Chapter 9: The Encounter and Danger

132 18 12
                                    

Mea mengunjungi kediaman Willow untuk meminta maaf karena belum bisa menemukan Angelica. Sebastian hanya bisa menunduk, ia sudah mendengar kabar bahwa komplotan perdagangan manusia sudah ditangkap. Namun saat mendengar bahwa putrinya tidak ada disana, harapan yang sempat muncul runtuh begitu saja.

Jelas terlihat bahwa Sebastian sudah tak lagi bisa membendung kesedihannya. Mea tak bisa berbuat apa-apa selain mencoba menenangkan sang ayah yang tengah terpuruk itu.

.
.
.
.

" Dia pasti ayah yang baik, meski penampilannya sangar begitu" Ujar Carl seraya menyetir.

" Hmm..." Jawab Mea yang duduk di sampingnya.

Kemenangan yang mereka bawa setelah menangkap bandar perdagangan manusia itu tak berarti jika para korban tak ditemukan semuanya. Karena bukan hanya Angelica yang hilang ada belasan lain yang juga tak ada disana.

" Hey, apa kau mau ikut patroli malam ini? Komandan bilang aku harus menggeledah beberapa Club, dan boleh mengajak siapapun yang mau satu orang... Apa kau berminat?" Tanya Carl.

Melihat kening Mea yang sedikit berkerut kemudian tersenyum miring membuat Carl kikuk. Selain cantik, wanita disampingnya ini benar-benar keren.

"Oke, kau bisa menjemputku dirumahku, akan ku tulis alamatku nanti" Jawab Mea.

Carl sumringah, pendekatannya berhasil.

"Ku jemput pukul 7"

"Oke... "
.
.
.
.
.

Seperti biasa, mahluk Creepypasta itu hanya berdiri didekat lampu jalan yang paling sepi. Namun pemikirannya tak berfokus pada wanita yang mungkin akan lewat malam itu. Di kepalanya hanya terbayang wajah kaku seorang gadis, ia masih mengingat wajah menahan sakit gadis itu saat tertembak beberapa hari lalu. Hal itu membuatnya bergairah, harusnya ia menculik gadis itu disaat ada kesempatan.

Ia tahu gadis itu akan keluar malam ini, tentunya menyadari bahwa pengungkapan bandar penjualan manusia saat itu bukanlah akhir segalanya. Offenderman tersenyum lebar, gadis itu membuatnya gelisah beberapa hari ini.

Dengan tangan yang ia masukan ke dalam kantong mantelnya, Offenderman melangkahkan kakinya meninggalkan tempat itu. Malam ini terlalu sepi karena adanya patroli polisi, Lagipula bukan hanya dijalanan ia akan menemukan gadis belia.

Sebuah club malam di ujung kota adalah sebuah pilihan tepat. Meski wanita disana kebanyakan sudah kotor, namun jika beruntung tentunya akan mendapatkan seorang gadis yang masih tersegel dengan rapi.

Namun apa itu?

Offenderman terpaku di tempat saat ia melihat seorang gadis tengah masuk ke club dengan seorang pria disampingnya. Senyum lebar diwajahnya ditarik kesamping, senyum miring yang mengerikan.

"ahh, gadis nakal" Batinnya.

Ia tak bisa menyangkal keinginan untuk mengikuti gadis itu, saat cahaya menyentuh trench coat yang ia kenakan. Tubuhnya menyusut ke ukuran seorang pria dewasa, wajahnya yang tanpa mata dan hidung kini memiliki rupa seorang pria tampan.

Dengan senyum nakal ia melangkah masuk kedalam club.

.

.

.

.

Mea menyesap sedikit cocktail yang ia pesan. Carl masih bertingkah tangguh disampingnya, club ini adalah club terakhir yang mereka periksa secara diam-diam. tak ada yang mencurigakan, hanya setumpuk manusia yang mabuk dan segerombolan wanita berbaju seksi.

Ia menghela nafas, suara musik dan aroma parfum yang bercampur membuat kepalanya mendadak pusing. Carl mencoba mengobrol dengannya, namun Mea tak terlalu mendengarkan. Saat ia hendak meletakan gelas minumannya yang tidak terlihat berkurang, Mea merasakan sesuatu jatuh dari kepalanya.

Shotgun and Roses ( Offenderman X Oc)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang