nolep

857 168 6
                                    

Agak males mau up cerita, soalnya sepi bnget, like komen juga sepi jadii ya gitu males aja


🐭🐭🐭

Ila, Iva dan Mona duduk di teras depan kelasnya, mereka tengah asik membaca cerita disebuah aplikasi berwarna orange.

"Kenapa ya cowok fiksi gue gak nyata?" tanya Iva entah pada siapa

"Ya dari mana bisa nyata, namanya juga FIKSI. gak mungkin nyata" ujar Ben yang entah datang dari mana

"Lagian ya cowok di dunia nyata aja banyak, ini malah segala ngarepin yang fiksi buat jadi nyata" tambah Reza, ia lalu duduk di sebelah Mona

"Emang susah, halu nya anak wattpad gede banget. Aneh, bapernya sama ketikan author hahaha" Ben geleng-geleng kepala

"Biarin suka suka gue" Iva melengos tak mau menatap Ben

"Kebanyakan anak wattpad nolep gak si. Suka diem dikamar. Jarang bergaul" ujar Ben lagi

"Jangan salah, walaupun jarang bergaul mereka juga tau banyak, malah mungkin mereka lebih paham dari kita. Mulai dari percintaan, penghianatan, pernikahan, poligami dan 1821. Khatam mungkin mereka udahan" Reza melirik ke arah Mona yang asik membaca wattpad

"Nah itu. Nolep-nolep gini gue tau banyak" Iva menyenggol mona. Mona mengangguk mng-iyakan.

"Iya deh iya, susah sama yang suka halu mah.  Silahkan dilanjutkan halunya. Saya mau ngasi makan cacing peliharaan saya dulu" Ben berbicara sok formal, ia lalu melangkah menuju kantin disusul oleh ketiga temannya

🐄🐄🐄

Setelah pulang sekolah Mona memutuskan untuk beristirahat terlebih dahulu di kamarnya, saat ini ia masih menggunakan baju sekolahnya dan hanya mengganti jilbab menggunakan jilbab sorong

Mona menscrool sebuah aplikasi lagu pendek dan joget-joget,

"Aduh ganteng like ah"

"Like lagi"

"Aduh manis banget"

"Masya Allah, kayak gini yang aku maksud"

Begitu seterusnya selama Mona mengscrol,  setiap kali laki-laki tampan selalu ia like,

Tak lama setelah itu ia mendengar suara keributan dari luar kamarnya, sepertinya ia kenal dengan suara itu.

Seperti suara mami dan papi nya,

Huh

Mon menghembuskan napas kasar, lihat saja keributan kecil ini akan menjadi sangat besar dan mengerikan, Mona sudah hafal dengan hal itu.

Setiap pulang dari luar kota, mereka selalu saja bertengkar, bahkan terkadang karena masalah spele, Mona pun tidak tahu pastinya

"Mas!" ujar Mami Mona sedikit ketus saat suaminya tidak mendengarkannnya.

"Mas kamu itu kenapa sih?" Nilam masih mencoba sabar dengan kelakuan suaminya ini

Bagaimana Nilam tidak marah, selesai urusan di luar kota mereka memutuskan untuk pulang, tapi selama itu mereka tak saling bertegur sapa

Entah kenapa suaminya itu, tadi di kantor masih baik baik saja tapi setelah pulang kerumah suasana hatinya mendadak buruk. Muka masam yang selalu ditampilkan oleh sang empu

ArrayanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang