mungkin akan memakan waktu, yang mana mereka harus melacak lokasinya. Maka sebisa mungkin Mea tak ingin membuat kerusuhan, Ia tak berniat untuk mengeluarkan para gadis itu. Untuk sementara ia harus melihat situasi sekitar, apa yang sebenarnya dilakukan oleh para penyelundup ini selain menyelundupkan manusia.
Sejauh ini hanya satu gerbong kontainer yang ia lihat ada manusia didalamnya. Tapi melihat berapa banyak orang yang berjaga nampaknya ada lebih dari satu kontainer saja yang digunakan. setelah memastikan jumlah para tahanan disana, Mea kembali menyelinap keluar dan menuju kontainer selanjutnya.
Namun belum jauh Mea melangkah, suara jeritan yang sama dengan yang ia dengar pertama kali kembali terdengar. Kali ini suaranya tak jauh, membuat Mea langsung bersembunyi.
Seorang gadis yang kira-kira berusia 18 tahun di jambak dan ditarik paksa menuju sebuah kontainer. Wajahnya kusam dengan pipi membiru seperti habis di pukuli.
" Bodoh! Siapa yang menyuruhmu memukul wajahnya??" bentak seorang pria berjaket tebal.
Pria paruh baya itu mungkin adalah pemimpinnya. Bisa di lihat dari bagaimana ia memukul anak buahnya yang menyeret gadis yang kabur.
"Cih! kuharap dia masih laku dipasar nanti" Ujar pria itu sembari meludahkan rokok yang sempat bertengger di sudut bibirnya.
" Kapalnya akan tiba 1 jam lagi, pastikan seluruh gerbong terkunci!!"
Satu jam...
Setidaknya Mea berfikir masih ada cukup waktu bagi para polisi untuk segera kemari. Keanehan yang membawanya kemari telah menunjukan kemana semua anak remaja yang hilang. Perdagangan manusia memang selalu menjadi jawaban bila ada banyak kasus orang hilang, Namun apa yang sudah membawanya tiba-tiba ke tempat ini?...
Tanpa Mea sadari, selama ia bersembunyi dan mengamati keadaan. Sesosok Offenderman telah memperhatikannya, serta mengagumi keberanian Mea. Dengan membawa Mea ketempat ini, maka ia bisa menutupi hal yang juga dilakukannya.
Para penculik itu membuat lebih banyak penculikan ketimbang dirinya, yang artinya akan menutupi catatan orang hilang separuhnya. Sedangkan sisanya yang tak pernah lagi ditemukan, telah seutuhnya menjadi miliknya.
Baik Offenderman dan Mea sama-sama menunggu. Namun meski sudah hampir satu jam, para polisi belum datang. Masing-masing dari mereka mulai khawatir, karena dari kejauhan kapal pengangkut barang mulai terlihat. Waktu mereka tak banyak, dan para penjahat itu akan lolos.
"Sial!! di mana mereka semua?" pekik Mea tertahan.
Ia hanya membawa satu pistol, itupun tak mungkin menjatuhkan mereka semua. Karena orang orang itu setelah dihitung lebih dari 15 orang. Mea mungkin punya pengalaman militer, Namun ia tak ingin membahayakan nyawa tanpa persiapan.
Mea bergerak cepat, menyelinap kembali ke gerbong kontainer. ia kalah senjata dan amunisi, maka ia harus mendapatkan senjata lain.
Dibelakang gerbong itu Mea melepas baju polisinya kemujdian menyembunyikannya kebawah tong. Pistolnya ia pindahkan ke kantong depan, kemudian dengan sengaja ia menendang sebuah tong kosong. Menyebabkan keributan yang memancing 3 orang pria untuk disuruh pergi memeriksa.
Melihat itu, Mea langsung berlari. Ketiga pria yang mengejarnya, Mengira Mea adalah salah satu gadis yang kabur lagi.
Mea berbelok tajam masuk ke lorong antar gerbong lain. Salah seorang pria berkulit gelap yang larinya lebih cepat, bergegas menyusul Mea.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shotgun and Roses ( Offenderman X Oc)
FanfictionDia adalah seorang gadis yang dipecat dari tim tentara angkatan darat. Setelah keluar dari barak militer, ia pindah ke kota tempat asalnya, dan melamar pekerjaan menjadi seorang polisi. Siapa sangka, bahwa ia akan bertemu seorang mahluk yang akan me...