fiksi

1.9K 257 20
                                    

JANGAN LUPA VOTE KOMENNYA DONG
BANTU PROMOSIIN JUGA DONG CERITA INI KE TEMEN DAN AKUN SOSIAL MEDIA KALIAN.

*
#
#
*
HAPPY
READING
SEMUAA

***

Hari senin adalah hari yang banyak tidak disukai oleh murid, mereka malas dalam melaksanakan upacara, bukan mereka tak menghargai jasa-jasa pahlawan. Tapi yang di benci adalah amanat yang di sampaikan oleh pembina yang tak kunjung habisnya

"Baiklah yang terakhir bapak harap kalian bisa belajar dengan baik bla bla bla..... "

10 menit berlalu

"Baiklah yang terakhir......"

5 menit kemudian

"Baiklah yang terakhir kalinya bapak ucapkan...... "

"Dari tadi yang terakhir mulu" gerutu Reza seraya menyeka keringat yang mengalir di lehernya

"Terakhirnya banyak" jawab Rayan, ia mengipasi wajahnya dengan topi

"Baiklah yang terakhir...." ujar pembina yang diketahuu namanya adalah Pak Joko

"PAK TERAKHIR MULU DARI TADI"

"IYA BAPAK NI, PANAS NIH"

"PANAS PAK PANAS!"

"LAMA BANGET SIH PAK. LAPER NIH"

"PAK KEBELET BOKER"

Teriakan yang dilontarkan para siswa dan siswi mampu membuat pak joko meringis pelan. Ia mengusap wajahnya merasa malu

"Baiklah sedikit amanat dari bapak yang bisa bapak sampaikan. Bapak akhiri wassalamualaikum warahmatulahi wabarakatu " tutup pak Joko dan segera memberikan mic nya kepada pembaca susunan acara

"Sedikit gigi lu ompong" kesal Ben yang sedari tadi menahan laparnya

Upacara telah selesai, mereka bubar dan langsung masuk ke dalam kelas. Ada juga yang berlarian ke kantin untuk membeli minum.

Rayan dkk pergi ke kantin untuk membeli susu kotak dingin dengan rasa strobey, ya mereka adalah pencinta susu kotak rasa strobery, jika sehari tidak minum mereka akan merasa ada yang berbeda dan dirasa harinya kurang lengkap

Saat dijalan akan kembali ke kelas 11 ips 2 Rayan bertemu dengan Ila, Mona dan Iva. Tampaknya mereka baru saja dari toilet

"Ila" panggil Rayan, Ila mendongak menatap Rayan, tadi ia tengah membetulkan ujung jilbabnya, apakah panjang sebelah atau tidak

"Kenapa bang?"

"Nih susu buat kamu" Rayan menyodorkan susu kotak berwarna pink dan coklat ke arah Ila

Ila menerimanya, "Makasih bang" ujar nya, Rayan mengangguk dan tersenyum

"Hai bang Bim" sapa Iva pada Bimo yang hanya diam menatap datat ke arah tiga perempuan didepannya ini

Bimo hanya diam tak menanggapi sapaan Iva membuat Iva menghela napas

"Hallo Iva" sapa Ben dan Reza bergantian

"Hai" jawab Iva singkat

Ben dan Reza memiliki ide untuk menyindir Bimo dengan estetik

"Ekhem ekhem"

"Dengarkan lahhh, disepanjang malam aku berdoa" Ben mulai menyanyi, ia berdiri di sebelah Bimo

"Bersujud dan lalu aku meminta" lanjut Reza

"Semoga kita bersamaaa"

Bimo yang merasa tersindir pun memilih pergi meninggalkan mereka ke kelas nya. Mereka tau bahwa Bimo juga menyimpan rasa pada Iva, tapi karena Bimo sudah berjanji pada dirinya sendiri tidak akan pacaran. Sebab itulah ia tidak mau merespon Iva berlebihan. Walaupun hanya sekedar sapaan saja.

Lebih baik ia tidak memberikan harapan palsu pada Iva, daripada nantinya cewek itu sakit hati, tapi Bimo berjanji suatu saat ia akan memberikan kepastian pada Iva.

