Jangan lupa tandai jika ada typo!
¤
¤¤
Berjam-jam Sandra memandangi layar ponselnya. Berguling ke kanan dan ke kiri untuk mengusir bosan, namun belum ada satupun balasan dari Akbar.
Sandra mendengus pelan. Dirinya seperti anak remaja yang menunggu balasan dari kekasihnya. Cih, kekasih?
Ting.
Segera Sandra meraih ponselnya.
Pak Dosen
'Maaf baru sempat balas. Saya sedang ada urusan tadi.
'Ada apa, Sandra?Saking senangnya, Sandra melompat-lompat dengan girang di atas tempat tidur hingga menimbulkan suara berderit.
Tok.. tok..tok..
Pintu kamarnya diketuk dari luar, disusul suara Tama---papahnya. "Sandra, kamu lagi ngapain?"
"Gapapa, Pah." Jawab Sandra.
Cepat-cepat Sandra turun dari tempat tidur. Setelah menarik nafas panjang, Sandra menekan sebuah ikon untuk menelpon. Hanya tiga detik setelah nada sambung terdengar, suara Akbar mulai mengalun.
Sandra berdehem pelan. "Gue... em, g-gu-gue..."
Tut.
Sandra mematikan telpon secara sepihak. Tangannya memukul-mukul bibir dengan pelan.
"Ngapain juga gue malah gugup di telpon tadi. Dan atas dasar apa gue nelpon si dosen. Gue mulai gila!" Sandra menggerutu.
Seharian itu, Sandra menjadi badmood berkepanjangan. Disebabkan karena rasa penasarannya yang belum tuntas.
"Sialan!" Sandra menendang-nendang selimut di kakinya.
Kali ini Sandra menonjok bantal guling miliknya seolah itu adalah sosok Akbar. "Dasar dosen nyebelin!"
¤¤¤
Sejam yang lalu ponselnya berdenting menandakan sebuah pesan masuk, namun belum sempat ia lihat. Akbar mengendarai mobilnya dengan perlahan saat sudah memasuki komplek perumahan.
Setelah sampai, Akbar segera masuk ke kamar dan mulai bersih-bersih. Mengganti pakaiannya dengan baju yang lebih santai, kemudian duduk dan melihat sebuah pesan singkat dari Sandra.
Sandra putri pak Tama
'Sibuk?
Setelah mengetikkan balasan untuk Sandra, Akbar berniat merebahkan dirinya sebelum sebuah nada panggil di ponselnya berdering dengan keras.
"Assalamu'alaikum, Sandra?"
Terdengar deheman pelan di seberang sana.
"Gue... em, g-gu-gue..."
"Ya, Sandra? Ada apa?"
"..."
"Sandra?" Akbar kembali bertanya saat hanya hening yang tertangkap telinga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wa'alaikumsalam, Imam!
Romansa•Waktu adalah segalanya. Sebab penyesalan tak bisa mengembalikan kisah seperti sedia kala• ¤¤¤ Sandra Melisa. Terlalu terbiasa hidup dengan kemewahan dari sudut kiri maupun kanan. Dengan kekayaan yang ia miliki, Sandra menjalani hidup dengan nyaris...