Malam ini hujan mengguyur bumi, suara gemericik air menghiasi dinginnya malam ini.
Niat hati ingin silaturrahmi kerumah Ila tapi Rayan urungkan karena hujan tak kunjung reda dari sore tadi. Rayan duduk termenung seraya memakan kue kering yang ada.
Tak terasa ia sudah menghabiskn setengah toples kacang goreng. Karena merasa lelah sudah mengunyah kacang sebanyak itu ia memutuskn untuk minum.
Selesai minum ia masih ingin menyemili lagi kue kering. Ia melihat lihat kue mana yang menarik perhatian nya. Lama memilih kue apa akhirnya pilihannya jatuh pada permen yupi.
Ia mengambil toples yang berisikan permen yupi teraebut lalu memakannya dengan santai. Ia mulai menghidupkan gawainya dan mencari kartun kesukaannya. Ia mulai menonton dan melupakan dan tidak peduli dengan orang-orang yang berada di sekitarnya.
"Aduuuuh anak bujang. Nonton kartun mulu. Bantuin buna kek jaga adeknya" Sindir Azkia yang baru saja turun bersama dengan Zayyan yang berada di gendongannya.
Rayan tak mendengar suara Azkia. Lantaran ia menggunakan earphone. Dan ia juga sangat khusyuk menonton kartun kesukaannya itu
Memori daun pisang
Nana
Nana
Nana
Rayan menirukan lagu yang dinyanyikan oleh kak ros. Hal tersebut membuat Azkia tersenyum. Setidaknya hal kecil seperti ini bisa membuat anaknya bahagia.
"Abang" Azkia menepuk pelan pundak Rayan. Rayan menoleh dan mendapati sang buna sudah berdiri di sampingnya dengan menggendong sang adik.
"Eh buna, kenapa bun?" Rayan mencopot earphone nya dan mempause kartun yang sedang ia tonton.
"Jagain adek dulu. Buna mau mandi bentar" Rayan mengangguk dan mengambil alih sang adik. Ia meletakkan Zayan di sofa yang ia duduki. Rayan pindah duduk lesehan di bawah dengan beralaskan karpet bulu motid kepala botak ipin, tangan ia jadikan sebagai penghadang agar zayang tidak terjungkal, dan tersungkur
"Zay kalo udah gede jadi playboy aja. Pasti seru"
"Deketin cewek cewek cantik"
"kamu kan ganteng zay"
"Eh gantengan aku deh"
"Zay kamu mau punya adik ga? "
"Mau!!" Jawab Rayan, dia yang bertanya dia juga yang menjawab
"Oke mau ya. Nanti aku bilangin sama papa. Okey ndut" Rayan mencium dengan gemas sang adik sampai-sampai zayan menangis.
"Ulu ulu cup cup cup. Anak gendut gak boleh nangis ntar kalo nangis jadi langsing" senandungnya dengan nada asal
Bukannya berhenti menangis Zayan malah semakin menangis kencang. bayi gembul itu tidak suka jika di panggil gendut. Jika di panggil gendut maka ia akan menangis
"Uluh ulu. Iya gak gendut. kamu langsing kok" Ujar Rayan seraya terkekeh. Zayan mulai meredakan tangisnya.
****
Malam ini kekuarga Bara dan Azkia berkunjung kerumah leora dan Arga untuk bersilaturahmi. Karena kemarin malam tidak sempat mereka putuskan untuk berkunjung pada hari ini
"Senangnya dalam hati. Mau kerumah mertua" Senandung Rayan mulai ngawur
"Emng udh pasti jadi mertua huuu. Pede banget" Ejek Azela
"Ya bismillah aja. apa lu? iri lu?"
"Gak lah. Eh btw kemarin temen lu yang tinggi putih siapa bang? Yang make celana pendek warna abu pas berenang" Tanya Azela mulai kepo
KAMU SEDANG MEMBACA
Arrayan
Teen FictionSAQUEL BARAZKIA Rayan. Laki-laki tengil buah bibit dari Bara. Sifat mereka sangat berbeda, jika bara saat remajanya sangat cool dan pendiam maka rayan memiliki sifat tengil dan absurd. Laki-laki pecinta motif sapi ini sangat menyukai ila. Teman ke...