Akhirnya bisa up juga
Oke jangan lupa like dan komen ea
*
H
A
P
P
Y
R
E
A
D
I
N
G
*"kenapa kebanyakan orang berharap pada pergantian bulan? bukan pada sang pencipta ?"
Sudah 5 hari Mona di rawat dirumah sakit, Ila dan Iva selalu menyempatkan untuk menjenguk Mona dan menghiburnya. Bergitupun dengan teman-teman Rayan yang juga selalu ikut.
Sekarang kondisi Mona sudah lebih baik dari sebelumnya, saat ini Mona tengah duduk bersandar. Ia menelisik ruangan yang ia tempati, suasana nya sangat sepi tak ada siapapun selain dirinya.
Teman-temannya masih sekolah karena sekrang masih jam 9 pagi. Sedangkan orang tuanya? Sudah pergi dengan urusannya sejak semalam.
"Sepi banget" Guman Mona
"Apa gue gak penting ya, sampek gue sakit aja mereka lebih mentingin kerjaan mereka daripada nemenin gue disini"
"Apa seenggak berguna itu gue buat mereka. Padahal disini gue cuma mau ditemenin, dimanjain kek anak-anak lainnya pas lagi sakit, di suapi sama Mami. Ahhahaha ngayal banget deh"
Mona tertawa hambar, menertawakan nasib hidupnya yang menurutnya tidak adil. Ia memiliki orang tua tapi ia seperti tak berguna disini.
Ia ada tapi seperti tak terlihat, yang ia ingin adalah keharmonisa keluarga dan kesempatan bermanja dengan kedua orang tuanya.
Ia ingin merasakan saat sakit di rawat oleh Maminya, di manjakan oleh papinya. Tapi kenyataan tak semanis harapan Mona.
Mona memilih untuk kembali merebahkan dirinya, ia mengambil gawainya yang berada di nakas tepat berada du sebelah ia tidur, nakas tersebut berada di sebelah kiri.
Mona memiringkan tubuhnya kekiri, ia lupa jika luka tusuk itu berada pada perut sebelah kiri.
"Awhhhss" Ringis Mona saat merasakan sakit karena lukanya tertekan
Mona segera mengubah posisinya, ia telentang sambil memegang perutnya yang kembali terasa nyeri.
"Awh, sakit gimana dong ini"
Wajah Mona juga sudah pucat, ia menahan sakitnya. Ia sudah memencet tombol tapi belom ada tanda-tanda dokter ataupun suster yang datang
"Aduuh kemana sih" Gerutu Mona
Bodohnya kenapa ia harus lupa jika luka tusuk itu belum sepenuhnya kering, ceroboh sekali!
Ceklek.
Pintu terbuka, Mona tersenyum lega. Tapi itu bukan dokter melainkan Reza yang datang dengan membawa satu buket coklat kesukaan Mona.
Reza datang dengan wajah bahagia, iya Reza bahagia karena ia bisa menjenguk Mona. Rasanya tiga hari tak bertemu di sekolaj rindunya sudah menggunung.
"Monaaa, ehh lo kenapa?" suara riang Reza berubah panik saat ia mendapati keadaan Mona yang kurang baik dari sebelumnya.
Reza berjalan cepat menghampiri Mona yang masih menahan sakitnya dan tanpa mereka sadari darah mulai keluar dari bekas luka Mona
"Luka gue tadi keteken pas mau ngambil hp" ujarnya
Reza langsung mengarahkan pengelihatannya kearah dimana luka Mona berada.
"Berdarah Mon" kaget Reza
"Tunggu deh gue panggil dokter"
Setelahnya Reza langsung berlari keluar memanggil dokter. Tak lama Reza kembali bersama dengan dokter.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arrayan
Teen FictionSAQUEL BARAZKIA Rayan. Laki-laki tengil buah bibit dari Bara. Sifat mereka sangat berbeda, jika bara saat remajanya sangat cool dan pendiam maka rayan memiliki sifat tengil dan absurd. Laki-laki pecinta motif sapi ini sangat menyukai ila. Teman ke...