***

Istrirahat pertama ini kantin terisi penuh karena sebagian besar siswa siswi kelaparan dan tenaga yang habis terkuras untuk memahami pelajaran,

Rayan, Bimo, Reza dan Ben mamsuki kantin, mereka memperhatikan seluruh penjuru kantin, tidak ada tempat kosong

"Yah penuh, gimana dong. Cacing gue udah demo nih" ujar Ben lesu seraya mengusap-usap perutnya

Rayan menelisik, ia menemukan dimana Ila dan teman-temannya duduk di pojokan kantin, dan kursi didepannya kosong.

"Ayo ikut gue" ajak Rayan pada teman-temannya,

Mereka mengikuti langkah Rayan, hingga berhenti pada meja yang diisi oleh Ila dan kedua temannya.

"La abang gabung ya" ujar Rayan,

Ila yang akan memasukan mi kedalam mulutnya ia urungkan lalu menoleh mendapati Rayan yang berdiri di sebelahnya.

"Oh, iya bang duduk aja" jawabnya

Rayan dan teman-temannya pun duduk di hadapan Ila,Mona dan Iva.

"Haluu terooos" ejek Ben pada Iva yang tengah senyam senyum mentap hp nya. Yang di yakini Ben bahwa Iva tengah membaca wattpad

"Suka-suka gue dong" ujar Iva tanpa mentap Ben

"Halu kok sama ketikan author, dah gitu gak nyata lagi. Inget mereka fiksi" ujar Ben lagi membuat Iva sedikit tersindir, terjungkal, terpental dan ter lainnya.

"Lo kalo ngomong pedes bener Ben" Iva mendengus. Ia lalu mematikan hp nya. Ia letakkan dengan kasar diatas meja kantin

"Yakan kenyataan, lo lebih suka fiksi kan. Bahkan berharap untuk bisa dapet yang kayak mereka" cecar ben pada iva, sedangkan yang lainnya hanya diam saja memerhatikan kedua anak tersebut

"Ya gimana gue gasuka sama fiksi, gue tau mereka ga nyata. Dan untuk gue mau yang kayak mereka ya gak papa dong. Kan itu its my dream!."

"Lagian gue juga belom nemu cowok dunia nyata yang kayak di fiksi, gue juga gak berharap dapet yang sempurna speak nabi. Tapi gue berharap dapet yang paham agama, jadi imam yang baik, bisa bimbing gue, gak selingkuh, dan bangga punya gue" ujar Iva

"Tapi rata-rata selera anak wattpad gada yang ngotak" Tambah Reza

"Ya gimana ya. Gue sih sebagai anak wp ya pasti mau lah ya dapet cowok speak anak wattpad. Gimana enggak coba. Disini gue dapetnya yang modal omong kosong. bilang nya sayang ke gue gabisa lupain gue eh taunya besok upload story sama cewek" kesal Iva. Ia menggebu-gebu saat menyampaikan pendapatnya, ya Iva pernah mendapatkan janji manis tersebut sebelum ia menjatuhkan hati dengan Bimo

"Udah gitu baperin anak orang sembarangan, gak tanggung jawab lagi. Ya mungkin bagi kalian gak maksud apa-apa dari ketikan itu tapi kan kalian gatau perasaan kita cewek kek gimana. Jadi kalo gak niat gausah baperin" tambah Mona, seraya menyindir Reza

"Aduh aduh ada yang kesindir gak ya" Ujar Rayan, ia melirik Reza yabg terdiam meresapi ucapan Mona

"Duh siapa sih yang udah baperin gak mau tanggung jawab" sindir Ben ikut ikutan

"Udah udah, sana Za peaen malan" ujar Bimo menengahi perdebatan itu

Reza menghela napas, ia berjalan menuju mbak Mila untuk memesan makanan. Beruntung Bimo menyuruhnya membeli makanan kalo tidak sudah habis Reza mendapat sindiran dari teman-temannya.

"Tapikan gue punya pacar, masak iya gue pacarin Mona juga" monolognya











Nah loh reza lo kurang ajar emng ya. Punya pacar baperin anak orang lagi.

Seeyou next part

ArrayanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang