Bedah rumah

774 164 16
                                    

Saat tengah berbincang-bincang Ila mendapatkan telfon dari Mona

"Hallo, Assalamualaikum Mon kenapa?" tanya Ila

"Waalaikumussalam hiks" jawab seseorabg di sebrang sana. Dia adalah Nilam. mami nya Mona

"Loh tante kenapa tan? Kok tante nangis"

Ila mendadak panik karena  Nilam menangis histeris,

"Mona  Ila, mona Ila" lirihnya

"Mona kenapa tante?  Tante "

"Halo tante"

"Ila kamu kerumah sakit sekarang ya, rumah sakit cempaka"

"Iya tante. Tapi tan Mona kenap-"

Tut

Sambungan diputus oleh Nilam, ila khawatir dengan keadaan Mona. Ia jadi berpikiran negatif,  kenapa dengan sahabatnya yang satu itu. Semoga  dia baik baik saja

"Kenapa La?" tanya Iva yang ejak tadi memperhatikan Ila yang mengangkat telepon

"Mona, Mona Va. Dia masuk rumah sakit. Gue takut dia kenapa-napa" ujar Ila menahan tangis yang ingin pecah

"Yaudah ayo kita kesana, semoga Mona baik-baik aja"

Setelahnya mereka menuju kerumah sakit untuk mengetahui kondisi Mona

Sesampainya diruangan Mona, merekq melihat Mona yang tengah berbaring di ranjang rumah sakit dengan wajah pucatnya.

Iva dan Ila langsung menghampiri Mona, terlihat Mona sudah sadarkan diri tapi ia tidak mau menatap kedua orang tuanya yang berada di sampingnya. Mona membuang muka berlawanan arah dengan kedua orang tua nya berada.

Ila dan Iva menuju sisi yang kosong, dimana disana terlihat wajah mona yang pucat dengan air mata yang terus mengalir

"Mona" lirih Iva

"Kenapa gini" tanya Ila,  mendapat pertanyaan seperti itu tangis Mona kembali pecah,  air matanya berlinang membasahi pipinya

Ila dan Iva langsung memeluk Mona dengan hati-jati, takut terkena luka Mona yang baru saja selesai di jahit.

Melihat hal itu,  kedua orang tua Mona memutuskan untuk keluar ruangan. Mereka keluar setelah berpamitan dengan Mona dn juga teman-teman Mona yang disana

"Udh Mon, tenang Mon. Lain kali jangan gini ya" ujar Ila mengelus punggung Mona yang bergetar.

Saat ini posisi mona sudah duduk dengan bersandar, setelah Iva mengatur posisi ranjang Mona dengan pas

Mereka melerai pelukan nya, Mona menarik nafas dalan lalu menghembuskannya perlahan.

"Gue c-capek la, va" air mata Mona turun lagi, membasahi pipi chuby itu

Reza yang tak tahan melihat kondisi Mona seprti itu, ia berdiri dari duduknya, menghampiri Mona.

"Mona" panggilnya

"Mau peluk?" tawar Reza

Awalnya Mona ragu, tapi kali ini ia membutuhkan pelukan itu setelah pelukan kedua temannya pelukan Reza adalah pelukan ternyamannya.

Akhirnya Mona merentangkan kedua tangannya, dan menerima pelukan dari Reza. Saat itulah tangis Mona benar-benar pilu. Teman-teman yang melihatnya pun tak tega

"Gue capek Za. Gue cuma pengen mereka akur Za. Apa salah Za? "

***

Malam ini terasa begitu hangat, apalagi di kediaman rumah Bara.  Suasana keluarga yang selalu di impikan oleh setiap orang. Harmonis. Satu kata yang menggambarkan rumah tangga mereka

ArrayanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang