Part 4

240 20 1
                                    

Tiga orang gadis tengah berkumpul di suatu caffe dan tengah memainkan permainan ToD. Putaran demi putaran botol berlangsung tetapi Xaries belum pernah mendapatkan putaran itu. Botol itu berputar lagi dan tibalah akhirnya tertuju pada Xaries. Kedua temannya itu sibuk memaksa ia untuk memilih dare. 

"Cepetan dong! pilih dare aja sih ries!"

"Yee gitu. Yaudah apaan dare nya?"

"Tuh lirik arah jam tiga ada satu sirkel cowo terus lo bisikin ke cowo yang pake baju kaos warna putih 'badan lo bagus tapi kayaknya punya lo kecil' gitu."

Xaries melirik dan seketika matanya melotot kaget siapa targetnya. Sial, itu Dallif kenapa bisa disitu sih. Kenapa harus suaminya yang menjadi target permainan konyol ini. Sementara itu kedua temannya semakin membuatnya naik darah karena berisik memaksanya untuk segera melakukan itu.

"Iya ini gue mau kesana! puas!"

Dalam hati ia merapalkan doa agar selamat dalam misi konyol ini. semangat. Ia berjalan gugup mendekati sang suami. Coba saja ia kemarin memberitahu mereka wajah suaminya maka ini tidak akan terjadi.

Xaries sudah berdiri didekat Dallif dan menatap gugup teman Dallif beserta Dallif. Adel menyadari ada seorang wanita cantik menghampiri mereka tidak tinggal diam.

"Waahh ada cewe, mau kenalan sama mas Adel ya mba nya,"

"Anu itu a—"

"Ga usah malu gitu sini kenalin nama gue Adel."

Dallif masih bertahan di posisinya. Menatap datar objek didepannya. Apa-apaan Adel ini semua cewek mau di embat.

"Gue mau ngomong ama temen lo ini bolehkan?" Ucap Xaries sambil menunjuk Dallif.

"HAHAHAHHAHA! MAMPUS LO DEL! ANJING KETAWA GUE, PEDE NGENALIN DIRI YANG DIMAU TEMEN SENDIRI."

Memang dasar Lino suka mengejek Adel. Dallif yang menjadi sasaran hanya menoleh sambil menaikkan satu alisnya.

"Udah-udah. Lo mau ngomong apa sama temen gue?" Lerai Orfeo dikarenakan jika tidak dilerai maka akan ribut sampai nanti.

"Gue bisikin aja ya."

Tanpa persetujuan dari Dallif ia mendekatkan mulutnya kearah telinga Dallif.

"Lip gue cuman mau ngomong badan lo bagus tapi kayaknya punya lo kecil." Bisik Xaries tepat ditelinga Dallif.

Dallif yang mendengar itu melotot. Bisa-bisanya istrinya bicara seperti itu. Sementara gadis itu sudah duluan kabur ke tempat duduknya dengan muka merah. Dallif sontak melihat kebawah. Sial, gadis itu merendahkan lolipopnya.

"Ngapain pake melotot lo abis dibisikin ama cewe cantik."

Dallif sebisa mungkin mencoba menormalkan wajahnya.

"Bini gue tadi."

Mereka bertiga mengangguk seolah paham tapi seperkian detik mereka kaget.

"Anjing! Bini lo?" Adel kaget pasalnya ia baru saja akan menggoda gadis itu yang ternyata istri dari sahabatnya. Dallif hanya mengangguk.

"Waaaah parah untung ga lo godain tuh cewe Del, perang lo ama Dallif si kaku ntar."

"Pertemuan yang tidak disangka anjir." Orfeo juga tidak menyangka bakal bertemu istri Dallif dalam keadaan seperti ini.

Sementara gadis itu sudah duduk kembali di tempatnya. Menahan malu tentang apa yang ia katakan tadi.

"Anti mainstream kan kita." Bangga Patia.

"Biji mata lo kotak!" Xaries masih bersungut-sungut malu.

"Asal lo tau itu orang suami gue bajingan."

Dallif & XariesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang